Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 21 - Chapter 20 - Ice Skating

Chapter 21 - Chapter 20 - Ice Skating

~Happy Reading~

Gia dengan cepat menghabiskan makanannya dan dengan semangat menarik Junzhi untuk berdiri. "Tolong ambilkan sepatuku di samping meja kerjaku."

"Ada apa Tuan Putri?" Junzhi terpaksa menyelesaikan makanannya yang belum selesai dan berdiri disamping Sang Putri.

"Hehehehehe... ini saat yang bagus untuk menari di halaman belakang."

"Tapi bukankah pelayan mengatakan halaman belakang telah membeku dan menjadi licin, itu akan berbahaya untuk di sana." Junzhi mencoba menasehatinya.

Gia menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini saat yang bagus untuk menari." Gia meraih matel musim dinginnya dan dengan cepat keluar dari kamarnya. "Jangan lupa amblikan sepatuku ya!" Serunya sambil berlari keluar.

"Tuan Putri jangan berlari! Nanti anda akan terjatuh." Ingatnya dengan khawatir.

Gia menoleh sebentar dan tersenyum. "Jangan khawatir."

Junzhi memandang Sang Putri yang semakin menghilang dari pandangannya, ia sangat khawatir dengannya karena musim dingin sudah datang dan dia hanya menggunakan matel yang tidak terlalu tebal melindungi tubuhnya. Ia khawatir jika ia akan jatuh sakit apalagi ulang tahunnya sebentar lagi.

o0o

Gia memandang halaman belakang yang telah membeku karena ulah pelayannya yang tidak sengaja menumpahkan air dan membuat air membeku dengan cepat karena musim dingin, dia tidak marah dengan mereka malah dia sangat berterimakasih dengan pelayan yang telah menumpahkan air, ia akhirnya bisa melakukan salah satu hobinya.

"Tuan Putri ini sepatu anda." Junzhi menyerahkan sepatu aneh ditangannya pada Putri Jialin, ia sedikit heran dengan sepatu yang diciptakan tuan putrinya, bentuknya memang mirip dengan sepatu biasa namun terdapat potongan besi pipih berada di bawah sepatu, ia tidak yakin sepatu seperti itu bisa digunakan.

"Terimakasih." Gia menerimanya dan duduk melepaskan sepatunya dan menggantinya dengan sepatu khusus ice skating yang telah ia ciptakan beberapa hari lalu untuk menyambut musim dingin. Ketika musim dingin tiba di dunianya dulu, Gia suka bermain ice skating di danau yang telah membeku pada festival musim dingin di kotanya dulu, ketika bermain ice skating ia merasa bebas tanpa beban dan menjadi dirinya sendiri bukan agen rahasia yang melakukan pekerjaan yang berbahaya.

Hal favorit selain bermain ice skating tentunya adalah bernyanyi, apalagi jika bermain ice skating sambil bernyanyi itu adalah hal paling yang menyenangkan dalam kehidupan kesendiriannya.

Setelah selesai memakai sepatu ice skating Gia meluncur di tengah halaman dengan mulus tanpa tergelincir. Ia memejamkan matanya dan mengingat lagu yang akan dia nyanyikan.

Mulutnya perlahan terbuka dan menyanyikan sebuah lagu.

Bayangkan tidak ada surga

Ini mudah jika kau mencoba

Tidak ada neraka

Di bawah kita

Di atas kita hanya langit

Bayangkan semua orang

Hidup untuk hari ini

Junzhi menutup mulutnya terkejut melihat tarian indah yang dilakukan Sang Putri, ia sungguh tidak percaya ada sebuah tarian yang dapat ditarikan di atas es yang membeku. Ia semakin membelalakan matanya melihat tarian Sang Putri sangat indah seolah melihat seorang peri yang turun dari langit membawakan berkah yang indah.

