Chereads / Love Me or Leave Me (Indonesia) / Chapter 16 - The Other side of Story's Jun

Chapter 16 - The Other side of Story's Jun

Flash Back …

Sebenarnya Rjun tidak mau berpisah dengan Azmya. Tapi dia tidak mau menginap di rumahnya karena dia takut dia tidak bisa menahan diri saat bersama Azmya. Karena dengan melihat wajah Azmya saja Rjun tidak ingin lepas menatapnya dan tak bisa lepas dari setan mesum yang terus menggodanya. Maka dia pun memutuskan untuk kembali ke hotel.

Sebelum dia naik ke taksi, dia teringat kalau Azmya memakai cincin yang sempat dia kira itu adalah cincin tunangan. Dia pun berjanji akan mengganti cincin itu dengan cincin tunangan yang sesungguhnya darinya. Dia sudah bertekad untuk bisa memiliki Azmya setelah tahu kalau perasaan Azmya padanya tidak berubah.

Sepanjang perjalanannya di mobil Rjun menghayal. Setelah acara fan meet nya di Tokyo dia akan berencana mengajak Azmya kencan romantis di Tokyo sebelum dia harus kembali ke Korea. Dia sudah membayangkan akan mengajaknya makan malam romantis terus berjalan bergandengan tangan menghabiskan waktu berdua di tempat-tempat popular di Jepang tempat anak muda berkencan.

Sampai di depan hotel mereka menginap. Rjun pun turun dan langsung masuk ke lobby hotel. Awalnya dia mau ke bagian resepsionis hotel untuk meminta kunci cadangan kamarnya. Tapi dia kaget ketika melihat Lee Do Hwa sudah berada di hadapannya dengan tatapan dingin.

"Do Hwa, kok kamu bisa disini, yang lain mana?" tanya Rjun.

"Yang lainnya masih di sana, Aku coba menghubungi hyung, tapi tidak aktif ponselnya," kata Lee Do Hwa kesal.

"Bian (maaf), baterei ponselku habis," jawab Rjun memperlihatkan ponselnya yang mati.

"Ada yang harus aku tanyakan pada hyung!"kata Lee Do Hwa agak menekankan ucapannya.

"Baiklah, kita ke kamar kita, kamu bawa kuncinya kan?"tanya Rjun.

Lee Do Hwa tanpa bicara apa pun dia berjalan menuju pintu lift. Rjun bertanya-tanya kenapa sikap Lee Do Hwa sangat tidak biasa dari biasanya. Apa ada masalah dengan Lee Do Hwa sampai-sampai Do Hwa menyusulnya ke Tokyo.

Di balkon kamar hotelnya, mereka berdua melepaskan pandangan ke arah kota Tokyo yang penuh gemerlapan oleh lampu lampu. Keduanya belum memulai pembicaraan.

Rjun melihat raut muka Lee Do Hwa sangat serius dan terlihat dingin. Biasanya Do Hwa selalu menampilkan wajah tersenyum dan tak pernah seserius ini ketika mereka bersama.

"Katanya ada yang mau kamu tanyakan?"tanya Rjun memulai pembicaraan.

"Hyung, apa gadis yang dulu ada di foto itu adalah Azmya?" tanya Do Hwa membuat Rjun kaget. Karena Lee Do Hwa bertanya tentang Azmya.

"Engg … iya itu Azmya, " jawab Rjun sedikit ragu untuk menjawab.

"Apa dia itu cinta pertama hyung?"tanya Do Hwa.

"Kenapa kamu bertanya itu?"tanya Rjun.

"Aku cuma memastikan kalau itu tidak benar!"

"Maksud kamu apa Do Hwa?"

"Hyung tahu, dari awal aku sudah bilang kalau aku menyukai Azmya."

"Do Hwa, kenapa kamu menyukainya?"

"Aku menyukainya karena aku memang menyukainya!"jawab Lee Do Hwa penuh emosi.

Rjun kaget mendengar jawaban Lee Do Hwa.

