Azmya pun mengenakan lingerie itu. Kemudian dia melihat bayangannya di cermin. Dia tampak seksi memakai itu. Sungguh selera Sena lumayan juga dalam memilih lingerie wanita. Azmya kemudian menyemprotkan parfum kesukaaannya ke udara dan mengibas-ngibaskan ke leherya.
"Azmya mulai malam ini kamu miliknya, dan nikmati ini semua. Aku sekarang seorang istri yang harus memberikan segalanya untuk suami."
Azmya berkata dalam hatinya sebelum dia melangkahkan kakinya keluar kamar mandi. Dengan memantapkan hatinya Azmya pun keluar kamar mandi. Dia melihat Sena yang sedang dalam posisi berbaring membelakanginya. Azmya pun berjinjit pelan mendekati suaminya itu. Tapi setelah mendekat, dia melihat Sena tertidur dengan posisi meringkuk seperti bayi.
"He like a little baby, so cute." Azmya bergumam dan tersenyum melihat Sena yang tertidur. Sepertinya dia sangat lelah. Makanya dia langsung tertidur tanpa sempat melihat dirinya yang sudah seksi menggoda seperti ini. Azmya pun berjalan menuju tepi tempat tidur di sebelah Sena. Kemudian perlahan dia pun membaringkan tubuhnya di samping Sena dengan posisi menghadap ke arah Sena. Azmya memandangi wajah Sena yang tertidur pulas itu. Untuk pertama kalinya dia memandangi wajah Sena sebagai suami sahnya. Rasa sayangnya pun tumbuh melihat wajah Sena yang meneduhkan itu. Perbedaan usianya 12 tahun dengan Sena mungkin itu lah yang menyebabkan Sena jauh lebih dewasa dalam menghadapi Azmya. Azmya pun terhanyut memandang wajah Sena yang tampan. Azmya merasa beruntung juga menikahinya. Sudah tampan seperti Oppa Korea, Ya memang karena dia adalah keturunan Korea, baik hati, dan juga ....
Tiba-tiba mata Sena terbuka saat Azmya masih memandanginya. Tentu saja Azmya jadi salah tingkah dibuatnya.
"Ternyata Oppa belum tidur?" tanya Azmya.
"Mana bisa aku tidur dengan melewatkan malam yang sudah aku tunggu-tunggu." Jawaban Sena semakin membuat jantung Azmya kian berdebar.
"Kamu lama banget sih tadi di kamar mandi?" ungkap Sena kesal.
"A-aku, kebiasaan kalau mandi memang suka lama."
Sena kemudian mengangkat tangannya dan menarik tubuh Azmya ke pelukannya sehingga wajah mereka hanya berjarak sekian sentimeter saja. Azmya bisa merasakan hembusan napas Sena di wajahnya. Beraroma mint. Sena mencium kening Azmya dengan lembut dan lama sebelum akhirnya dia mendaratkan ciumannya di bibir Azmya.
"Kamu seksi banget sayang." Sena berbisik ke telinga kiri Azmya. Membuat Azmya geli karena itu merupakan salah satu area sensitifnya. Sementara kedua tangan Sena mulai menjalar dari perut menuju perbatasan bukit kembarnya.
"Oppa yang nyiapin ini?" tanya Azmya.
Sena mengangguk dengan tatapan sendu. Pertanda kalau dia sudah tidak tahan untuk segera menerkam tubuh Azmya.
"Oppa, aku jadi ingat perbincangan kita dulu." Azmya mencoba menunda Sena yang dari tadi tangan kananya sudah mengusap bukitnya dan bersiap merayap ke dalam kain penutup bukit kembarnya.
"Apa itu?" tanya Sena menghentikan usapan tangannya.
"Oppa pernah bilang kalau Oppa belum pernah jatuh cinta dan belum punya pengalaman apa pun. Apa sekarang perkataan Oppa dulu itu masih atau ..."
"Kamu mau bilang kalau suami mu ini tidak pengalaman dalam sex, jadi kamu kuatir kalau aku tidak bisa memuaskanmu?" tebak Sena sambil menahan tawanya.
'Bu-bukan begitu Oppa, aku hanya ...." Azmya tidak meneruskan ucapannya karena dia jadi malu sendiri karena telah menyinggung hal itu.