Bayangkan tidak ada negara

Hal ini tidak sulit dilakukan

Tidak ada yang bisa membunuh atau mati

Dan tidak beragama juga

Bayangkan semua orang

Hidup dalam damai

Gia merentangkan tangannya dan meluncur dengan mulus, ia mulai melakukan manuver indah dengan berputar di udara sebanyak tiga kali dan mendarat dengan mulus, tubuhnya terus bergerak mengikuti nyanyian indah yang ia nyanyikan, meluncur, berputar, bergerak seolah ia menari diatas awan yang lembut.

Dan kau

Kau bisa bilang aku pemimpi

Tapi aku bukan satu-satunya

Ku harap suatu hari kau akan bergabung dengan kami

Dan dunia akan menjadi satu

Seorang pemuda yang tidak sengaja melewati halaman belakang berhenti sejenak ketika mendengar nyanyian yang familiar baginya, ia mencari asal suara dan bersembunyi dibalik bangunan mengintip apa yang dilakukan si pemilik suara.

Bayangkan tidak ada harta

Aku ingin tahu apakah kau bisa

Tak perlu serakah atau kelaparan

Sebuah persaudaraan manusia

Oh oh oh

Bayangkan semua orang

Berbagi ke seluruh dunia

(Avril Lavigne - Imagine)

Matanya terbuka lebar mengenali si pemilik suara dan ia semakin terkejut melihatnya menari di atas es seolah peri yang turun dari langit. Ia sungguh tidak percaya melihat sambutan tak sengaja setelah ia kembali dari berlatih kultivasi.

Gia berhenti menari sambil merentangkan tangannya untuk mengakhiri penampilannya, ia tersenyum lebar setelah melakukan ice skating yang merupakan hobinya di musim dingin, tak dihiraukannya udara dingin yang mulai ia rasakan karena mantelnya yang tak cukup tebal melindunginya dari hawa dingin, ia memilih mantel yang relatif sederhana karena tidak akan akan menyulitkannya untuk bergerak.

Gia meluncur kembali ke tepi halaman dan menghampiri Junzhi yang telah menunggunya. "Bagaimana penampilanku?"

Tanpa sadar Junzhi meneteskan air mata setelah melihat penampilan Sang Putri yang sangat memukau. "Indah, sangat indah dan menakjubkan." Junzhi menyeka air matanya.

"Hei hei hei kenapa kamu malah menangis."Gia tertawa kecil melihatnya menangis dan membantunya menyeka air matanya. "Dasar cengeng."

Junzhi cemberut mendengar ejekannya. "Ini air mata kebahagiaan."

"Ya ya ya kau sangat bahagia melihatku menari, lain kali aku akan menarikan sesuatu yang indah." Gia berfikir sejenak. "Bagaimana dengan balet."

"Balet?" Junzhi memiringkan kepalanya bingung.

"Hahahaha lain kali aku perlihatkan." Gia sedikit menyesal mengatakan balet pada Junzhi ia pasti sangat penasaran apa itu balet.

"Ayo kembali, aku harus ke ruanganku untuk mendesain pakaian musim dingin yang bagus dan efesien." Setelah selesai menari Gia merasakan tubuhnya mengigil kedinginan karena pakaiannya yang tak cukup bagus melindunginya, ia harus menciptakan pakaian musim dingin yang bagus namun tidak terlalu tebal agar memudahkannya bergerak.

Gia melepaskan sepatu ice skatingnya dan menggantinya dengan sepatu yang tadi ia gunakan, setelah selesai ia berdiri dan berjalan mendahului Junzhi. "Ayo!"

"Ini jubah anda Tuan Putri." Junzhi menyerahkan jubah besar dan hangat pada Gia ketika melihatnya menggigil.

Gia tersenyum kecil. " Terima kasih." Kemudian ia berjalan meninggalkan halaman belakang.

Junzhi lantas berjalan mengikuti Sang Putri namun tiba-tiba ia merasakan seseorang membekap mulutnya. "Hmppp... hmmmppp..."

