Semua bangasawan yang diundang ke acara ulang tahun Putri Jialin sudah mulai berdatangan, mereka memasuki gerbang utama dengan rapi dan menunjukan undangan agar bisa masuk. Tanpa undangan mereka tidak akan bisa masuk karena istana Kekaisaran memiliki aturan yang ketat sehingga orang-orang masuk ke istana kekaisaran harus memiliki posisi yang jelas di istana atau mendapatkan undangan dari keluarga kekaisaaran hal ini di lakkukan untuk menjaga anggota kekaisaran dari orang-orang yang memiliki maksud yang buruk. Beberapa penjaga istana dikerahkan untuk menjaga keamanan istana selama acara berlangsung.
Semua orang telah menyiapkan hadiah yang baik untuk Putri Jialin, karena sejak penampilan Sang Putri di ulang tahun Kaisar, mereka sadar bahwa posisi Putri Jialin sekarang bukanlah seperti dulu lagi, ia sudah berubah dan Kaisar mulai memperhatikannya, jadi mereka harus menyiapkan hadiah yang baik untuk menyenangkan Sang Putri.
Para pelayan memasuki Taman Bunga, tempat acara dilaksanakan untuk mempersiapkan semuanya agar pesta berjalan lancar. Namun, ketika mereka melihat panggung pertunjukan mereka terkejut melihatnya sebab telah membeku karena air. Sontak mereka sangat ketakutan melihatnya, dan segera melapor kepada Kaisar untuk menyelesaikan masalah, karena sudah menjadi tradisi umum bahwa sebuah acara atau perjamuan yang diadakan harus menyiapkan panggung pertunjukkan, agar menghibur para tamu dan memperlihatkan bakat muda Kekaisaran, tanpa adanya panggung tersebut sebuah acara atau perjamuan akan dianggap lelucon diseluruh Kekaisaran.
Salah satu pelayan yang memimpin persiapan acara itu berkeringat dingin ketika melihat panggung pertunjukan yang telah membeku, ia sedikit menarik pakaian bawahnya untuk mempermudah gerakannya dan berlari menuju kediaman Kaisar untuk melaporkan insiden tersebut.
Gia dan Junzhi berjalan sambil berbicara untuk menuju Taman Istana, mereka dengan asyik membahas acara tersebut dan penasaran pertunjukan apa yang akan ditampilkan pada acara ulang tahunnya. Gia menghentikan pembicaraannya ketika melihat seorang pelayan berlari terburu-buru.
Gia mencengram lengannya dan menghentikannya. "Kenapa kamu berlari?"
Pelayan itu terkejut melihat Putri Jialin yang menghentikannya, ia segera sadar dan memberi salam. "Salam yang mulia maaf nucai tidak menyadari keberadaan anda, dan tidak segera memberi salam."
(Nucai = Cara pelayan pria memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)
"Lupakan saja, sekarang jawab pertanyaanku!" Gia mengibaskan tangannya pelan.
Pelayan itu tak berani membantah dan menjawab dengan jujur. "Lapor yang mulia, panggung yang digunakan untuk pertunjukan telah membeku dan tidak bisa digunakan nucai ingin melaporkannya pada Kaisar."
Gia yang mendengarnya malah menyeringai senang, ia tidak menghentikan pelayan itu dan melepaskannya.
"Kalau begitu cepat laporkan pada Kaisar!" Dia mendorongnya pelan.
Pelayan itu bingung mengapa Sang Putri malah terlihat senang? "Baik yang mulia nucai permisi dulu" Pelayan itu menunduk hormat dan pergi melapor pada Kaisar.
Gia membalikkan tubuhnya menghadap Junzhi. "Junzhi ambil 2 bungkusan kain disamping ranjangku!" Gia memerintahkan Junzhi yang disampingnya.
"Untuk apa Yang Mulia?"
Gia menyeringa kecil. "Kau akan tahu."
Dengan patuh Junzhi melaksanakannya. "Baik yang mulia"
Setelah memastikan Junzhi pergi ia pergi menuju Taman Bunga dan memanggil semua pelayan untuk menghampirinya. "Hei kalian semua kesini!"
Mendengar panggilan Sang Putri semua pelayan menjadi ketakutan ketika mengingat panggung pertunjukan yang telah membeku dan tidak bisa digunakan, dengan gemetar mereka menghampiri Putri Jialin.
