Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 17 - Chapter 16 - Datangkah?

Chapter 17 - Chapter 16 - Datangkah?

Dengan bantuan orang-orang Gia mengeluarkan kedua pengawalnya dari gentong air, mereka menggulirkan gentong dengan hati-hati ke atas tanah dan membuang air di dalamnya sehingga kedua pengawalnya dapat keluar, dengan hati hati dan bantuan orang sekitar mereka akhirnya berhasil keluar dengan keadaan tubuh bagian atas basah kuyup terkena air.

"Ini." Gia menyerahkan dua buah handuk dari pedagang baik hati yang memberikannya agar mereka dapat mengeringkan tubuh.

Kedua pengawal itu menerimanya dan segera mengusap wajah mereka.

"Apakah kalian memperlukan pakaian baru?" Gia menatap pakaian kedua pengawal tersebut yang basah.

"Tidak perlu Tuan Putri." Salah satu di antara mereka menjawab.

"Kami bisa mengeringkan pakaian kami dengan energi Qi." Sahut pengawal satunya.

Gia mengangguk mengerti.

Kedua pengawal tersebut duduk bersila dengan posisi lotus dan berkonsentrasi untuk mengeluarkan energi Qi agar tubuh dan pakaian mereka kering.

(Posisi lotus = Duduk dengan dua kaki di silangkan dan kedua tangan di atas lutut)

"Energi Qi serbaguna sekali, andai saja aku juga memilikinya." Batin Gia ketika menatap mereka

Setelah beberapa waktu akhirnya mereka selesai dan membuka mata.

"Sudah selesai?"

"Iya Tuan Putri, maaf telah membuat anda menunggu." Ujar mereka dengan menangkupkan kedua tangan.

"Lupakan saja." Gia mengibaskan tangannya pelan. "Mari lanjutkan perjalanan, masih ada yang harus aku cari."

"Baik." Jawab mereka serentak.

"Hari ini cuacanya sangat aneh, hari sangat cerah kenapa malah ada angin kencang."

o0o

"Apakah sudah selesai menghitungnya? Berapa uang kita?" Gia bertanya pada kedua pengawal yang tengah menghitung uang yang mereka kumpulkan.

"Semuanya 65 tael perak dan 35.000 wen Tuan Putri." Kedua pengawal itu tidak menyangka uang yang mereka dapatkan sebanyak itu.

(1 Perak = 1000 wen, 1 emas = 100 perak)

Gia yang mendengarnya sangat terkejut dia tidak menyangka mendapatkan uang sebanyak itu untuk sekali bernyanyi. "Astaga sebanyak itu?"

"Benar Tuan Putri."

Mata Gia berbinar senang dan melihat uang didepannya dia masih tak menyangka menghasilkan uang setara 1 tael emas dengan cepat. Beberapa orang butuh berbulan-bulan hingga bertahun tahun untuk menghasilkan 1 tael emas, namun dia bisa mendapatkannya tidak kurang 1 jam sungguh luar biasa.

Gia mengambil semua uang itu dan mengeluarkan beberapa tael perak untuk kedua pengawal.

"Ini untuk kalian 10 tael perak untuk masing-masing."

Pengawal yang melihat Putri Jialin memberikan 10 tael perak untuk masing-masing tidak menerimannya.

"Ampun Tuan Putri, kami tidak bisa menerimanya, itu adalah uang anda." Salah satu dari mereka segera menjawab.

"Kenapa? Ini kan hasil kerja keras kita bersama kenapa tidak mau menerimanya? Atau jangan-jangan kalian memandang rendah aku ya?" Gia memberikan tatapan tajam pada mereka.

Kedua pengawal yang mendengarnya gelagapan dan mulai menjawab Putri. "Ampun Tuan Putri bukan itu maksud kami, kami tidak memandang rendah anda, kami hanya ingin anda menggunakan semua uang itu untuk berjaga-jaga bila nanti anda kekurangan uang lagi."

