Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 22 - Bi Ijah Hanya Diam

Chapter 22 - Bi Ijah Hanya Diam

Pak Eko yang hanya tinggal seorang diri di dalam kamar Ani mulai mencari posisi yang bagus agar hapenya bisa merekam dengan jelas aktivitas yang nantinya akan dia lakukan dengan Ani.

Pak Eko akhirnya menemukan tempat yang cocok dan menaruh hapenya di tempat itu dan sedikit menghalangi tubuh hape itu agar tidak ketahuan oleh Ani bahwa hapenya sedang merekam.

Ani masuk ke dalam kamar dan memberikan air minum untuk Pak Eko.

"Nih minum!"

"Makasih ya Ani cantik!"

Ani tetap memasang wajah cemberutnya.

Pak Eko mereguk air minum itu hingga habis setengahnya.

"An, ayo kita mulai!" ajak Pak Eko yang sudah tidak sabar dan kini sudah melepaskan pakaiannya sendiri dengan terburu-buru.

Ani membuka pakaiannya dengan lambat-lambat karena dia memang enggan untuk melayani Pak Eko yang tidak dia sukai. Selain itu Pak Eko juga tidak mungkin membayarnya seperti Pak Steven.

"Kamu kok lambat banget sih! Ayo dong cepetan! Aku sudah tidak sabar nih!" seru Pak Eko bersemangat.

Pak Eko langsung meraih Ani dan mendorongnya ke atas kasur meski wanita itu belum selesai melepaskan semua pakaiannya.

Dengan kasar Pak Eko membuka baju Ani dan membuat kancing-kancing baju tidur Ani ada yang sampai terlepas.

Pak Eko langsung melahap Ani dan menikmatinya secara nyata bukan hanya di khayalan saja.

Suara d*sahan Ani dan suara peraduan mereka terdengar begitu nyaring karena Ani tidak menutup pintu ruang kamarnya karena rumah ini memang sedang sepi.

Bi Ijah diantar oleh Randi kembali ke rumah Intan dan Ricko karena hapenya tertinggal di ruang kamar Ani saat dia numpang mencharger hapenya.

"Kamu tunggu di sini saja! Ibu masuk sendiri saja!"

"Iya Bu!" jawab Randi.

Bi Ijah merasa aneh karena di pos satpam tidak ada Pak Eko. "Pak Eko kemana ya?!"

Akhirnya Bi Ijah yang mempunyai kunci cadangan pintu gerbang membuka gembok kunci di pintu itu.

Dia melangkahkan kakinya memasuki rumah Intan dan Ricko melalui pintu dapur karena kamar Ani lumayan dekat dengan ruang dapur.

Langkah kaki Bi Ijah semakin dekat dengan kamar Ani dan telinga Bi Ijah mulai mendengar suara Ani yang sedang mend*sah.

Bi Ijah dengan hati-hati melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu yang terbuka.

Bi Ijah membulatkan matanya saat mengintip ruang kamar Ani dari balik dinding. Tangan Bi Ijah langsung menutup mulutnya agar tidak bersuara.

'Ya ampun Ko! Kok kamu tega benar menyelingkuhi Yu Sri'

'Si Ani juga, murahan banget! Mau maunya jadi selingkuhan Eko!' batin Bi Ijah. 'Padahal si Ani cantik! Trus juga yang naksir dia ganteng-ganteng! Kok bisa-bisanya malah nyantol sama Eko' Bi Ijah geleng-geleng kepala.

Bi Ijah segera keluar dari dalam rumah dengan wajah yang pucat.

"Ibu kenapa?!" tanya Randi.

"Tidak apa-apa!"

"Mana hapenya Bu?!"

"Hapenya tidak bisa diambil malam ini Ran! Ani kayaknya sudah tidur!" bohong Bi Ijah. "Kamu tidak apa-apa kan kalau mengerjakan tugasnya ditunda dulu!"

"Iya Bu tidak apa-apa!" jawab Randi. "Nanti Randi pinjem hape bang Jali saja! Pasti dia mau minjemin kok!" ujar Randi yang berniat meminjam hape pemilik konter pulsa dekat rumahnya.

"Ya sudah kalau gitu ayo kita pulang"

Randi mengangguk patuh.

***