Chereads / Vika's Story / Chapter 42 - Kali Aja Jodoh

Chapter 42 - Kali Aja Jodoh

"Kau membawa mimpi buruk lagi padaku" gadis itu berseru setelah melihat siapa orang yang memeluknya sekarang ini, ia kemudian mengelus pipi orang itu lembut, lalu mencium pipinya, "Maaf lancang" gumam gadis itu kembali

"Apa kalian takut aku marah? Atau kalian khawatir? Atau jangan jangan kalian hanya ingin tidur disini?" tanya perempuan itu pada 4 laki laki yang masih tertidur, ia mengambil posisi duduk sekarang lalu melihat ke arah jam dinding

"Jam 4, malam yang sangat singkat" batin gadis itu, "Kaki gue gimana nih?" gumamnya, ia kemudian mencoba memindahkan kakinya lalu berdiri, "Good, mari kita masakkkk" seru Vika seraya berlari kecil ke arah dapur

"Mimpi buruk" suara seorang cowok

"Apa ada sesuatu? Dari kemarin sepertinya dia ada masalah" balas yang lain

"Mungkin proses?" balas cowok yang lain lagi

"Vin? Lo napa diam aja?" tanya Evan

Elvin hanya menggelengkan kepalanya

"Lo tau sesuatu?" tanya Avan

Elvin kembali menggeleng

"I love you~you hate me~we are happy family~" gadis yang tadi bersenandung di dapur, namun suaranya terdengar sampai ke kamar, "Emangnya salah ya? Kenapa bersikeras sekali kalian semua membenciku? Sorry, gue lupa alasannya, boleh gue tanya sekali lagi? Atau kalian iri? Iri yaaa, ya, gue akui sih saudara gue ganteng, kalian tinggal minta kali! Perlu banget kayak gitu! Nah! Gini nih gue benci nih! Gak ada yang dengerin! Teriak teriak lagi gue! Ish!" gadis itu berbicara sendiri seraya memotong daging, "Kenapa mimpi buruk aja yang gue inget sih?! Mimpi indah gue jarang banget gue inget!! Auk ah! Gue ngambek ama dewa mimpi!!" Vika kembali mengomel

Sementara 4 insan yang ada di kamar hanya melihat satu sama lain setelah mendengar omelan gadis itu

"Ada yang salah" seru Ethan

"Itu terlihat jelas" balas Evan

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Avan

"Dia kesini, pura pura lah tertidur" seru Elvin

*Ceklek

"Vika mau mandi, waktunya cukup gak ya? Mau bangunin, tapi tidurnya kayak bayi gitu" seru gadis itu

"Bayi bayi itu yang menyiksa mu" suara entah dari mana, terdengar jelas di telinga Vika, suara yang mirip sekali dengan abangnya Elvin

"Eh? Apa aku masih bermimpi? Kenapa suara mu masih ada?" tanya gadis itu seraya menatap sekeliling

"Aku tidak puas melihatmu hanya jatuh sekali"

"Kau membuatku jatuh 2 kali, kau membunuhku tadi, apa itu tidak cukup?" tanya Vika tanpa mengurangi volume suaranya

"Tentu saja tidak, aku akan menghancurkanmu perlahan"

"Elvin, kembalilah ketubuhmu, kenapa kau menggangguku? Kau bahkan tidak memberi tau kesalahanku, lihat, tubuhmu terbaring di kasurku, kenapa jiwamu berjalan jalan? Tenanglah, aku akan mati di tanganmu suatu saat nanti, kembalilah" gadis itu, Vika, bicara sedemikian rupa

"Tidak akan"

"Lalu kau mau apa? Lihat kan! Gara gara kau aku tidak jadi mandi! Dasar!" seru Vika seraya duduk di kursinya

"Kenapa tenang sekali? Coba lihat ke belakang"

Vika melihat ke belakang, tidak ada apa apa

"Hei kau, siapa pun kau! Kau mau apa dariku? Bisakah kau diam? Aku tidak suka diganggu, terlebih, aku gak pernah ganggu kamu" seru Vika seraya mendongakkan kepalanya

"Hiks"

"Sekarang apa lagi?! Kau menangis?! Drama macam apa itu?!" tanya Vika

"Maaf..." sesuatu itu kembali berbicara, nadanya mencerminkan dia sangat menyesal

Vika melihat sekeliling dengan waspada

"Maaf..."