"Omong kosong apa yang kalian katakan, aku tak akan kekurangan uang, aku bahkan bisa mendapatkan uang dengan mudah," Sanggah Gia dengan cepat.

"Ini uang kalian, kalian membantuku dengan bermain musik sehingga menambah daya tarik orang lain jadi kalian berhak mendapatkannya." Gia langsung memberikan uangnya ditangan kedua pengawal itu sehingga mereka tidak bisa menolaknya.

Kedua pengawal itu tak berdaya dan hanya menyimpan uang itu.

"Uh kalian bodoh jika tidak mau menerima uang itu, orang lain membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mengumpulkan semua uang itu, jadi kalian harus bersyukur menerimanya." Kata Gia dan tersenyum.

Sudut bibir kedua pengawal itu berkedut mendengarnya, bagi mereka mendapatkan 1 tael emas itu mudah karena gaji mereka selama satu bulan adalah 3 tael emas.

o0o

Mereka terus melanjutkan perjalanan untuk membeli sesuatu yang diinginkan Putri Jialin. Tangan kedua pengawal itu sudah hampir penuh membawa barang barang yang dibeli Sang Putri. Mereka tidak menyangka menemani Putri Jialin sangat melelahkan, mereka kira Sang Putri akan membeli barang-barang seperti gadis lainnya namun ternyata bukan. Dia membeli hal-hal yang unik dan bahkan beberapa tidak mereka tidak mengenalinya. Dan juga hal terberat yang mereka bawa adalah pasir jinyi, mereka tak habis pikir kenapa Putri Jialin menginginkan pasir jinyi yang tak berguna.

Jika Gia mendengarnya dia pasti akan memukul kepala mereka keras. Hello pasir yang bagus ini tidak berguna Apakah mata kalian buta? Mungkin itu yang akan dia katakan pada mereka.

Mereka segera kembali menuju istana Kekaisaran karena hari mulai senja. Ketika sampai gerbang utama mereka melihat semua penjaga yang bebaris rapi menyambut Putri Jialin.

Sedangkan Gia yang melihatnya menaikan alisnya bingung.

"Kenapa mereka tiba-tiba sopan padaku?"

Gia mengabaikan mereka dan berjalan menuju kediamannya.

o0o

"Permaisuri, Putra Mahkota telah tiba."

Di Paviliun Magnolia Permaisuri dan Putri Bailin yang tengah berbincang menghentikan aktivitas mereka ketika mendengar kedatangan Putra Mahkota.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota" Putri Bailin bangkit dari duduknya dan memberi salam pada Putra Mahkota.

"Bukannya sudah kubilang meimei jika hanya ada kita saja kamu bisa memanggilku gege." Putra Mahkota memeringatkan Bailin agar tidak perlu terlalu sopan padanya.

(Meimei = Adik perempuan

(Gege = Kakak laki laki)

"Tapi Yang Mulia itu adalah peraturannya." Jawab Putri Bailin sopan.

"Bibi lihat anakmu itu, kamu menyuruhku untuk memanggil akrab kalian tapi lihat meimei" Putra Mahkota mengeluh

pada Permaisuri.

Permaisuri yang mendengarnya hanya tertawa kecil. "Lin-er dengar kata gege mu, dia memanggil akrab kita kenapa kamu malah seperti itu? Lagipula hanya diantara kita saja dan Kaisar tidak mendengarnya, jadi kamu tidak akan dihukum."

"Bailin mengerti Mahou." Putri Bailin membungkukan tubuhnya sedikit mensetujui Permaisuri.

(Mahou = Ibu Kekaisaran)

"Bagus itu baru adikku." Putra Mahkota mengelus kepala Putri Bailin.

"Apa yang bibi bicarankan dengan meimei?" Putra Mahkota tersenyum dan bertanya pada Permaisuri.

