Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 27 - Chapter 26 - Sepeda

Chapter 27 - Chapter 26 - Sepeda

~Happy Reading~

Gia yang bersama Raja Hantu di kamarnya hanya bisa mendesah lelah menghadapi roh abnormal ini, apapun pertanyaan yang ia tanyakan jawabannya pasti di luar jalur, seperti ini contohnya.

"Berapa usiamu?"

"Aku memiliki banyak pengalaman hidup dan dapat bisa diandalkan, jadi kamu bisa bergantung padaku."

"Darimana asalmu?"

"Dimana pun kamu berada di situlah rumahku."

"Apa tingkat kekuatanmu?"

"Aku sangat kuat dan bisa melindungimu setiap saat, aku bahkan bisa membuat daratan ini bergetar."

Gia "....." (╯°□°)╯︵ ┻━┻

Cukup pembual besar ini! Gia tidak tahan mendengar jawabannya, bisakah sesorang membantunya untuk menyingkirkan roh burung merak bangga ini?!?!?

Yang tidak Gia tahu adalah semua perkataan Raja Hantu adalah nyata, dia adalah orang terkuat di Benua Tianzi yang bisa membuat orang lain gemetar, langit menggelegar dan bumi bergejolak.

Namun, sayang tidak diimbangi dengan kewarasannya. -_-

"Apakah kamu mengingat semua perkataanku?" Raja Hantu menyipitkan matanya. "Jangan melihat pria lain, jangan mendekati pria lain, jangan memberikan sesuatu pada pria lain, dan yang paling penting jangan memeluk apalagi mencium pria lain!"

Gia memutar matanya jengkel mendengar perkataannya.

"Aku serius!"

Gia mengabaikannya dan mengambil teko untuk menuangkap air.

Raja Hantu yang melihat tindakan mengabaikannya merasa tidak puas, ia bergegas mendekatinya dan mengambil alih cangkir yang hendak ia minum dan ia meminumnya.

Gia hendak protes ketika cangkirnya di rampas, ia merasa haus ketika menghadapi orang gila ini. "Hei-"

"Hmmppp.... hmppp..."

Raja Hantu meraih tengkuk Gia dan mulai mencium bibirnya sekali lagi, ia mengalirkan air yang telah ia tahan dimulutnya dan membaginya bersama dengan Gia hingga membuat air tersebut sedikit keluar dari celah bibir mereka yang saling berciuman.

"Hmppp... hmmmpp..."

Gia mencoba lepas dari pelukannya namun Raja Hantu menahannya di lengannya dengan kuat, ia semakin mendorong tengkuk Gia mendekat dan salah satu tangannya mencengkram kedua tangan Gia di belakang punggungnya agar mencegahnya memberontak.

Raja Hantu memiringkan kepalanya dan mencium Gia semakin dalam, lidahnya membelit lidah Gia mengajaknya saling bertarung, Gia merasa terprovokasi dan membalas belitan lidahnya dan mencoba mengusirnya keluar dari mulutnya. Raja Hantu yang mendapatkan respon darinya sontak senang dan semakin memainkan lidahnya dimulut Gia.

Mereka berciuman selama beberapa menit hingga Gia merasa lemas dan membuat Raja Hantu harus melepaskan ciuman mereka. "Seandainya aku menggunakan tubuh asliku untuk menciummu, bentuk roh ini membutuhkan energi yang banyak agar aku bisa menyentuhmu."

Gia mengabaikan perkataannya dan menghirup oksigen dengan rakus.

Raja Hantu tersenyum melihat penampilan Gia, bibir merah yang membengkak karena ciuman, saliva yang keluar dari sudut bibirnya dan rambut yang acak-acakan karena tangannya, ini sungguh pemandangan yang indah.

Raja Hantu mengangkat dagu Gia dan membersihkan saliva di sudut bibirnya. "Dengar kamu adalah milik Raja ini." Dia mendekatkan wajahnya. "Jadi jauhi semua pria hanya Raja ini yang bisa menyentuhmu."

Dia memberi kucupan ringan di bibirnya. "Jadi, ingatlah itu!"

Gia tidak menjawab dan masih sibuk mengatur nafasnya, ia memandang mata merah pria asing dihadapannya dan menemukan keinginan kuat untuk mengklaimnya. Apakah ia pernah menyinggungnya hingga ia harus melakukan ini kepadanya.

"Masih tidak menjawab?" Dia semakin mendekatkan wajahnya hingga membuat hidung mereka berbenturan dan ia bicara tepat di depan bibirnya.

"Kamu. Adalah. Milikku!"

