Chereads / Mysterious(2) / Chapter 19 - 19

Chapter 19 - 19

"Kamu gak kenapa-napa Nis?" tanya ku yang hanya diam berdiri di dekatnya. tidak berfikir untuk segera membangunkannya dulu. aku ingat kata Ibu, kalau ada orang yang jatuh, harus dia yang bangun sendiri. aku tidak tahu kenapa. mungkin ada hubungannya dengan kesehatan orang yang jatuh. Ibu hanya bilang seperti itu.

"Aduh.. kamu bukannya bantuin aku sih!" bentah Nisaa. aku semakin bingung. apa yang harus aku lakukan.

"Maaf ya Nis. aku gak bantu kamu. aku gak tau harus gimana? kata ibu, aku gak boleh bangunin orang yang habis jatuh. kalau aku jatuh pun gak boleh ada yang bangunin. harus aku yang bangun sendiri. maaf ya jadi aku gak bangunin kamu deh.." jelas ku panjang lebar. Nisaa hanya menatap aku dan Meygumi dengan tatapan sinis. aku merasa sangat bersalah dengan Nisaa. beberapa murid perempuan dari kelas lain yang melewati tempat Nisaa jatuh pun menertawakan Nisaa yang masih duduk di atas aspal. aku tidak senang dengan perlakuan mereka kepada teman ku yang sedang terkena musibah tersebut. jiwa kepahlawanan ku bergejolak. buru-buru aku mendekati mereka dan menghadang jalan mereka.

"Eh.. eh.. apa yang lucu?" tanya ku dengan nada yang santai tidak ada niat ku untuk mencari gara-gara dengan mereka. aku hanya ingin bertanya. apa yang lucu sebenarnya sampai mereka tertawa seperti itu?

"Dih kenapa loe?" tanyanya sinis dan agak merasa terganggu dengan kehadiran ku. aku menatapnya sinis.

"Loe yang kenapa?!" tanya ku balik dengan nada agak membentak, hampir menyamai nada awalnya. 3 orang Siswi di belakangnya mencoba untuk menarik seseorang yang berada di depan mereka.

"Udah Shasa! loe jangan kepancing sama dia." gumam salah satu temannya.

"Iya Sha! biar gimana pun, dia tuh ga pantes ngobrol sama loe. dia tuh cuman siswa biasa. siswa dari keluarga gak mampu! siswa miskin!" salah satu temannya yang lain menyahut dengan nada yang agak sedikit ditekan. aku yang mendengarnya merasa sakit. Nisaa dan meygumi menghampiri ku. mereka agak bingung dengan sikap ku yang hanya diam mematung saat dihina dan dicaci dengan mereka.

"Kamu kok diem aja sih Ra? kamu itu lagi di hina! Nisaa di ketawain aja kamu marah banget kayaknya. masa kamu diem aja sekarang?" tanya Meygumi. aku masih saja diam. aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Ra! jangan diem aja dong!" Nisaa memanggil ku sembari menyenggol bahu ku ke arah depan.

'Apa yang harus aku lakuin? aku gak tau yang mana yang harus aku ambil. aku ngalah atau aku harus ladenin mereka. Ayah pernah bilang, jangan sampai ribut cuma karena masalah sepele. tapi Ibu bilang, jangan mau harga diri diinjek-injek. kalau kita gak salah, jangan takut. aku harus gimana..' Batin ku agak bingung dengan apa yang harus aku pilih. memang sedari dulu, ayah dan ibu selalu mengajari ku dengan teori yang berbeda. aku sampai tidak tahu harus mengikuti yang mana? mungkin kedua-dua nya benar. tapi disini jadi aku yang agak kesal karena harus disudutkan dengan pilihan. dan aku sangat benci memilih. tapi di dunia ini harus memilih. kalau tidak, tidak akan bisa menentukan jalan sendiri.

"Oh jadi dia siswa miskin yang cuma bisa ngotor-ngotorin tangan gue aja?" Tanya Shasa, orang yang sedang berurusan dengan ku tadi, dengan nada sinis dan agak mengejek dan merendahkan ku. aku hafal betul nada bicara dan gimik wajahnya itu. aku geram dan agak mulai kesal dengan mereka. dengan omongan mereka yang menusuk ke hati ku. aku sangat kesal.

"Udah yuk cabut. buang-buang waktu gue aja!"

"Yuk!"

"Yuuk yuk"

"Bye cewek miskin" ledeknya lagi. lagi-lagi aku hanya diam. aku hanya diam membisu. tak bergeming, tidak pula bertindak apapun. seakan tubuh ku berubah menjadi patung. aku sangat kesal dengan diri ku sendiri. kenapa aku sepengecut itu dengan mereka semua? kenapa aku hanya diam saat mereka mengejek ku dan merendahkan harga diri ku?

