Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 13 - Mobil Bergoyang

Chapter 13 - Mobil Bergoyang

Ani sangat kesal dengan kenyataan yang ada. Ingin rasanya Ani membunuh laki-laki tua yang ada di sebelahnya ini, tapi apalah daya, dia tidak ingin masuk penjara.

Ani bangkit dari rebahannya namun dihentikan oleh Pak Steven. "Sayang, kamu pulangnya besok saja ya!" pintanya.

"Aku harus pulang sekarang!" Ani tetap bergegas turun dari atas ranjang.

"Ayolah! Sesekali kamu menginap di sini! Mumpung Istriku sedang pergi keluar negeri!"

"Aku takut dipecat oleh Bu Intan jika tidak segera pulang!"

"Dia tidak akan memecat kamu! Kamu kasih alasan saja kalau kamu pingsan di perjalanan ke supermarket! Nanti biar pacar Hendri pura-pura anterin kamu pulang ke rumah Ricko biar mereka percaya!"

"Baiklah kalau begitu!" Ani memilih untuk menginap karena dia sebenarnya sudah sangat lelah setelah dipakai oleh Pak Steven sebanyak dua kali.

Stamina Pak Steven masih sangat perkasa meski dia sudah tua. Ani saja sering kewalahan menghadapi Pak Steven yang hasratnya meluap-luap.

Di rumah Intan dan Ricko, sepasang suami istri itu melupakan keberadaan Ani yang belum kunjung pulang.

Intan sebenarnya ingin mengecek ke ruang kamar Ani namun langsung dicegah oleh Ricko yang ingin segera mengajaknya bermain di garasi mobil rumahnya.

"Aku harus mengecek ruang kamar Ani dulu Mas!"

"Tidak usah sayang! Mending kamu mandi dulu gih! Biar nanti kita nyaman pas mainnya!" Ricko mulai kumat mesumnya.

"Ya ampun Mas! Kamu belum lupa juga dengan permintaanmu yang tadi sore Mas!" Intan tidak menyangka bahwa Ricko akan menagihnya kembali.

"Sana cepet mandi dulu! Mas tunggu di dalam mobil ya!" bisik Ricko.

"Dasar!" Intan tertawa melihat kelakuan suaminya.

Rasa takut Intan tadi sore kini benar-benar menguap karena Ricko ingin bermain dengannya malam ini. Namun yang tidak Intan ketahui adalah Ricko tadi sore hanya main sebentar dengan Ani sehingga energinya belum terkuras habis.

Intan yang tadi sore sudah mandi mulai mandi kembali karena dia memang sudah cukup berkeringat setelah membantu anak perempuannya belajar dan mengurus Kakek Anwar.

Intan memang terbiasa mandi terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan dengan Ricko karena dia memang lebih nyaman jika melakukan hal itu dengan tubuh yang bersih.

***

Intan sudah selesai mandi dan dia langsung menuju ke garasi mobil di rumahnya.

Ricko yang melihat kedatangan Intan langsung tersenyum ke arah Istrinya dan keluar dari dalam mobil.

"Cepet sini yang!" pintanya.

Intan mendekat ke arah Ricko yang sudah berdiri di luar mobil.

"Ayo yank kamu masuk duluan!" perintah Ricko. Intan manut saja.

Ricko pun menyusul Intan masuk ke dalam mobil.

"Mas kamu tidak lupa bawa pengaman kan?!" tanya Intan.

"Mas tidak bawa sayang! Mas pengen punya baby lagi! Kamu tidak keberatan kan?!"

"Iya!" Intan mengangguk setuju. "Aku juga sebenarnya pengen punya baby lagi!"

Ricko tersenyum, lalu mulai mendekatkan tubuhnya ke arah Intan.

***

Di ruang kamarnya Dinda. Gadis muda itu yang tadi telah terlelap tidur terbangun karena ada suara dering pesan yang masuk ke hapenya.

Pesan itu dari Dani pacarnya Dinda.

Dinda membuka pesan dari nomor Dani yang ternyata sudah ada dua pesan.

Dinda membulatkan kedua matanya saat melihat pesan pertama Dani.