"Tenang saja sayang, untuk itu aku sudah banyak belajar dari beberapa film dewasa yang sudah aku tonton." Polosnya jawaban Sena membuat Azmya tak bisa menahan senyumnya.
Azmya pun beranjak bangun dari tempat tidur. Membiarkan Sena kembali terbangun karena Azmya malah pergi membuka pintu balkon hotel. Azmya pun membiarkan tubuhnya yang sedikit terbuka belahan dadanya tertiup angin malam yang masuk ke dalam kamar. Sena pun ikut turun dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju ke tempat Azmya berdiri. Lalu dia memeluk Azmya dari belakang. Bibirnya perlahan menyusuri leher Azmya yang jenjang putih mulus. Azmya pun membiarkannya dengan perasaan yang campur aduk. Azmya pun memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan bibir Sena yang menjelajahi leher dan belakang telinganya.
Sementara kedua tangan Sena pun merambah ke bagian dua gunung kembar itu. Perlahan memegang dan mengusapnya dengan lembut membuat Azmya sedikit melenguh. Menikmati permainan Sena yang memberinya gairah.
"Kenapa kamu malah membuka pintu balkonnya. Nanti kamu kedinginan?" tanya Sena berbisik.
"Aku kepanasan Oppa di dalam, hehee." Jawaban Azmya membuat Sena gemas kemudian menggigit pelan telinga Azmya.
Kemudian Sena pun mengangkat tubuh Azmya dan memangkunya dengan gaya bridal style. Azmya pun sedikit kaget saat Sena menggendongnya seperti itu. Dengan saling bertatapan mereka pun menuju tempat tidur mereka. Perlahan Sena pun menidurkan Azmya di tempat tidur. Setelah itu dia membuka kaosnya. Sehingga Azmya bisa melihat jelas bentuk tubuh Sena yang seperti pahatan seniman yang luar biasa. Azmya pun berinisiatif bangun dan membuka kancing dan resleting celana Sena. Lalu disusul Sena membuka lingerie Azmya dan sekarang poloslah tubuh Azmya tanpa penghalang membuat Sena semakin bergairah terutama juniornya yang sejak tadi sudah protes terkurung.
Layaknya seperti guru yang sudah pengalaman Azmya menuntun tangan Sena yang sedikit gemetaran itu menuju ke bukit kembarnya dan membiarkan Sena memainkannya dengan bebas. Sena nampak takjub dengan pemandangan di hadapannya. Baru pertama kali ini dia melihat Azmya polos. Dengan perasaan gairah yang membara Sena pun mencium bibir Azmya menggodanya itu. Lalu memberikan sentuhan-sentuhan di area bukit itu yang membuat Azmya semakin membuat suara yang serak tapi seksi membuat Sena tak bisa menahan untuk tidak memainkan lidahnya di bukit kembarnya secara bergantian.
Mereka pun mulai menikmati malam pertama mereka saling menyentuh setiap inci bagian tubuh mereka dan saling merasa memiliki satu sama lain. Mereka bergantian memegang kendali persatuan tubuh mereka.
Sena untuk pertama kalinya merasakan hal yang luar biasa bersama Azmya malam ini. Entah berapa kali dia berteriak "sayang" pada Azmya saat bergumul dengannya. Sementara Azmya dalam hatinya yang terdalam mengucap satu nama yang hanya dia mampu katakan di hatinya "Jun".
Azmya kadang otaknya tak diminta pun melihat Sena malam ini berwajah Jun kadang dia juga melihat wajah Sena. Azmya pun tak mampu menampik kalau di saat seperti ini juga dia masih membayangkan wajah Jun. Dia membayangkan Sena adalah Jun. Dia membayangkan dirinya bercinta dengan Jun.
"Sayang, apa kamu puas?" tanya Sena sambil memeluk Azmya yang kelelahan tidur di sampingnya.
Azmya hanya mengangguk. Namun hatinya malah menjerit. Dia membenci diri nya sendiri karena sudah berani membayangkan wajah Jun di saat malam pertama dengan Sena.
Sena pun tersenyum bangga kemudian mengecup kening, mata, pipi, dan bibir Azmya sebagai penutup malam pertama nya.
Bersambung....