Gia menutup matanya ketika ia melihatnya hendak menciumnya lagi, ia sungguh bingung harus bagaimana melawan pria di hadapannya, ia tidak bisa menyentuhhnya bahkan dia tidak tau siapa dirinya dan darimana asalnya, bagaimana ia bisa membalas penghinaan ini?!?!

Namun, ciuman yang ia tunggu tidak datang, ia malah merasa lengan yang memeluknya hilang dan ia bisa menggerakan tubuhnya lagi. Ia membuka matanya dan melihat pria mesum dihadapannya tetapi tidak ada siapapun.

'Dimana dia?'

Gia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamarnya untuk menemukan pria yang menciumnya, namun nihil ia tidak menemukan siapapun selain dirinya.

'Apakah ia telah menghilang?'

'Aku harus membeli banyak jimat pengusir roh jahat besok.'

oOo

Gia bangun sedikit siang karena memikirkan pria asing yang seenaknya berbuat tidak bermoral pada pertemuan pertama mereka. Gia mulai beranjak dari tempat tidurnyanya dan berjalan menuju cermin besar. Ia memandang bayang yang terpantul dari cermin tersebut, wajah yang sangat mirip dengan kehidupannya dulu namun tidak memiliki stamina yang bagus seperti tubuh aslinya.

Mungkin hampir satu bulan sejak dia berpindah di dunia ini, banyak hal yang tidak ia miliki di dunianya dulu namun sejak ia menepati tubuh Jialin hal-hal kecil yang ia inginkan, ia rasakan dari orang-orang sekitarnya, seorang teman yang menemaninya, seorang saudara yang mendukungnya dan seorang ayah yang menyayanginya, dia tahu bahwa Kaisar sangat menyayangi Jialin namun dia memiliki alasan sehingga ia harus menjauh darinya sejak kecil, ia bisa merasakannya dari pancaran matanya. Mungkin persamaannya dengan Jialin adalah mereka sama-sama tidak memiliki seorang ibu.

Semua hal ini membuatnya enggan untuk meninggalkan mereka, namun ia sadar dia bukalah Jialin, dia hanyalah roh yang seharusnya sudah mati tetapi tiba-tiba memasuki tubuh Jialin. Sampai kapan pun dia bukanlah Jialin yang asli dan ia tidak ingin menjadi sepertinya. Sampai kapanpun dia adalah Gia, seorang agen bayaran yang suka mekanika.

Cepat atau lambat ia harus meninggalkan tempat ini dan menjadi dirinya sendiri walaupun ini bukanlah dunia aslinya

"Maaf yang mulia telah mengganggu, nubi ingin melapor bahwa pegawai Tong Fang telah tiba membawa pesanan anda putri"

(Nubi = Cara seorang pelayan wanita memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)

Suara Junzhi terdengar dari luar kamarnya dan membuat Gia berhenti melamun.

"Baiklah, aku akan mengganti bajuku dulu."

Gia mengambil pakaian yang sederhana dari lemarinya dan dengan cepat berganti pakaian, ia mengucir rambutnya tali tanpa menggunakan aksesoris apapun di tubuhnya, sejak dulu Gia tidak suka segala aksesoris yang melekat pada tubuhnya terutama rambutnya.

Gia membuka pintu kamarnya dan terlihatlah Junzhi."Ayo kita pergi."

"Baik yang mulia."

Mereka berjalan meninggalkan paviliu teratai hitam dan bertemu dengan Baojia yang hendak memasuki kediaman Jialin.

"Kamu ingin kemana?"

Gia menarik lengannya dan mengajaknya. "Ayo kita ke gerbang utama, ada hal yang ingin aku tunjukan."

Baojia menaikkan alisnya merasa tertarik.

oOo

Setelah sampai di gerbang utama Gia melepaskan tangan Baojia dan berjalan gembira mendekati pegawai Tong Fang.

"Bagaimana kalian sudah menyelesaikannya?"

Pemilik Tong Fang yang melihat kegembiraan Putri Jialin ikut senang dan menuntun Putri Jialin menuju barang pesanannya.

"Kami sudah menyelesaikan pesanan anda yang mulia putri, silakan anda membukannya." Pegawai itu mempersilahkan Sang Putri.

Gia menatap benda yang ditutupi oleh kain dan tidak sabar ingin membukanya.

"Jia ini apa?"

Suara Baojia dari belakang membuat Jialin menoleh. "Oh ini kendaraan"

"Kendaraan?" Baojia menaikkan alisnya bingung, apakah ada kendaraan sekecil itu bisa digunakan?

Gia menghiraukan pertanyaan Baojia dan mulai membuka kain penutupnya.

