Azmya sudah bersiap untuk pergi bekerja. Dia pun menuju dapur di mana Rafael sedang sarapan ditemani Bibi Akane.
"Mommy, hari ini aku sarapan mau dibuatkan nasi goreng sama Daddy," ujar Rafael sambil memegang sendok dengan piring yang masih kosong. Mendengar kata " daddy" Azmya langsung melihat ke sosok laki laki sedang berjibaku dengan kompor dan juga penggorengan. Azmya hanya melihat punggung seksi itu. Sepertinya Sena sudah terbangun dan sudah di dapur dari tadi.
Sena menginap di rumah Azmya meski beda kamar. Karena Rafael memaksa Sena untuk menginap di rumahnya daripada menginap di hotel. Karena Sena yang akan menyiapkan sarapan. Azmya pun tanpa malu langsung menuju meja makan.
"Pasti enak, kita tunggu hasilnya," jawab Azmya duduk bersama Rafael. Menunggu sang chef dadakan itu selesai membuat sarapan untuk mereka.
Sambil duduk Azmya menatap punggung Sena yang sedang membuat nasi goreng. Wajahnya tersenyum melihatnya. Layaknya chef profesional Sena begitu meyakinkan.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya tiga piring nasi goreng spesial ala chef Sena sudah terhidang di atas meja makan. Dari penampilan plating nya cukup membuat selera.
Sena menghidangkan sepiring nasi di hadapan Azmya disusul dengan mencium pipi Azmya. Membuat Azmya kaget dan spontan melihat reaksi Rafael. Takut Rafael akan bertanya atau komentar yang macam-macam. Namun untungnya Rafael tidak sempat melihat Sena ketika mencium pipinya.
Azmya pun mencoba bersikap wajar dengan membuat raut muka yang datar.
"Hari ini Daddy yang nganter sekolah bagaimana?" tanya Sena tentu saja membuat Rafael senang dan bersemangat. Dia teriak kegirangan. Karena mungkin selama ini dia belum pernah merasakan diantar ke sekolah oleh ayahnya sendiri.
Azmya hanya menatapnya dengan senyum tipis. Dia berpikir inikah rasanya jika Rafael mempunyai orang tua yang lengkap. Dia terlihat bahagia dan sangat akrab dengan Sena. Meskipun Rafael bukan anak kandungnya Sena sepertinya sangat menyanyanginya seperti anak sendiri.
Ayolah Azmya, kenapa kamu harus mundur lagi. Sena adalah orang yang tepat untuk mendampingimu saat ini.
Bukankah umurnya sudah semakin bertambah. Seharusnya dia sudah mempunyai suami dan juga keluarga kecil. Dia juga butuh sosok laki-laki yang menjadi tumpuan hidupnya. Terutama dia juga membutuhkan kebutuhan biologisnya. Harus sampai kapan dia memendam hasrat biologisnya kalau terus-terusan sendiri seperti ini.
Azmya pun kembali memandang wajah Sena. Dia semakin dewasa dan matang. Usianya lebih empat puluh tahun, namun dia tetap memiliki kharisma unik yang pasti sukses membuat jantung wanita mana pun yang menatap wajahnya berdegup kencang. Namun Azmya belum merasakan degupan dan getaran yang sama saat dia bersama Jun.
Sena yang sadar kalau Azmya terus menatap wajahnya langsung menyentuh tangan Azmya dan menatap nya dengan isyarat.
Azmya pun buru-buru melahap nasi goreng dengan gugup.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sena menanyakan ulasan nasi goreng buatannya.
"Lumayan enak juga," jawab Azmya terus melahap nasi gorengnya.
"Kalau enak kasih reward dong!" kata Sena sambil mengangkat alisnya naik turun..
" Mau apa rewardnya ?" tanya Azmya.
" Morning kiss," bisik Sena ke telinga Azmya.
"Apa," seru Azmya menatap wajah Sena yang masang muka bayi sok imut.
"Ada Rafael," jawab Azmya beralasan.
" Oke, gak apa-apa kalau nggak mau juga, nggak maksa," jawab Sena sedikit kecewa dan mulai pura-pura sedih.
Azmya pun merasa tidak enak. Dia pun dengan jurus secepat kilat mengecup pipi Sena. Kemudian dia langsung meminum susunya di gelas. Sena pun terlihat senang tapi tidak terlalu puas.
"Kok di pipi sih, bukan di sini," kata Sena menunjuk bibir nya dengan telunjuknya.
Azmya pun melotot keberatan. Dia melirik kode ke arah Rafael.
"Oh," jawab Sena pendek.
"Rafael, Daddy boleh minta tolong?" tanya Sena.
"Iya Dad, apa?" tanya Rafael sambil memasukkan suapan terakhirnya.
"Tolong bawakan kunci mobil Mommy di kamarnya!" kata Sena membuat mata Azmya terbelalak. Karena perintah Sena itu hanya untuk mengalihkan perhatian Rafael.
Rafael yang tidak tahu niat Sena untuk mengalihkan perhatiannya langsung pergi ke lantai atas.
Tinggallah mereka berdua di meja makan. Azmya pun menatap wajah Sena yang sudah ngerjain Rafael. Sena pun tersenyum sambil terus memberi kode mengetuk-ngetuk bibirnya pertanda reward yang diminta nya belum juga dipenuhi Azmya.
Azmya pun dengan terpaksa mendekati Sena. Kemudian mendekati wajah Sena dan mengecup bibir Sena dengan mesra. Sena pun menarik tubuh Azmya ke pangkuannya. Sekarang Azmya berada di pangkuannya. Sena pun sudah tak tahan lagi untuk tidak mengecup bibir Azmya lebih dalam lagi. Mereka pun larut dalam aksinya itu.
Mereka baru tersadar setelah suara Rafael datang. Azmya langsung berdiri dari pangkuan Sena dan kembali ke kursi nya.
"Kunci mobil Mommy tidak ada di kamar," kata Rafael kembali ke kursi meja makannya.
"Maafkan Mommy Nak, kuncinya sudah ada di tas," jawab Azmya gelagapan.
"Mommy, lipstik Mommy berantakan ," kata Rafael menunjuk lipstik di bibirnya yang mungkin berantakan gara-gara berciuman dengan Sena tadi.
Azmya pun merapihkan lipstiknya. Sambil memberi kode pada Sena kalau bibirnya pun belepotan gara-gara lipstiknya. Sena pun langsung mengambil tisu di meja makan dan mengelapnya.
Rafael yang melihat pemandangan itu hanya melihat tanpa mengerti apa yang sudah dilakukan dua orang dewasa itu saat dia pergi mencari kunci mobil di kamar.
Azmya dan Sena pun saling lempar senyum geli melihat kelakuan mereka yang memalukan itu.