"A... Ada yang bisa kami bantu Yang Mulia?" Tanya salah satu pelayan dengan gugup.
Gia tersenyum dan berkata. "Kalian panggil semua tamu dan persiapkan acaranya!"
Semua pelayan tersentak kaget mendengar perintahnya, apakah Putri Jialin tidak melihat panggung yang membeku di belakang mereka? "Tapi yang mulia panggung pertunjukan telah membeku dan tidak bisa digunakan"
Gia mengibaskan tanganya pelan. "Kalian tidak perlu khawatir panggung pertunjukan, itu masih bisa digunakan."
"Ta..tapi... yang mulia..." Semua pelayan ragu melaksanakan perintah Putri Jialin.
"Apa? Kalian berani membantah perintah Putri Kekaisaran ini?" Gia mencoba mengancam mereka dengan statusnya agar mereka segera melaksanakan perintahnya.
Semua pelayan gemetar ketakutan tidak berani membantah dan mulai mengerjakan perintah Putri Jialin, mereka seolah diingatkan insiden penjaga istana yang akhiranya di hukum atas perintah Kaisar. Beberapa pelayan mulai merapikan tempat dan mengeluarkan hidangan di Taman Bunga, yang lain mulai menggiring para tamu undangan ke Taman Bunga.
Semua tamu yang memasuki Taman Bunga dan terkejut ketika melihat panggung pertunjukkan yang telah membeku dan tidak bisa digunakan, semua orang mulai mencemooh Putri Jialin dalam hati karena bahkan langit pun tidak mendukung acara ulang tahunnya.
"Lihat panggungnya telah membeku pasti langit tidak menyukai Putri Jialin."
"Kau pikir dengan berubahnya Sang Putri langit akan mulai menyukainya? Hahahaha... langit hanya menyukai orang-orang dengan kekuatan."
"Benar jika aku menjadi Putri Jialin pasti aku akan malu dan membatalkan acaranya"
"Tidak ada panggung pertunjukan tidak lengkap karena kita tidak bisa menampilkan bakat kita."
"Benar, sudah jadi tradisi dalam Kekaisaran kita untuk menyediakan panggung pertunjukan ketika sebuah acara dan perjamuan."
"Seharusnya kita tidak datang saja, ini akan sangat membosankan."
Suara mereka terus terdengar hingga Gia bisa mendengarnya juga. Namun, ia tidak menghiraukannya dan tetap berbicara dengan rombongan konvoi yang didundang di ulang tahun Kaisar dulu. Mereka merencanakan musik yang akan mengiringi penampilan Gia.
Kaisar memasuki Taman Bunga dan terkejut melihat semua orang telah tiba, ia mengalihkan pandangannya pada pelayan yang melaporkan insiden di Taman Bunga.
"Kenapa kamu membiarkan semua tamu datang?!? Bukankah kau tahu panggung pertunjukannya tidak bisa digunakan"
Pelayan itu yang dimarahi Kaisar gemetar ketakutan, ia mencoba menjelaskan. "Ampun yang mulia nucai sudah menyuruh semua pelayan untuk tidak memanggil semua tamu dan menunggu intruksi dari anda yang mulia, nucai benar-benar tidak tahu mengapa menjadi seperti ini."
Kaisar menggeram marah ketika mendengar penjelasan pelayan. "Tapi lihat semua tamu telah datang! Kamu ingin ma-"
"Akulah yang memerintahkan semua pelayan, dia tidak bersalah Kaisar."
Gia tiba-tiba menyela perkataan Kaisar ketika ia berbicara dengan pelayan. Sedangkan Kaisar yang mendengarnya menggeram marah, apakah dia tidak tahu bahwa harus ada panggung pertunjukan disebuah acara atau perjamuan?
Gia yang memahami tatapan Kaisar mulai berbicara sebelum Kaisar berbicara. "Aku tahu panggung pertunjukan adalah sebuah tradisi kita-"
"Jika sudah tahu kenapa kamu tetap memanggil tamu undangan?" Kaisar benar-benar geram dengan Jialin, jika sudah tahu kenapa masih memanggil tamu undangan.
Dia membusungkan dadanya bangga. "Jika tidak ada yang bisa tampil, maka aku bisa tampil sendiri."