"Aku pikir hyung tidak akan bisa bersama Azmya"kata Lee Do Hwa membuat Rjun marah."

"Pikirkan Hyo Jin, Hyo Jin tidak akan diam kalau dia sampai tahu Azmya, dan Hyung juga tahu CEO Park juga tidak bakal diam kalau dia sampai tahu tentang Azmya!"Lee Do Hwa memberikan peringatan.

"Apa Hyung bisa melindungi Azmya?"tanya Lee Do Hwa.

"Bahkan Hyung tidak tahu kalau Azmya terluka hatinya dan menangis saat di Onsen tadi siang," kata Lee Do Hwa.

"Menangis, kamu melihat dia menangis?"tanya Rjun tidak percaya.

"Dia menangis mungkin dia tahu hubungan Hyung dengan Hyo Jin," tebak Lee Do Hwa.

"Benarkah itu?" tanya Rjun merasa bersalah.

"Apa kalau Hyo Jin tahu kalau kamu sudah menghabiskan malam dengan Azmya Hyo Jin tidak akan diam, dia pasti akan mencoba mendapatkan Azmya, apa itu yang Hyung mau?"

"Tidak, aku tidak melakukan apa pun dengan Azmya, dan kenapa kamu tiba-tiba membahas ini?"tanya Rjun tidak menyangka kalau Do Hwa akan membahas Hyo Jin.

"CEO Park kan sudah berkali-kali mengingatkan, kalau sampai adiknya itu terluka gara-gara hyung berulah, dia pasti kecewa sekali, dan mungkin saja dia akan membubarkan Seven-F. Baginya Hyo Jin adiknya lebih penting dibanding Seven-F."

"Dan kalau itu terjadi, hyung sama aja membuat semuanya bermasalah. Aku mungkin saja siap bubar, tapi yang lainnya belum tentu bisa menerima grup ini bubar," sambung Lee Do Hwa.

"Hyung harus ingat, kalau bukan karena Hyo Jin, hyung tidak mungkin ada di HV Entertainment seperti sekarang?"

Rjun malah semakin sesak dengan perkataan Do Hwa. Dia merasa kalau DO Hwa hanya membuatnya mengingat kembali kejadian dia pertama kali hendak debut bersama Seven-F, mereka tidak punya sponsor.

Tetapi Hyo Jin lah penyelamat mereka. Hyo Jin mencoba meyakinkan semua produser untuk membantu Seven-F debut.

Tapi itu harus dibayar mahal oleh Rjun, karena Hyo Jin malah membuat dirinya semakin terikat denganya. Dia harus mau berpura-pura berpacaran dengannya untuk menarik perhatian publik. Agar Hyo Jin dan dirinya terdongkrak popularitas. Namun yang ada sekarang Hyo Jin sepertinya terlalu terobsesi padanya. Dia tidak bisa menghindari Hyo Jin.

Rjun hanya bisa terdiam meresapi apa yang dikatakan Lee Do Hwa padanya. Entah dia harus marah dan kecewa pada siapa. Malam itu serasa menyesakkan bagi Rjun. Dia kembali menjadi seorang manusia pecundang yang tak mampu membuat keputusan yang membuat dirinya bisa bersama dengan Azmya kembali. Kali ini bukan Yan, tapi Lee Do Hwa dan Hyo Jin yang membuat dia menjadi laki-laki yang kembali mengecewakan Azmya.

Akhirnya Rjun malam itu dengan berat hati memutuskan untuk tidak dulu menghubungi Azmya.

Sambil mencari cara agar dia bisa melepaskan diri Hyo Jin dan Seven F tidak menjadi korban juga. Dia berharap dia bisa mendapatkan solusi dan agar bisa kembali menghubungi Azmya secepatnya.

Biarlah Azmya berpikir dirinya mempermainkan hatinya. Yang penting Rjun tidak ingin Azmya juga akan kena masalah dulu. Azmya hanya seorang gadis biasa yang tidak tahu dunianya. Dia tidak mau membuat Azmya menderita juga jika dia akan terseret dalam berita berita jahat.

