Hayden melepaskan dekapannya dan memegangi kedua bahu Sheren. Dia tampak menunjukkan wajah heran,
"Siapa bilang aku ingin bertemu dengan Viona?"
"Uhmm…" Kedua mata Sheren berputar dan berusaha menemukan alasan tepat untuk menjelaskannya.
"Saat aku mandi tadi, kamu mengetuk pintu kamar mandi. Lalu… aku pikir kamu ingin kita berdua melakukannya dan… saat aku keluar, aku melihatmu sudah rapi. Jadi… aku pikir kamu akan pergi untuk menemui Viona. Ahh…!" Sheren berdecak kesal. Dia merasa penjelasannya sulit untuk dimengerti.
"Pasti kamu tidak paham dengan penjelasanku. Intinya, aku mengira jika kamu akan meninggalkanku," mimik wajah Sheren tampak bingung.
Namun Hayden justru menahan senyumannya, dia merasa sikap Sheren barusan begitu lucu.
"Kenapa kamu membuat ekspresi wajah seperti itu?" tunjuk Sheren pada wajah Hayden.
"Apa? Aku tidak mengerti maksudmu," Hayden mengangkat kedua bahunya dengan cepat, dan tetap saja terlihat jika dia sedang menahan rasa gelinya.