Ricko dan Intan yang sudah puas bermain di dalam mobil terlelap tidur karena lelah. Mereka berdua masih belum berpakaian dengan benar.
Pagi menjelang dan sepasang suami istri itu kelabakan karena bangun kesiangan dan belum pindah ke kamar tidur mereka.
"Mas bangun Mas!" Intan mengguncangkan tubuh Ricko yang masih terlelap tidur di sampingnya.
"Nghh" lenguh Ricko yang merasa terganggu dengan guncangan yang ditimbulkan oleh tangan Intan.
"Mas bangun! Sudah siang!" Intan berkata dengan panik dan sedang tergesa memakai pakaiannya yang tadi malam dilepaskan oleh Ricko.
Ricko mengerjap kaget dan langsung terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari sudah mulai menyusup melalui lubang-lubang ventilasi udara.
"Ayo cepat pakai baju kamu Mas!" perintah Intan. "Nanti keburu Bi Ijah datang dan menyapu ruangan ini!" seru Intan panik. "Aku tidak rela ya kalau belalai kamu dilihat sama wanita lain selain aku!"
"Iya iya!" Ricko segera memunguti pakaiannya dan mulai memakainya satu persatu.
Kini sepasang suami-istri itu telah selesai berpakaian dan segera keluar dari dalam mobil.
"Ayo Mas kita cepetan masuk ke dalam rumah!" ajak Intan kepada Ricko yang berjalan sedikit di belakangnya.
Krieut
Pintu yang menghubungkan rumah dan ruang garasi mobil di rumah ini terbuka oleh Bi Ijah.
"Aaa!" jerit Intan kaget saat melihat Bi Ijah muncul dari balik pintu.
"Aaa!" Bi Ijah juga ikut berteriak kaget karena Intan berteriak. "Ih si Ibu sama si Bapak, dari tadi Bibi ketuk-ketuk pintu kamar kalian karena sarapan sudah matang tapi tidak ada jawaban! Kirain masih pada tidur! Eh ternyata sudah pada bangun ya!"
"Iya, hehe" tawa Intan dan Ricko kaku.
"Omong-omong, Bapak sama Ibu tumben bener pagi-pagi sudah ada di garasi?!" Bi Ijah keheranan melihat majikannya sudah ada di ruang garasi sepagi ini.
"Kami habis itu euu..." Ricko bingung mau memberikan alasan apa yang sekiranya masuk akal karena dia tidak mungkin mengaku dengan jujur bahwa dirinya dan Intan baru bangun tidur di dalam mobil setelah tadi malam puas bersenang-senang.
Bi Ijah mengerutkan keningnya melihat Ricko sulit menjelaskan.
"Kami habis nyari anting-antingku Bi!" sergah Intan mencoba menyelamatkan dirinya dan Ricko agar tidak ketahuan oleh Bi Ijah bahwa mereka tadi malam habis melakukan kegiatan panas di dalam mobil.
"Oh" Bi Ijah hanya mengangguk paham.
"Kalau begitu kami masuk rumah dulu ya Bi!" pamit Ricko yang langsung menggeret Intan untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Oh iya iya silakan!" Bi Ijah manggut-manggut dengan wajah yang sedikit keheranan namun sekejap kemudian dia menggelengkan kepalanya karena merasa geli dengan tingkah suami-istri tersebut.
Selepas kepergian Ricko dan Intan, Bi Ijah merasa aneh karena pintu garasi tidak biasanya ditutup.
"Tumben pintu garasi ditutup?!" Bi Ijah keheranan. "Kalau tidak salah sudah berbulan-bulan lamanya pintu garasi ini tidak digunakan! Kok tumben ya pintu garasinya ditutup! Hm" Bi Ijah berpikir sejenak. "Lha kenapa aku malah mikirin hal tidak penting seperti ini ya?! Mending nyapu saja lah!"
Bi Ijah mulai membuka pintu garasi yang tertutup dan dengan langkah lebarnya Bi Ijah mulai berjalan ke arah pojok bagian dalam dan mulai menyapu ruang garasi itu yang memang sudah menjadi kebiasaannya menyapu semua ruangan di pagi hari.
***
Author's note : Pembaca yang baik akan memberikan like, komen, vote sebagai bentuk dukungan dari mereka untuk penulis.
Netijen : Uhuk uhuk
Otor : Kamu sakit Jen?!
Netijen : Nggak. Aku cuma batuk aja, tumben ga gimbil kaya biasanya😒
Otor : Otorkan sayang kamu😗 Jadi berusaha jaga hati kamu😏
Netijen : Halah gimbil😒
Otor : Tapi suka kan😏
Sekian terima gaji.