"Yank, kamu besok jadi ke tempat Dita kan?! Kalau jadi aku titip k*ndom dari Gilang buat Dita! Kata Gilang buat jaga-jaga kalau-kalau pas Gilang ke rumah Dita lupa bawa k*ndom!"

"Mama tadi baca tidak ya pesan ini?!" Dinda mulai gusar. Dia takut kalau Intan membaca pesan yang dikirim oleh Dani.

Dinda mulai membaca pesan kedua.

"Sayang kenapa kamu tidak balas pesanku?!"

Dinda langsung membalas pesan dari Dani. "Maaf Dan, tadi aku lagi belajar! Oh iya masalah k*ndom Dita maksudnya itu barang yang tadi tidak sengaja kebawa sama aku kah?!" tanya Dinda memastikan.

"Iya sayang! Aku titip sekalian ya! Tolong kasihkan ke Dita!"

"Aku tidak janji ya! Besok aku entah jadi ke rumah Dita, entah tidak! Soalnya besok hari libur! Kalau Mama aku libur kerja kemungkinan besar kami bakalan jalan-jalan keluar!" balas Dinda.

"Ya sudah kalau gitu!"

Dinda memilih untuk tidak membalas pesan Dani.

Hapenya dia letakan lagi di atas meja di samping ranjangnya.

Teman-teman Dinda memang sudah terperosok dalam pergaulan bebas meski usia mereka masih sangatlah muda.

Dinda meskipun berteman dengan mereka tapi Dinda masih terjaga karena dia baru saja mempunyai pacar di saat teman-temannya sudah sering bergonta-ganti pacar.

Meskipun Dinda memiliki paras yang cantik namun dia lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca buku.

Selain itu Dani juga yang statusnya masih menjadi pacar baru Dinda, belum berani meminta hal aneh-aneh kepada Dinda di saat mereka sedang hanya berdua saja.

Sudah sering Dinda dan Dani jalan berdua saat Intan sedang tidak ada di rumah karena Dinda bisa dengan mudah mendapatkan ijin dari Ricko.

Namun mereka berdua hanya jalan ke mall, ke perpustakaan atau toko buku.

"Bungkusan punya Dani tadi di mana ya?!" Dinda mulai mencari-cari keberadaan bungkusan k*ndom titipan Gilang kepada Dani yang tidak sengaja terbawa oleh Dinda.

Dinda tidak menemukan bungkusan k*ndom itu. Di semua laci tidak ada dan Dinda baru ingat bahwa bungkusan itu tertinggal di mobil Ayahnya.

"Aduh! Aku tadi lupa bawa bungkusan milik Dani dari dalam mobil Papa!" Dinda menepuk keningnya. "Aku harus segera mengambil bungkusan itu! Kalau keburu ketemu sama Mama atau Papa duluan, aku bisa habis meski itu bukan milikku!"

Dinda bergegas keluar dari dalam ruang kamarnya dan mulai berjalan menuju ke garasi rumahnya.

Dinda membuka pintu yang terhubung dengan garasi mobil dengan hati-hati takut Intan dan Ricko memergokinya dan kemungkinan akan mengecek bungkusan yang nanti akan dibawa oleh Dinda.

Dinda telah berhasil memasuki garasi mobilnya. Pandangan mata Dinda langsung menangkap mobil Ayahnya sedang bergoyang-goyang.

"Kenapa mobil Papa bergoyang-goyang seperti itu?!" tanyanya penasaran. "Apakah ada hantu?!" Dinda mengernyitkan kening. "Ah mana mungkin itu hantu!" Dinda menepis jauh-jauh perihal hantu dari pikirannya.

Dinda mulai mendekati mobil Ricko yang sedang bergoyang-goyang.

Dinda mengintip ke dalam mobil melalui kaca jendela di sebelah kiri mobil itu.

Kedua matanya membulat saat melihat adegan dewasa di dalam mobil itu.

'Itukan Papa sama Mama!' batin Dinda yang bisa mengenali dengan jelas orang yang ada di dalam mobil Ricko.

Kini kedua telinga Dinda mendengar suara des*hanĀ  Intan dan Ricko yang sedang menikmati pergulatan panas mereka.

Intan dan Ricko tidak menyadari keberadaan Dinda yang tengah mengintip di salah satu jendela kaca mobil.

***