Kaisar bingung mendengarnya, dia ingin tampil tapi dengan panggung yang membeku?
Gia mengabaikan tatapan Kaisar dan melihat Junzhi yang berjalan menujunya sambil membawa 2 bungkusan kain.
"Yang mulia ini milik anda" Junzhi menyerahkan 2 bungkusan ditangannya pada Putri Jialin.
"Terimakasih" Gia segera pergi untuk mencari tempat agar bisa mengganti pakaiannya.
Kaisar yang melihat kepergian Jialin yang senang menerima 2 bungkusan itu mengerutkan dahinya heran ia mengalihkan pandangannya pada pelayan pribadi putrinya.
"Apa isi bungkusan itu?"
Junzhi yang menyadari bahwa Kaisar bertanya padanya ia segera menjawab. "Salam Yang Mulia Kaisar semoga anda hidup ribuan tahun, menjawab Kaisar nubi tidak tahu isi bungkusan tersebut, yang mulia."
(Nubi = Cara pelayan wanita memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)
Kaisar yang mendengarnya bertambah penasaran dengan apa yang dibungkus itu.
oOo
"Apa kamu yang melakukan semua ini?"
Orang itu mengalihkan pandangannya dan melihat seseorang yang sudah ia kenal memasuki kamarnya.
"Benar"
"Kamu cukup kekanakan" Ia tidak menyukai caranya memberi pelajaran pada Jialin.
Orang itu hanya mendengus kesal. "Aku tidak peduli, aku hanya ingin memberikan pelajaran padanya."
Ia hanya bisa menghela nafas mendengarnya, ia mencoba menasehatinya. "Jangan lakukan seperti itu lagi, bagaimana jika orang lain tahu? Rencana kita bisa berantakan kau tahu?"
"Aku mengerti" Orang itu hanya bisa mendengus kesal mendengar nasehatnya. "Dan bakar lukisan itu! Jika tidak ingin semua orang tahu."
Orang itu melihat potongan lukisan Jialin yang ia tusuk-tusuk karena kesal dan belum sempat ia hancurkan. "Baik."
oOo
Kaisar memasuki Taman Bunga dan duduk di tahtanya yang telah disediakan. Semua yang melihat kedatangan Kaisar menghentikan semua percakapan mereka dan serempak memberi salam pada Kaisar.
"Salam Yang Mulia Kaisar semoga anda hidup ribuan tahun." Semua orang serentak mengatakannya.
"Kalian semua bisa duduk!" Kaisar menyuruh semua rakyatnya duduk di tempat yang telah disediakan.
"Baik yang mulia."
Semua orang mulai duduk ditempat yang telah disediakan dan melihat Kaisar yang akan memulai acara.
"Terimakasih sudah datang di acara ulang tahun Putriku wahai semua rakyatku, kuharap kalian menikmati acaranya."
Salah satu penjabat berdiri dan berbicara. "Ampun yang mulia atas kelancangan menteri ini, tapi kami tidak bisa menikmati acara tanpa ada pertunjukan, dan panggungnya telah membeku"
Kaisar yang mendengarnya tidak marah dia malah tersenyum. "Kalian tidak perlu khawatir, putriku akan tampil menunjukan bakatnya." Dia percaya putrinya tidak akan mengecewakannya.
Semua orang bingung, apakah putri Jialin ingin tampil dipanggung yang membeku dan licin ini, apakah ia bodoh?
Ketika semua orang sibuk dengan semua pikiran mereka, Gia keluar dan mengenakan pakaian khusus ice skating bersama sepatunya. Semua orang terkejut melihat pakaian tak biasa yang dikenakan Putri Jialin. Itu terlihat sangat tipis dan agak ketat, dengan potongan rok yang tidak sesuai, depan pendek dan belakang panjang, namun untungnya Sang Putri menggunakan celana panjang putih polos di kakinya.
Kaisar yang melihat pakaian Jialin sangat terkejut dan marah sehingga ia ingin menegurnya, apa-apaan pakaian yang ia kenakan itu mengapa ia malah mengenakan pakaian tipis di musim dingin sangat sangat dingin ini? Kaisar mulai bangkit dari tahtanya dan mencoba menghentikannya namun ia tidak sempat karena Jialin telah meluncur di atas panggung yang membeku dan suara musik mulai mengalun.
-TBC-