Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 27 - Bungkusan

Chapter 27 - Bungkusan

Tangan Intan terulur dan mengambil cangkir kopi yang telah dil*dahi oleh Ani.

"Aw" tangan kiri Intan tiba-tiba tergelincir dan membuat cangkir kopi yang dia pegang jatuh ke atas karpet ruang tengah.

"Aw sakit!" ringis Intan.

Seketika kotak cincin yang dipegang oleh tangan kanan Intan dia letakkan di atas meja ruang tengah. Tangan itu kini memegangi tangan sebelah kiri yang kemungkinan salah urat.

Bulir air mata Intan mulai merembes keluar. "Aw" ringisnya lagi.

Secara perlahan Intan mulai meluruskan lengan kirinya yang sedang menekuk itu.

"Sakit banget!"

Setelah beberapa saat lengan kiri Intan telah normal kembali. Intan bernapas lega meski kedua pipinya telah basah oleh air mata.

"Kenapa tanganku tiba-tiba kram?!" gumam Intan. "Perasaan kemarin aku tidak mengerjakan hal yang berat-berat dan suhu juga sedang tidak dingin!" Intan merasa aneh. "Ah sudahlah mending aku buat kopi! Waktu semakin mepet!" putus Intan seraya bangkit dari duduknya dan mulai melangkah kedu kakinya ke arah dapur.

Intan saat ini sedang mengambil gelas lalu meletakkan gelas itu di atas meja.

"Ini bungkusan apa?!" tangan Intan meraih bungkusan kertas yang ada di meja itu.

Intan perlahan membuka kertas pembungkus itu yang hanya berupa lipatan.

"Ini bubuk apa?!" tanya Intan saat mendapati ada bubuk di dalam kertas itu. "Apa ini obat?!" Intan bertanya-tanya.

Intan segera mengambil kantung plastik setengah kiloan dan memasukan kertas pembungkus yang berisi bubuk putih yang kemungkinan adalah obat, tapi entah obat apa, yang bisa Intan lakukan saat ini adalah mengamankan hal-hal yang mencurigakan.

Kini Intan beralih ke tong sampah di dapur ini dan dia menemukan ada beberapa kertas pembungkus serupa yang telah kosong isinya berada di dalam tong sampah itu dan bercampur dengan sampah lainnya.

Intan segera mengeluarkan hapenya dan memotret semua kertas-kertas itu.

"Ada sesuatu yang tidak beres!" duga Intan. "Aku harus menyelidikinya!"

Intan memasukkan plastik yang telah dia ikat ke dalam saku jasnya.

Kini Intan mulai melanjutkan membuat kopi untuk dirinya sendiri dan meminumnya di ruang dapur.

Tin Tin Tin Tin

Terdengar suara klakson dari arah luar.

"Sepertinya itu Alex!"

Intan bergegas bangun dari duduknya dan meneguk habis kopi yang masih tersisa di dalam cangkirnya.

Langkah Intan sedikit berlari dan tangannya langsung menyambar kedua tasnya yang ada di atas sofa ruang tengah dan tanpa sadar meninggalkan kotak cincin yang seharusnya dia bawa hari ini ke Bali.

Di depan rumah Intan sudah terparkir mobil mewah milik Alex.

"Lama sekali kamu Tan!" tegur Alex. "Cepat masuk!" perintahnya yang disertai gerakan kepala.

"Lebay kamu Lex!" cibir Intan seraya masuk ke dalam mobil mewah itu.

Mobil mewah itu langsung meluncur menuju bandara.

"Lex bisa tidak kalau urusan seperti ini jangan selalu dilimpahkan kepadaku!" protes Intan.

"Aston maunya kamu Tan! Aku mana mungkin bisa nolak! Dia investor penting untuk perusahaan Ayahku!" jawab Alex yang tetap fokus menyetir.

"Ya ya ya! Dari dulu Aston selalu menjadi orang penting!" sahut Intan kesal.

"Apakah dia masih belum menyerah terhadapmu Tan?!"

"Belum!" jawab Intan pendek.

"Woaaa... sebenarnya kau pakai susuk apa Tan sampai Aston tergila-gila padamu?!"

"Susuk tali pocongmu!" jawab Intan kesal dan langsung mencubit perut Alex dengan sekuat-kuatnya.

"Aw" teriak Alex kesakitan.

***

Lagi ga ada iklan.

Otor lagi galau gegara ditolak Jen Jen.

Tapi boong👻