Dan terlihatlah sebuah sepeda berwarna merah putih dan memiliki keranjang di depannya.

Semua penjaga sekali lagi terkejut melihat benda unik dari Putri Jialin, selain cermin ajaib Sang Putri mereka berhasil di kejutkan kembali dengan benda unik lainnya.

"Ini?" Baojia benar-benar bingung melihatnya, dia tidak pernah melihat kendaraan seperti itu.

Gia tidak menghiraukan pertanyaan Baojia yang heran, dia langsung menarik tangannya dan mendudukannya di tempat belakang.

"Eh..." Baojia dengan canggung duduk di belakang.

"Bukankah ini terlalu kecil, ini tidak bisa menampung kita berdua." Baojia ingin beranjak namun dihentikan oleh Gia.

"Tetap duduk!" Dengan melototkan matanya Gia menyuruh Baojia agar duduk.

Baojia hanya menghela nafas tidak berdaya melawan saudara kembarnya.

Gia menaiki sepeda dan mulai mengayunnya.

"Junzhi kamu kembalilah dulu, aku akan mengajak Baojia berkeliling istana." Gia sedikit menoleh ke belakang dan melihat Junzhi.

Gia mengayunkan sepedanya dan mulai berkeliling Istana Kekaisaran, beberapa pelayan dan pengawal yang melihat benda aneh yang dikendarai Putri Jialin, menghentikan langkah mereka sejenak untuk mengagumi benda aneh nan unik dari Sang Putri. Suara pujian mereka terdengar di sepanjang Istana Kekaisaran.

Pertama kali Baojia merasakannya dia tidak menyangkan kendaraan kecil ini bisa digunakan, ini pengalaman baru untuknya.

"Yuhuuuuu....." Gia berseru senang ketika merasakan suasana seperti di dunianya dulu ketika menggunakan sepeda. Dia mendongakkan kepalanya merasakan angin yang berhembus yang menerpa wajahnya, ia sedikit mendesah lembut merasakan nostalgia akan dunianya dulu.

Baojia yang melihat Jialin berseru gembira ikut merasakan bahagia juga, dia jarang melihat Jialin bahagia seperti ini. Dulu Jialin hanya pura-pura bahagia agar ia tidak mengkhawatirkannya.

Baojia dengan erat memegang pinggang Jialin agar tidak jatuh ketika Jialin mulai mengayunnya cepat.

"Bisakah kamu sedikit memperlambatnya!" Ok Baojia benar-benar takut jatuh sekarang.

Gia yang mendengarnya malah menyeringai dan mempercepat ayunannya hingga membuat Baojia sedikit terhempas dan ia mulai meneriakinya.

"JIALINNN"

"Hahahahahahaha"

oOo

Kaisar yang telah menyelesaikan rapatnya segera keluar dari aula istana di ikuti penjabat istana di belakang. Dengan wibawa seorang Kaisar dia berjalan tegap membuat orang-orang menaruh rasa hormat untuk orang terkuat di Kekaisaran Xue Ying.

Ketika turun dari tangga Kaisar mendengar suara bel.

Kringggg~~~ Kringggg~~~

Kaisar menoleh ke asal suara dan melihat anak kembarnya mengendarai sesuatu yang aneh, dia sedikit berfikir untuk mengingat benda apa itu. Setelah berhasil mengingatnya Kaisar akhirnya tahu, ternyata itu adalah benda bernama sepeda yang pernah Jialin tunjukan desainnya kepadanya.

Srettt

Gia mengerem sepedanya tepat didepan Kaisar dan kemudian turun dan menyerahkan kemudi sepeda untuk di pegangi Baojia.

Gia langsung berlari mendekati Kaisar dan meraih tangannya. "Bagaimana kendaraan hasil desainku? Baguskan?"

Kaisar yang melihat Jailin tersenyum sambil menanyainya ikut tersenyum, dia melihat kendaraan kecil yang dipegang Baojia. "Sangat bagus kamu menciptakan benda ajaib lainnya, bagus sekali ini memang anak Kaisar ini." Kaisar mengelus kepala Jialin penuh kasih sayang.

"Kemari akanku tunjukan bagian sepedaku!" Gia menarik Kaisar menuju sepedanya untuk menunjukkan bagian-bagian serta fungsinya.

Para penjabat yang melihatnya juga ikut penasaran dan berjalan mendekat untuk melihatnya. Mereka ingin melihat benda unik lainnya yang diciptakan Putri Jialin.