"Maafkan aku Azmya, kali ini aku buat kamu sakit dan menderita lagi, aku janji aku akan menebus semuanya ini"ujar Rjun dalam hati.

Lee Do Hwa kemudian meninggalkan Rjun sendirian di kamar hotel. Dia juga merasa kecewa pada Rjun yang tidak mau menceritakan hubungannya dengan Azmya dari awal. Padahal selama ini dia selalu cerita tentang kehidupan pribadinya pada Rjun.

Namun kali ini, dia merasa dibodohi. Kalau saja Rjun bicara dari awal, mungkin dia tidak akan membiarkan perasaanya pada Azmya tumbuh. Dia juga mengutuk dirinya sendiri kenapa dia bisa dengan mudah dan gampang jatuh hati dengan Azmya, padahal hanya dengan bertemu beberapa kali, tidak tahu kenapa rasa ketertarikannya kepada Azmya semakin tumbuh.

Apakah karena kemiripannya dengan seseorang yang sekarang sudah tiada yang membuatnya tidak bisa melupakannya. Sehingga ketika bertemu Azmya, dia kembali teringat padanya dan membuatnya semakin ingin mendekati Azmya. Perasaannya semakin bergejolak ketika dia memergoki mereka berdua di resort berbicara.

Apalagi melihat Azmya juga menangis setelah itu. Ditambah pada malam harinya mereka tiba tiba berdua pergi. Lee Do Hwa merasa tidak rela, meskipun Azmya adalah seseorang yang pernah ada di hati Rjun, tapi Do Hwa merasa tidak adil sendiri.

****

Rjun dan yang lainnya kembali lagi ke Korea. Lee Do Hwa sejak kejadian kemarin lebih banyak diam dan seperti menghindarinya. Rjun pun menjadi tak enak hati dan tidak nyaman dengan situasi ini. Dia berencana akan mengajaknya berbicara empat mata lagi di lain kesempatan.

Tapi Lee Do Hwa sering menolaknya secara halus dengan berbagai macam alasan. Dan pada suatu hari CEO Park dan Manager Lee memanggilnya secara pribadi ke rumah CEO.

"Kamu akan berduet dengan Austin Garri!"kata CEO Park.

"Benarkah, kenapa harus saya, masih ada yang lain Kang Su Ho atau Do Hwa sepertinya lebih cocok," timpal Rjun.

"Pihak Label Austin maunya kamu," jawab Manajer Lee.

"Bagaimana kamu mau?"tanya CEO Park.

"Atur saja sesuai keinginan daepyonim, "Rjun sedikit terbebani rasanya.

"Rjun, saya akan buat berita kamu dan Hyo Jin pacaran"kata CEO Park kembali.

"Itu juga aturlah seperti yang sudah daepyonim rencanakan"jawab Rjun pasrah. Dia sudah akan menebak hal ini suatu saat pasti akan terjadi.

"Oke kalau begitu,"kata CEO Park.

"Jun, kamu tidak akan menceritakan sesuatu pada kami?"tanya Manajer Lee.

"Cerita apa?"tanya Rjun pura-pura.

"Masalah kamu dengan Azmya?"

"Kalian tenang saja, aku tidak ada hubungan apapun dengan Azmya, kami hanya teman lama," jawab Rjun berbohong.

"Baguslah kalau begitu"ucap mereka lega.

Itukah keinginan mereka. Lantas apa mereka tidak tahu perasaannya sekarang. Rjun hanya mencoba bersabar, karena tidak dipungkiri merekalah yang membantunya menjadi sekarang.

Andai saja tidak, mungkin Rjun hanya seorang laki-laki payah pengangguran dan tidak bisa kuliah karena ayah angkatnya tidak bisa membantu membiayai kuliahnya. Dia terpaksa mencari pekerjaan paruh waktu di Korea.