Pemuda itu meletakan telunjuknya didepan bibir. "Shuttt jangan berisik, ini aku."

Junzhi menoleh untuk mengetahui siapa yang telah membekapnya, matanya terbuka lebar ketika melihat orang yang sangat ia kenali.

"Tolong bantu aku ambilkan gambar sepatu yang digunakan Jialin tadi, aku ingin membuatnya persis seperti miliknya."

Junzhi mengangguk dengan setuju karena ia sangat mengali siapa pemuda ini dan tidak memiliki niat jahat pada Putri Jialin.

"Bagus, dan tolong rahasiakan kedatanganku ya, aku akan muncul saat acara ulang tahunya." Pintanya dan melepaskan tangan yang membekap mulut Junzhi.

"Sekarang cepat ikuti Jia, nanti dia akan bingung mencarimu."

Junzhi menangguk dengan cepat dan berjalan meninggalkan, ia tidak lupa membukuk terlebih dahulu mengingat statusnya yang lebih tinggi darinya.

Pemuda itu memandang kepergian Junzhi dengan mata yang lembut, ia menghela nafas sejenak ketika memikirkan tarian Jialin yang cukup asing baginya.

"Apakah kamu Jia seperti yang kukenal?"

o0o

Seorang pelayan tengah berjalan disalah satu paviliun di istana Kekaisaran, beberapa pelayan yang dilewatinya segera menunduk mengingat statusnya yang sedikit tinggi dari mereka. Namun, pelayan itu tidak menghiraukan semuanya dan tetap berjalan hingga sampai disalah satu ruangan, tanpa ada yang menghentikannya ia segera masuk.

Dengan sopan ia mengetuk pintu ruangan tuannya.

"Tuan pelayan ini datang untuk melapor."

Orang yang didalam menghentikan aktivitasnya dan menyuruhnya masuk.

"Masuklah!"

Pelayan itu masuk dengan kepala menunduk dan menutup pintu perlahan.

"Tuan persiapan acara ulang tahun Putri Jialin sudah siap, besok acara tersebut akan dimulai."

Orang itu yang mendengar laporan pelayannya menyeringai jahat ketika memikirkan sesuatu.

"Bagus ternyata persiapannya sudah selesai" Dia menyeringai kejam.

"Suruh pelayan kita untuk mengguyur panggung itu dengan banyak air hingga besok akan membeku dan tidak bisa digunakan."

"Baik tuan"

Dia mengetuk-ketukkan jarinya di meja. "Ingat lakukan dengan rahasia!"

"Baik tuan"

Setelah kepergian pelayan, orang itu melihat lukisan Putri Jialin dan menusuknya dengan jarum.

"Selama aku masih hidup akanku buat kamu menderita selamanya, inilah akibat telah mencuri semua milikku Jialin."

Orang itu terus menusuk-nusuk hingga merobek lukisan Putri Jialin.

oOo

Di istana gelap di hutan terlarang

"Zhouming menurutmu hadiah apa yang cocok untuk istriku?" Sosok itu tengah duduk bermalasan-malasan ditahtanya dan bertanya pada bawahannya.

Zhouming yang mendengar Master meminta pendapatnya segera mengutarakan pendapat pribadinya. "Master anda bisa menghadiahkan mutiara cahaya kepada Putri, beliau pasti suka."

Sosok itu yang mendengar saran bawahannya segera duduk tegak, ia tidak memikirkan tentang mutiara cahaya. Jika ia menghadiahkan mutiara cahaya yang indah itu ia pasti suka. Karena mutiara cahaya sangat langka di Benua Tianzi dan banyak orang mengincarnya.

"Saran yang bagus Zhouming, ambilkan mutiara cahaya di gudang!"

Zhouming tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa, ia tidak habis pikir kenapa masternya menyimpan mutiara cahaya yang indah dan langka di gudang. Jika ia menjadi master pasti ia akan menggunakan mutiara cahaya untuk menerangi istana gelap yang suram ini!

-TBC-