Puas berjalan-jalan di daerah bukit Campuhan dan wisata kuliner dengan tetap memperhatikan kehalalannya, Mahira dan Aydin mencari masjid dan salat dzuhur di sana. Setelah itu merekapun kembali ke hotel tempat mereka menginap. Mahira sampai tertidur di dalam mobil selama perjalanan pulang ke hotel. Aydin pun hanya tersenyum melihat istrinya yang terlihat sangat lelah. Apapun dia lakukan demi membuat Mahira bahagia. Termasuk hal konyol yang ia lakukan pagi tadi. Memakai baju pink.
"Tuan, istrinya tidak dibangunkan?" tanya si sopir saat mereka sudah sampai di lobi hotel.
"Tidak perlu, Pak. Biar saya gendong saja." Aydin keluar lalu membuka pintu tempat Mahira duduk tertidur. Dengan perlahan dia menggendong sang istri yang masih saja tidur denga. pulas. Rupanya Mahira ini memang ketagihan digendong Aydin.
'Dasar putri tidur. Putri yang cantik.' Aydin segera kembali ke Villa yang terpisah dengan hotel tapi akses masuknya masih dari lobi hotel yanh sama. Lumayan jauh tapi tidak menyurutkan langkah Aydin menggendong istrinya.
"Emmmmhh..." Mahira menggeliat saat Aydin meletakkannya di atas kasur kemudian kembali tertidur saat merasakan empuknya kasur yang ia tempati saat ini. Aydin lalu mengambil air hangat, dengan telaten lelaki itu mengelap telapak kaki istrinya. Ia pun membuka hijab Mahira pelan-pelan agar istrinya tidak terbangun. Tangan Aydin terulur ingin mengganti pakaian istrinya namun akhirnya dia urungkan. Khawatir jika istrinya nanti akan terbangun.
Aydinpun ikut merebahkan tubuhnya di samping sang istri setelah membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya. Tak lupa ia bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan padanya. Lelaki itu kemudian terbangun lagi kala dia ingat dengan pekerjaan kantornya. Dia membuka ponsel pintarnya lalu membuka email yang masuk. Mungkin asistennya sudah mengirimkan pekerjaan untuknya. Perusahaan percetakan Aydin ini sudah terkenal di Indonesia. Diantaranya adalah menerbitkan Al-Qur'an pen digital yang sangat diminati masyarakat indonesia. Meski dia sudah memiliki asisten yang sangat dipercaya, namun Aydin masih tidak tenang jika tidak mengendalikan sendiri perusahaan peninggalan keluarganya itu.
Di saat Mahira tidur, dia memanfaatkan waktu untuk bekerja. Dan saat Mahira bangun, dia akan meletakkan pekerjaannya dan dengan penuh menemani istrinya.
Aydin tiba-tiba tersentak saat ponselnya bergetar. Memang baru lima menit lalu ia mengaktifkan ponselnya. Karena dia tidak ingin ada yang mengganggu acara bulan madunya bersama Mahira.
'Abi Wahyu?' ucap Aydin dalam hati saat melihat nama mertuanya tertera di layar ponselnya.
"Assalamualaikum Abi."
"Wa'alaikumsalam. Nak. Maaf mengganggu liburan kalian."
"Iya Abi tidak apa-apa. Ada apa abi?" terdengar suara ribut di belakang Wahyu yang bisa di dengar oleh Aydin
"Aydin, kenapa ponselnya mati? kalian kemana? kalian tidak apa-apa kan? Umi khawatir sama Mahira. Mahira mana?" Aydin sampai menjauhkan ponselnya saat Hanum menyela pembicaraannya dan berbicara dengan keras dan tergesa-gesa. Bisa dipastikan yang ribut di belakang Wahyu tadi adalah Hanum.
"Maaf Umi, tadi memang Aydin sengaja mematikan ponselnya. Kami tidak apa-apa koq. Mahira sedang tidur, Umi."
"Umi video call ya. Mau lihat Mahira beneran tidur apa tidak."
'Umi...' Terdengar suara Wahyu di belakang Hanum mungkin hendak menegurnya.
"Iya Umi sebentar ya." Aydin mengganti sambungan teleponnya menjadi sambungan Video call.
"Alhamdulillah.. anak Umi baik-baik saja." Hanum melihat Mahira yang sedang tertidur. Aydin sampai geleng-geleng kepala dengan sikap ibu mertuanya ini. Yang ternyata sama menggemaskannya dengan istrinya.
"Udah ya... Udah lihat Mahira kan?" Hanum mengangguk saat Wahyu mengucapkan itu. "Aydin, maaf ya sikap umi Hanum berlebihan. Dari kemarin dia menanyakan kalian terus. Dan tadi pagi pegang hp terus waktu dia mengetahui ponsel kalian tidak aktif.
"Tidak apa-apa abi. Aydin minta maaf sudah membuat kalian cemas." Setelah puas berbincang, Aydinpun menutup sambungan video callnya.
Aydin menghela nafas panjang. Baru sehari mereka di Bali tapi ibu mertuanya sudah heboh begini. Apalagi jika satu minggu nanti? Aydin berencana setelah bulan madu, dia dan Mahira akan pindah ke rumah baru. Tadinya ia pikir akan tinggal di rumah orangtuanya. Tapi setelah dipikir-pikir tidak baik juga tetap tinggal setiap dengan orangtua setelah menikah. Aydin melihat gambar rumah yang ia beli sebelum pernikahan. Rumah yang tidak terlalu besar tapi masih ada sisa lahan yang cukup luas. Dengan harapan jika nanti mereka punya anak banyak, Aydin bisa memperluas rumahnya.
Laki-laki itu tersenyum saat membayangkan betapa bahagianya saat nanti punya anak, dan mereka berlarian mengejar anak mereka yang sedang belajar berjalan. Syukur berulang kali ia ucapkan dengan semua nikmat yang Allah berikan saat ini padanya.
***
Sudah tujuh hari Aydin dan Mahira berada di Bali untuk bulan madu. Banyak tempat yang sudah dikunjungi mereka. Pantai atuh Nusa Penida yang terletak di Pulau Nusa Penida yang ada di sebelah tenggara pulau Bali. Pantai yang masih tersembunyi dan masih sepi. Karena Aydin enggan diajak Mahira ke Pantai Kuta atau Sanur yang sudah ramai dengan pengunjung. Aydin tidak mau karena menjaga pandangan matanya dari sesuatu yang tak layak untuk dilihat. Oleh sebab itu dia karena tidak ingin mengecewakan istrinya, Aydin mencari Pantai yang masih sepi pengunjung namun sangat indah. Dan Pantai Atuh adalah tujuan yang tepat.