"Lihat ini namanya sepeda, kendaraan kecil yang bisa digunakan sampai dua orang, ini bisa digerakan dengan mengayun bagian ini karena ini terhubung dengan rantai yang mengait rodanya agar bisa berputar, semakin cepat diayunkan maka sepeda akan melaju dengan cepat." Sesekali Gia menunjukkan benda yang ia terangkan.

"Kemudian untuk memperlambat atau menghentikan sepeda, bisa menekan rem di dekat kemudi ini agar bisa memperlambatnya, karena pada roda terdapat 2 buah benda yang berfungsi untuk memperlambat roda, yang terhubung dengan ini, lihat inilah yang ku maksud." Tunjuk Gia pada bagian yang ia maksud itu.

"Apa yang digunakan untuk melapisi roda ini?" Tanya Kaisar heran, dia tidak pernah tahu bahwa roda bisa dilapisi sesuatu benda berwarna hitam ini.

"Oh ini, aku menggunakan karet."

"Karet?" Kaisar menaikkan alisnya heran dia tidak pernah tahu bahwa karet bisa digunakan untuk melapisi roda.

"Bukan karet biasa, tapi karet khusus yang terbuat dari getah karet yang diolah dengan campuran bahan tertentu agar bisa melapisi roda ini. Ini berguna untuk melindungi rangka roda agar tidak mudah rusak dan jika digunakan di jalanan akan terasa nyaman"

Kaisar menaikkan alisnya. "Darimana kamu mendapatkan ide untuk melapisi roda ini?" Kaisar makin bangga dengan inovasi putrinya.

Gia mengedikkan bahunya. "Entahlah itu terfikir begitu saja, ketika aku melihat kereta kuda aku melihat beberapa bagian telah rusak karena digunakan, jadi aku berfikir untuk membuat sesuatu untuk melapisinya agar tidak mudah rusak. Setelah melakukan beberapa percobaan, aku akhirnya tahu bahwa karet bisa digunakan untuk melapisi dan melindungi roda. Namun, harus diolah dengan cara tertentu agar menghasilkan karet yang tebal dan fleksibel agar bisa digunakan." Dengan berbohong Gia menjawab Kaisar, ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

Kaisar tersenyum mendengar jawaban Jialin, dia sadar bahwa ada hal yang tidak bisa dikatakan Jialin, tapi ia membiarkannya saja. "Ini bagus sekali, Fuhuang akan memerintahkan agar semua roda melapisinya dengan karet khususmu."

(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)

"Kamu bisa bertanya pada pegawai Tong Fang, aku sudah memberitahu mereka cara mengolahnya." Karena kerja bagus mereka, Gia merekomendasikan Tong Fang pada Kaisar.

"Baik" Senyum Kaisar bertambah luas.

Suara beberapa penjabat istana terdengar memuji kendaraan kecil milik Putri Jialin, mereka berbicara hingga bisa terdengar oleh Kaisar, Jialin, dan Baojia.

"Ini benda yang bagus sekali."

"Benar lihat saja benda ini walaupun kecil bisa digunakan untuk perjalanan."

"Ini sangat praktis dan bisa dibawa kemana-mana."

"Iya aku juga ingin memiliki kendaraan kecil ini."

"Putri Jialin sangat hebat ketika menciptakan karet yang bisa melindungi roda."

"Aku harus pergi ke Tong Fang untuk mendapatkannya!"

"Seandainya saja kendaraan ini dijual."

Komentar penjabat tentang sepeda sangat bagus, mereka sangat ingin memiliki kendaraan kecil ini karena sangat praktis jika digunakan. Kendaraan ini bisa melewati jalan-jalan kecil tanpa menghalangi orang-orang, ini sangat membantu ketimbang dengan kereta kuda yang besar. Dan ini bisa digunakan dengan mengayunnya saja ini sangat berguna juga untuk olahraga.

Kaisar yang mendengar komentar semua penjabatnya sangat bangga dengan inovasi Jialin, dia benar benar senang dengan hilang ingatan Jialin yang membuatnya tambah lebih baik.

"Ya sudah aku ingin melanjutkan mengelilingi istana ini, dadah Fuhuang~~~"

Kaisar terdiam mendengar Jialin memanggilnya Fuhuang, ini pertama kalinya dia memanggilnya Fuhuang sejak hilang ingatan. Dan Kaisar saat ini sangat senang.

Dengan senang Kaisar melambaikan tangannya. "Baik, hati-hati mengendarainya putriku"

"Oke" Gia membalasnya dengan tersenyum hingga matanya menyipit.

Gia mulai menaiki sepedanya diikuti Baojia yang duduk dibelakang, kemudian dia mengayun sepedanya dan meninggalkan aula istana.

Kaisar yang melihat kepergian anaknya tersenyum bahagia.

-TBC-