"Kami sedang membicarakan pelelangan yang diadakan Tong Fang, bibi sangat ingin cermin seperti milik Jialin." Permaisuri mengatakan hal yang mereka bahas ketika mendengarsebuah beritadari Bailin bahwa cermin yang dimiliki Jialin sangat indah dan bisa memantulkan bayangan dengan jelas.

Putra Mahkota yang mendengarnya mencoba menghibur Permaisuri. "Bibi kamu tidak perlu khawatir dengan itu, aku akan membawakannya untuk bibi."

"Tapi Jialin memerintahkan Tong Fang agar tidak membuat cermin pribadi untuk orang lain. Mereka hanya membuatnya untuk lelang." Permaisuri sangat kecewa mendengarnya padahal dia sangat ingin

cermin itu.

Putra Mahkota hanya mendengus. "Bahkan jika dia memerintahkan mereka seperti itu maka Putra Mahkota ini tetap akan membelinya untuk bibi."

"Benarkah?" Mata Permaisuri berbinar mendengarnya.

"Benar bibi tidak usah khawatir, tidak ada yang bisa melawan Putra Mahkota ini."

"Meimei kamu ikutlah denganku ke lelang itu." Putra Mahkota mengajak Bailin yang sedari tadi diam.

"Baik gege."

o0o

Brakkk~~~~

Suara pintu yang dibuka kasar membuat orang itu menghentikan kegiatannya.

"Bagaimanabisa hilangnya ingatannya malah membuat Jialin mendapatkan perhatian Kaisar."

"Diamlah jangan bicara keras-keras! kamu ingin semua orang mendengarnya?" Orang itu melototinya karena mengganggu kegiatannya dan membuat bising yang bisa didengar orang lain.

Sedangkan ia hanya menggertakkan giginya menahan kesal.

"Sialan kita harus segera membunuh gadis sampah itu segera."

"Jangan gegabah dia telah mendapatkan perhatian Kaisar dan kita tidak bisa bergerak sembarangan. Kita harus menunggu saat yang tepat." Orang itu mencoba menasehatinya.

Sedangkan ia hanya bisa menahan rasa kesalnya.

***

"ACHOOO.... ACHOOO..." Gia tiba-tiba bersin dengan keras dan mengagetkan Junzhi.

"Tuan Putri anda tidak apa-apa?" Tanya Junzhi khawatir.

"Aku tidak apa-apa, mungkin karena akan musim dingin"

"Tuan Putri saya akan membawakan selimut untuk anda."

Gia tidak menolak dan membiarkan Junzhi mengambil selimut dan memakaikannya kepadanya.

"Tuan Putri apa yang anda inginkan untuk pesta ulang tahun anda."

Gia yang mendengarnya hanya menaikkan alisnya. "Ulang tahunku? Kapan?"

Junzhi yang mendengarnya hanya maklum jika ia melupakannya. " 2 minggu lagi Tuan Putri."

"2 minggu lagi?" Giayang mendengarnya mengerutkan dahinya ia tidak menyangkan ulang tahunnya akan segera tiba.

"Iya Tuan Putri."

"Apa Baojia akan kembali?"

o0o

Di lain tempat.

"Banzhou sialan! Berani-beraninya dia mengirimku kembali, bagaimana jika istriku tergoda pria lain dan tak mengenalku lagi."

Zhouming yang tak sengaja melewati ruangan tempat Masternya berada berhenti sejenak ketika mendengar perkataan konyol Masternya. "Sejak kapan Master dan Putri Jialin menjadi suami istri, Sang Putri bahkan tidak pernah bertemu Master secara langsung."

Raja Hantu terus meruntuki Banzhou karena kelancangan mengirimnya kembali ke istana hantu ketika ia membuntuti istrinya (author : boro-boro menikah ketemu aja gak pernah -_-)

Lebih baik Zhouming segera pergi dari sana daripada terkena imbas Masternya yang aneh!

-TBC-