Tapi nasib baik mempertemukannya dengan Manajer Lee, dan dia mengundangnya untuk ikut casting trainee di HV Entertainment. Niat untuk bertahan hidup di Korea dengan mengandalkan bakatnya menyanyi, dia berusaha keras beberapa tahun sebelum resmi debut sebagai salah satu member idol grup Seven-F. Dan sekarang buah hasil kerja kerasnya harus dia barengi dengan kontrak yang membuat dia seperti di eksploitasi.

Meskipun dia mendapat penghasilan yang lumayan besar tapi tidakndengan kehidupan bebasnya. Dia harus patuh dan menurut apa yang sudah dia teken di kontrak. Awalnya dia hanya ingin saling menguntungkan dan mendongkrak populeritasnya dan juga Hyo Jin. Tapi sepertinya Hyon Jin salah mengerti denganmkepatuhannya. Sekarang dia merasa kalau Hyo Jin menganggap skandal ini menjadi sungguhan. Kadang Rjun berharap dia kembali menjadi orang biasa yang bebas.

KabarnRjun akan duet dengan Austin Garry, penyanyi pop yang sedang naik daun di Amerika. Membuat para member lainnya merasa ikut berbahagia dan mendukungnya.

Tapi tidak dengan Do Hwa, dua hari setelah dia tahu kalau Rjun akan berkolaborasi dengan Austin, Do Hwa membuat keputusan untuk mengikuti Wajib Militer Korea di tahun ini. Keputusan itu tentu saja membuat yang lainnya kaget. Apalagi umur Do Hwa yang masih dua puluh satu tahun belum sebenarnya wajib masuk Wamil. Tapi Do Hwa memberikan alasan kalau dia Wamil sekarang.

Dua tahun kemudian dia akan lebih fokus pada karirnya tanpa harus memikirkan kewajibannya sebagai Warga Negara Korea yang mewajibkan setiap laki lakinya masuk barak Wamil.

Namun Rjun menangkap keputusan Do Hwa Wamil lebih awal karena dia mungkin merasa kecewa dengannya. Rjun pun mengajaknya berbicara sebelum Do Hwa pergi masuk kamp pelatihan militernya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?"tanya Rjun sedih.

"Melakukan apa maksudnya Hyung?"tanya Do Hwa.

"Kamu meninggalkan aku disaat aku mencoba berusaha untuk menjadi seseorang yang bisa kamu andalkan."

"Tidak apa-apa, ini bukan karena hyung atau siapapun, aku hanya ingin melakukanya saja sekarang"kata Do Hwa sambil menepuk bahu Rjun dan berjalan meninggalkan Rjun yang menatapnya penuh penyesalan dan kesedihan.

Sepeninggal Do Hwa ke kamp pelatihan militernya. Rjun menatap layar ponselnya dan sebuah pesan masuk.

"KAKEKNYA AZMYA MENINGGAL"

Rjun kaget melihat pesan yang dia terima dari Akira. Tanpa sepengetahuan yang lain. Rjun memang meminta nomor ponsel Akira. Dan meminta Akira untuk tidak menceritakannya ke Azmya kalau dia meminta nomornya.

Rjun membayangkan pasti Azmya sedih sekali. Dia kemudian mencari nomor ponsel yang dia simpan tapi tak pernah dia coba untuk meneleponnya.

Rjun menelepon Azmya tapi tidak sekali pun diangkat.Rjun semakin kuatir, ingin rasanya dia pergi ke Tokyo dan menghibur dukanya.

Tapi mengingat apa yang sudah terjadi. Kemungkinan besar Azmya akan menolak kehadirannya karena sudah dikecewakan. Apalagi mungkin dia sudah mendengar berita tentang dia dan Hyo Jin.

Beberapa hari kemudian Akira mengabarinya lagi. Kalau Azmya berhenti dari Konami Grup dan pulang ke Indonesia. Rjun pun tak kuasa menahan kekesalannya. Azmya mungkin sangat terluka hatinya. Membayangkan itu Rjun melampiaskan kesedihannya dengan bermabuk-mabukan. Yang selama ini dia tidak pernah lakukan.

Tapi karena hati dan jiwanya merasa kalut Rjun pun mabuk mabukan.