Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 17 - Ani Perlu Digaruk

Chapter 17 - Ani Perlu Digaruk

Pak Steven masih ingin dimanja oleh Ani di ruang kamar mandinya.

Ani yang diiming-imingi uang bonusan melayani Pak Steven dengan senyum manisnya. Selain itu Ani juga masih ingat kalau Pak Steven mempunyai rekaman video panas mereka berdua, jadi Ani tidak ingin gegabah menyinggung perasaan laki-laki tua yang sedang dia layani di dalam ruang kamar mandi ini.

Untungnya di ruang kamar mandi Ani hanya diminta untuk membantu Pak Steven mandi dan menyabuni area-area tertentu yang tidak terjangkau oleh Pak Steven.

Ani juga harus menahan kesal saat tangan nakal Pak Steven menyentuh beberapa bagian tubuhnya saat dia menemani Pak Steven mandi.

"An tolong sabunin sosisku dong!" pinta Pak Steven mesum.

"Tidak mau ah! Nanti kalau ujung-ujungnya berdiri aku harus tanggungjawab lagi buat nidurin sosis kamu!" jawab Ani menolak. "Aku sudah capek tadi malam digoyang sampai dua kali sama kamu! Apa kamu masih belum puas?!" tanya Ani.

"Belum!" Pak Steven tersenyum mesum.

"Tapi aku tidak mau!" tegas Ani menolak.

"Ya sudah kalau gitu!" Pak Steven memilih untuk tidak memaksa Ani karena tadi malam Ani memang sudah terlalu capek melayaninya. Apalagi tadi malam dia meminta Ani untuk mengambil alih kendali. Jadi bisa dipastikan betapa capeknya gadis muda itu.

***

Ani dan Pak Steven telah rapi berpakaian. Tiba-tiba ada telepon masuk dari Istrinya Pak Steven dan meminta laki-laki tua itu untuk datang ke Hongkong menyusulnya karena ada teman lama mereka yang akan menikahkan anaknya.

Pak Steven tidak bisa membantah istrinya dan hanya bisa mengiyakannya.

Ani dititipkan kepada Hendri yang masih berjaga di pos satpam karena pacar Hendri belum datang untuk mengantarkan Ani ke rumah Intan dan Ricko agar kedua majikan Ani percaya bahwa Ani sedang sakit dan terpaksa menginap di rumah pacarnya Hendri yang nantinya akan mengaku menjadi teman Ani.

"Hen! Aku titip kesayanganku ya!"

"Siap Bos!" jawab Hendri sigap.

"Aku berangkat!"

"Hati-hati di jalan Bos!" Hendri mengangguk sopan memberi hormat kepada Bosnya.

Setelah kepergian Pak Steven. Ani dan Hendri duduk di kursi pos satpam.

"Hen, pacar kamu masih lama tidak?"

"Katanya pukul delapan dia akan sampai ke rumah ini!" Hendri mulai menyesap kopinya untuk menghilangkan ngantuknya.

Harusnya dia segera pulang pukul enam pagi, tapi karena harus menemani Ani sampai pacarnya datang, Hendri terpaksa berada lebih lama di pos ini.

"Hen, menurut kamu aku cantik tidak sih?!"

"Cantik!" jawab Hendri singkat sambil menganggukkan kepalanya.

Tangan Ani mulai meraba paha Hendri, laki-laki yang saat ini sedang digoda oleh Ani hanya bisa menegang.

Ani memang sedikit menaruh rasa tertarik kepada Hendri yang wajahnya memang tampan. Meski Ricko jauh lebih dia sukai tapi Ani penasaran ingin merasakan sensasi berhubungan dengan Hendri si satpam tampan di komplek ini.

Ani mulai mendekat ke arah Hendri dan menggerakkan wajah Hendri agar menatapnya.

Mereka berdua saling bertatap-tatapan, Ani dengan perlahan mendekat ke arah pemuda tampan itu dan mulai mencium bibir pemuda di depannya.

Hendri yang memang sedikit menaruh hati kepada Ani meski awalnya menampiknya keras-keras mulai terlena dan membalas ciuman Ani.

Tangan pemuda itu mulai bergerilya menelusuri setiap jengkal tubuh bagian atas Ani yang tercetak jelas oleh kaus ketatnya.

***