"Ra! kamu kok diem aja sih?!" tanya Nisaa dengan nada sinis. nampaknya Nisaa naik darah karena ucapan mereka tadi. sama seperti ku, ia tidak bisa berbuat apa-apa. apa karena dirinya yang sedang dalam keadaan tidak memungkinkan makanya dia tidak ingin membantu ku lebih? aku paham kondisinya. kalau Meygumi, aku paham dia cuma salah satu followers. tidak ada kuasa apapun untuk mengambil keputusan. dan tidak ada keberanian sama seperti diri ku. bahkan kalau difikir-fikir, aku dan dia berbeda jauh. dia bersikap terlalu tertutup dan tidak berani mengambil tindakan.

"Aku gak papa Nis, Mey. aku cuma gak mau aja ada keributan. lagian aku gak kenal sama mereka. bener kata mereka, ngapain juga buang-buang waktu." jawab ku enteng.

'Eh..' aku kaget dengan jawaban ku. kenapa aku bisa dengan mudah mengambil keputusan seperti ini. aku masih bingung. tapi akhirnya aku mengerti. aku mengerti sekarang. aku harus pelan-pelan dalam mengambil keputusan. jangan sampai aku salah langkah dan jangan sampai aku jadi menyesal dengan pilihan ku sendiri.

"Harusnya kamu hajar aja Ra, kamu tarik kepalanya , kamu tendang perutnya pake dengkul kamu begini.. Awwwwss.." greget Nisa sembari mempraktikan semua ucapannya itu dan terakhir di kaki. kakinya memang sedang sakit, mungkin akibat dari jatuh tadi. aku tertawa kecil melihat rintihan Nisaa. tidak ada niat mentertawai. hanya saja kelakuannya itu sangat lucu, membuat aku ingin tertawa saja. seperti anak kecil.

"Makanya jangan banyak gerak dulu" ledek ku, aku dan meygumi tertawa kecil, nisaa melanjutkan marahnya lagi. tawa kami pun semakin menjadi.

"Udah ah. ayo kita ke kelas. aku udah gak mood makan." Ajak Nisaa. aku dan meygumi berhenti tertawa.

"Aku kan mau makan" ucap ku yang sedari tadi memang sudah memegangi perut ku yang sakit, entah akibat kelaparan atau akibat terlalu banyak mentertawakan Nisaa tadi. entahlah, mungkin aku sudah kena karma.

"Yaudah kita beli makanan. tapi habis itu langsung ke kelas ya" ucap nisaa, kami semua setuju. kemudian melanjutkan untuk membeli makanan dan kemudian kami pun bersama-sama menuju kelas sementara kami.

Hari berganti. sudah banyak kisah yang aku lalui sejak masa Ospek kemarin. kini kami sudah resmi menjadi murid di sekolah menengah pertama tersebut. kami mulai memakai baju putih dan bawahan warna biru navy. aku melangkah menuju koridor sekolah lantai dasar. sembari melihat kertas yang tertempel di jendela setiap kelas yang katanya sudah tertuliskan nama siswa baru. mereka para panitia sudah membagi kelas kami secara resmi. aku melihat perlahan dan tentunya secara bergantian dengan siswa lain.

"Di kelas 7-1 bukan." lirih ku, kemudian menuju ke kelas sebelah. aku melihat lagi secara seksama. kemana nama ku? apa tidak ada? apa mereka melupakan nama ku? apa mereka tidak mencantumkan nama ku di dalam daftarnya?

"Di kelas 7-2 juga gak ada." lirih ku lagi sembari terus mencari. di setiap kelas. kemudian aku melihat nama ku. ada di kelas 7-4. aku senang karena sudah menemukan kelas ku. tapi aku bingung, kemana teman-teman ku yang lainnya. kemana Meygumi dan Nisaa?

"aku tunggu aja deh di sini" lirih ku sambil menunggu di depan koridor kelas ku.

"Dooorr.." seseorang mengejutkan ku dari belakang. sontak aku kaget dan tak sengaja melayangkan tangan ku.

"Plaaakk..."

"Aduhh"

Di sana terlihat Meygumi sedang memegangi lengan kirinya. aku kaget sekali.

"Mey. mmm maaf aku gak lihat, maaf ya aku gak sengaja abis aku kaget" ucap ku yang merasa bersalah.

"Sakit tau aww..." rintihnya. aku semakin tidak enak saja dengan dia.

"Ah maaf aku gak tau mey. abisnya kamu ngagetin aku aja sih." gumam ku semakin terpojok dan malah memojoki meygumi tanpa sadar. tapi memang semuanya bukan sepenuhnya salah ku juga sih. kenapa dia mengejutkan ku seperti itu. aku kan lagi bengong.