Lalu di hari ketiga mereka mengunjungi Taman Ujung Karangasem Taman ini memiliki arsitektur dan penataan taman yang rapi. Seperti layaknya taman surga, kolam-kolam mengalir di bawahnya. Aydin dan Mahira duduk santai di gazebo sembari menikmati pemandangan sekitar.

Di hari keempat mereka pergi ke Pulau Penyu yang lokasinya ada di pantai Tanjung Benoa Bali. Untuk menuju pulau penyu Tanjung Benoa, pengantin baru ini akan menggunakan perahu dengan kapasitas maksimum 10 orang. Di dasar perahu terdapat kaca, sehingga pembaca dapat melihat dasar laut Tanjung Benoa. Nama perahunya glass bottom boat.


Dihari kelima keduanya pergi ke Kebun Raya Bedugul. Aydin bahkan sengaja menyewa motor untuk bisa sampai di sana. Ternyata berwisata di Bali menggunakan motor sangat menyenangkan. Bedugul masuk kategori romantis karena, kebun tertata rapi, rumput hijau terlihat asri. Jika mereka masuk lebih dalam kekawasan hutan, melewati jalan setapak yang sudah tertata. Pohon – pohon besar akan terlihat menjulang tinggi. Udaranya sangat sejuk.

Dan di hari terakhir mereka di Bali, Aydin menyiapkan kejutan manis untuk istrinya yang manis. Keduanya kini memakai baju yang sama berwarna putih.


Mereka akan makan malam berdua di Resto terapung yang ada di daerah Danau Batur. Lokasi resto berada di tengah danau Batur, kawasan objek wisata Kintamani. Untuk menuju restoran tidak perlu naik perahu karena sudah tersedia jembatan penyeberangan menuju Resto Apung tengah danau itu. Suasana yang sungguh romantis dan tidak akan bisa dilupakan Mahira sampai mereka tua.

"Terimakasih untuk semuanya ya, Bang. Aku bahagia sekali selama seminggu ini. Abang memberi banyak sekali kejutan yang bahkan tanpa aku minta sekalipun." ucap Mahira saa mereka berada di dalam pesawat dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
"Itu sudah menjadi kewajibanku untuk menyenangkan hatimu. Karena mulai kita menikah, kamu adalah pakaian untukku dan sebaliknya. Kita akan saling melengkapi satu sama lain. Selalu bersama baik suka maupun duka. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku, dan sedihmu juga sedihku. Melihatmu tersenyum bahagia sudah cukup membuatku bahagia, Dek." Ucapan Aydin membuat Mahira tersentuh. Ternyata laki-laki yang selama ini berusaha ia hindari mati-matian, justru membuatnya seperti seorang ratu dan mencurahinya dengan banyak sekali kebahagiaan.
"Makasih, Bang." Mahira menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.
"Semua ini tidak gratis Mahira,"
"Ha.." Mahira spontan mengangkat kepalanya.
"Setelah sampai Jakarta, aku akan menunggu pelayanan terbaikmu di atas ranjang kita. Bagaimana?"
"Hussh.. abang jangan keras-keras ih. Malu sama yang lain." Mahira menutup mulut suaminya dengan jari telunjuknya. Wajahnya memerah kala melihat Aydin menatapnya dengan penuh cinta.
**
Maaf ya dua hari tidak up.
Bagaimana dengan bulan Madunya Mahira dan Aydin?
Yang udah punya suami boleh tuh di colek suaminya biar diajak ke sana. Yang belum menikah. Sabar... jodoh akan datang pada waktunya. Tapi jangan di suruh janji hitam diatas putih minta honeymoon ke Bali kayak Mahira ya. 😁😁
Yuk Ramaikan dengan komen kalian. Mendekati Ending nanti mungkin akan ada drama yang menguras airmata ya. Jadi persiapkan dari sekarang. Tapu saja janji akan happy ending.
Kabur... pasti pada ngomel2 habis ini.😂😂