Kemudian setelah itu, aku bersama meygumi dengan segera menuju tukang penjual balon udara dan segera membelinya. aku mengeluarkan uang dari dalam saku ku.
"1 pak." gumam ku. ia memberikan balon kepada ku. seperti kembali ke masa kecil dulu.
"10.000 neng"
"Haaa?" gumam ku menganga. aku terkejut dengan harga balon yang begitu mahal. aku melihat uang ku nampaknya kurang. aku hanya membawa 5000 rupiah saat itu. Meygumi yang mengerti segera mengeluarkan uang dari sakunya. dan kemudian membayarnya.
"Terimakasih mey" lirih ku. meygumi masih saja cemberut kepada ku. aku memaklumi itu. aku hanya tertawa kecil melihat sikapnya yang masih kekanakkan itu. kemudian aku menuju ke area dalam sekolah baru ku.
kami mengumpulkan semua yang diperintahkan untuk di bawa. kami memberikannya kepada panitia. kemudian kami segera memakai atribut lucu untuk ospek. sebetulnya sangat malu jika dilihat orang lain, ya tapi memang begitu ketentuannya. mau bagaimana lagi?
kami segera mengikuti APEL pembukaan di siang hari yang begitu terik itu. setelahnya, kami dipandu oleh beberapa orang senior untuk memasuki kelas atau gugus yang sudah ditentukan sesuai barisan. terdapat banyak gugus karena banyak sekali murid-murid baru yang sebaya dengan ku. aku duduk di samping meygumi di barisan paling belakang. ketika aku masuk dan duduk di kelas, aku melihat banyak orang yang tak asing bagi ku.
"Nisaa?" sapa ku. ia menoleh ke arah ku dan tersenyum dengan ku. ia menarik tangan ku.
"Kamu duduk di sini aja Ra!" paksa Nisaa. aku tidak enak dengan Meygumi. aku menengok ke arah meygumi
"Aku sama meygumi." jawab ku. ia masih terus memaksa ku dengan menarik-narik tangan ku secara terus menerus.
"udah sih sini aja" ia masih memaksa ku demikian.
"Udah gak papa Ra, kamu di situ aja." ucap meygumi mengalah. aku sebetulnya tidak enak hati dengan meygumi. tapi mau gimana lagi?
Aku duduk sambil menunggu materi yang akan diberi oleh senior. aku melepaskan seluruh pandangan ku ke sudut ruang kelas. banyak wajah baru yang baru ku lihat. tapi dunia itu sempit! aku melihat sahabat sepermainan ku waktu kami masih berusia 4 tahun. aku melihat Naila. aku senang bisa melihat naila kembali setelah sekian lama tidak melihatnya. sudah sekitar 6 tahun lalu. namun ada yang berbeda dari naila. dia bertambah.. cantik.
setelah materi di berikan, kemudian jam kosong untuk beristirahat. aku berniat untuk pergi ke kantin bersama Meygumi.
"Mey ke kantin yuk.." ajak ku.
"Eh aku ikut ya." pinta Nisaa. aku hanya mengangguk ragu. kemudian kami menuju kantin melewati Naila yang sedang duduk di depan pintu.
"Naila.." Sapa ku dengan gemetar. Naila tersenyum kepada ku. ia nampak seperti orang yang bingung. seperti tidak mengenali ku sama sekali. melihat responnya yang seperti tidak mengenali ku, aku jadi sedih. sangat sedih. kenapa teman dekat sewaktu aku kecil tidak mengenali ku sama sekali.
"Ra. kenapa kamu bengong di jalanan? ayo ke kantin" ajak Meygumi. aku yang menyadarinya pun mengangguk kemudian pergi menuju kantin.
sehabis ke kantin, pengenalan dan orientasi pun dimulai kembali. ada seseorang yang aku terus perhatikan dari jauh. bagi ku, ia sangat manis. aku tidak konsen dengan apapun yang ia katakan. aku hanya terus menerus memandanginya.
"Hey kamu.." namun, ia menggodai Naila saat aku sedang memperhatikannya. mendadak aku berubah mood. kenapa dia bisa menggodai sahabat kecil ku dulu? aku baru saja ingin mulai menyukai dia. kenapa sih Naila bikin semuanya begini? batin sebelah kiri ku berargumen. tapi batin sebelah kanan ku berfikir, Aku bukan siapa-siapa baginya. lagi pula, mereka berdua cocok. mereka berdua pantas. aku? siapa aku?
untuk pertama kalinya aku merasakan sakit hati yang cukup dalam untuk masalah percintaan di dalam hidup ku.