Permainan telah usai. aku segera menuju ke pinggir lapangan. aku mengelap keringat ku. aku melihat dia sedang bersama dengan Naila. kenapa aku merasa sakit ya? padahal aku sadar, aku bukan siapa-siapanya dia. aku berusaha mengalihkan pandangan ku ke sebelah kiri. tak ku sangka, seseorang menghampiri ku. aku berdiri dengan sangat canggung.
"Kamu, anaknya Bu dahlia ya?" tanyanya. aku heran kenapa dia bisa tahu nama ibu ku?
"Ko kakak tau?"
"Iya, kakak dulu diajarin sama Beliau" jawabnya. rasa penasaran ku terjawab sudah. ternyata dia adalah kakak angkatan ku sewaktu SD. tapi kenapa aku sama sekali tidak kenal sama dia?
"Oh gitu ya ka. emang iya yah?" tanya ku masih ingin meyakinkan hati ku.
"Iya bener. kalau gak percaya, coba tanya sama beliau, masih inget gak sama Ghein.." aku hanya mengangguk.
"Yaudah kakak ke sana dulu yah" pamitnya. aku mengangguk. sejenak aku diam dan melihat ke arahnya pergi. aku lupa meminta nomor telfonnya. aku sadar, dia sudah jauh pergi. aku mendumel sendiri dan kesal sekali dengan diri ku karena tidak bisa berfikir untuk meminta nomor telfonnya. kenapa setiap laki-laki yang terlihat manis, aku sangat suka memandangnya? cuma suka. ibaratnya aku mengidolakan mereka.
"Ah aku mikir apa sih?" dumel ku.
"ahhhh.."
aku kesal kemudian segera menghampiri Meygumi dan Nisaa. mereka ternyata sudah lama menunggu ku.
"Kamu kemana aja Ra? kita nunggu kamu di sini dari tadi" ucap Meygumi. aku hanya menyengir saja ketika sampai. ada hawa-hawa kesal yang ku rasakan di sini. aku sudah membuat mereka menunggu.
"Orang dateng bukannya di kasih handuk.. dikasih minum.. ini malah dikasih ocehan" gerutu ku yang sambil bercanda itu. makin jadi manyunnya Meygumi dan Nisaa. sekali lagi aku hanya tertawa melihat kelakuan mereka.
"Udah udah.. yooo masuk yooo ke kelas." ajak ku memecahkan suasana yang sedang tidak enak itu.
"Tunggu.. kita kan masih ada jadwal buat demo ekskul futsal?" Nisaa, aku dan Meygumi bingung.
"Bukannya udah ya tadi?" tanyanya Meygumi.
"Ooo iya ya." jawab Nisaa yang memang lagi eror. aku dan Meygumi tertawa lalu Nisaa pun ikut tertawa.
"Yaudah kita ke kantin aja yuk.." ajak Nisaa. Aku dan Meygumi menghentikan tawa kami. aku rasa itu ide yang bagus. aku terlalu banyak menggunakan energi hari ini. sampai lupa makan dan minum yang cukup.
"Oke deh.. ayo kita ke kantin."
"Ayo."
Kami pun akhirnya setuju ke kantin. tidak terlalu jauh dari lapangan. di sepanjang perjalanan menuju kantin, kami bersenda gurau bersama. Nisaa bercanda dengan meygumi. Nisaa terus menjahili Meygumi. Meygumi yang kesal kemudian mengejar Nisaa. aku agak tidak senang dengan sikap mereka. padahal aku tahu itu hanya bercanda.
"Jangan lari nanti jatoh." Lirih ku.
"Gak kena.. sini ayo kejar.."
"Braaaaaaaaaak......"
"Aduuuhhhh........"
Terlihat Nisaa yang sudah terkapar di atas aspal. aku yang kaget tidak bisa berbicara apa-apa saat itu.
'Kenapa omongan aku jadi kenyataan gini?' batin ku bertanya-tanya.
"Nis.." pekik ku lirih kemudian langsung mendekati Nisaa. tak tega sebenarnya. tapi aku masih bingung dengan apa yang barusan aku ucap. mengapa aku bisa berkata demikian.
'Harusnya aku gak ngomong gitu..' batin ku merasa bersalah.