"Iya, kau mengatakan itu tadi, dan aku sudah memaafkanmu, lalu kau membunuhku, kau mau berbuat itu juga sekarang?" tanya Vika

"Maaf..."

*Brak!

"DIAM!! Aku sudah bilang kan?! Aku memaafkanmu! Tapi kau mencekik ku! Lalu tampilan tampilan sialan itu! APA MAU MU?!?!!" Vika berteriak sekeras yang ia bisa lalu isakannya mulai terdengar, "Diamlah...matilah bersama diriku yang dulu...kumohon..." Vika berlutut sekarang

Isakan itu terdengar semakin jelas, isakan seorang cowok

"Apa kau tidak merindukanku?"

"Aku tidak mengingatmu! Kenapa aku harus merindukanmu?" tanya Vika, "Kembalilah ke tempat asal mu! Darimana pun kau datang! Ini hari Selasa! Aku tidak mau telat!" seru Vika seraya berdiri, "Jangan macam macam" seru Vika dingin lalu berjalan kembali ke dapur

Abang abangnya terbangun, lalu mereka melihat sekitar dengan waspada

"Bicara dengan siapa dia?" tanya Ethan ragu

"Entahlah, pergilah mandi, kita tanya padanya saat sarapan nanti" seru Elvin seraya turun dari kasur empuk milik Vika

Baiklah, jam 5.15 mereka sarapan bersama, semuanya sudah mandi, dan itu merupakan sarapan yang sangat damai, mengapa? Karena mereka hanya mendengar suara hembusan angin

"Ada yang ingin kalian tanyakan? Tanyakan saja dan aku akan menjawabnya dengan jujur, aku tau kalian terbangun tadi, maaf mengganggu tidur kalian" seru Vika

Mereka menatap panik, kecuali Elvin

"Lo napa nyebut nama gue?" tanya Elvin

"Suaranya mirip abang, jadi kupikir..." seru Vika

Hening

"Vika mimpi apa?" tanya Ethan ragu

"Mimpi...apa...?" ulang Vika, ia terlihat berpikir sejenak, "Vika ketemu malaikat yang cantikkkk banget" seru Vika seraya tersenyum

"Lo bilang bakal jawab jujur, kan?" seru Elvin

"Iya, dan aku jujur, aku melihat malaikat, wajahnya mirip denganku, dia mempunyai sayap putih yang super duper cantik" seru Vika

"Sebelum itu?" tanya Elvin

Vika terlihat terkejut sejenak, lalu ia tersenyum hangat, "Aku liat papa nyambuk Vika, aku liat abang benturin kepala Vika, aku liat semua pembully Vika, aku liat Aaron tertabrak, aku liat Liona dibunuh, aku melihat seseorang penuh darah, ia adalah seorang provokator dan orang itu membunuhku dengan pisau" jelas Vika seraya menekan saat ia mengatakan nama dirinya sendiri

"Terus? Lo gak nangis?" tanya Elvin

"Enggak, aku melihat gadis kecil itu dicambuk, ia berteriak, lalu aku mencibirnya, aku melihat kepala gadis kecil dibenturkan, lalu bertanya, apakah itu sakit? Aku melihat seorang gadis lucu disiram minyak, lalu mereka bertanya bagaimana rasanya, dan aku jawab itu lengket, ya, intinya seperti itu" seru Vika, "Ada lagi?" tanya Vika ramah

Mereka diam lalu menatap satu sama lain, seolah bertanya 'Mengapa dia berubah?'

"Aku...berubah? Tidak! Ini sikap ku yang asli! Sikap ku selama ini adalah bawaan dari mesin sialan itu!" batin Vika, "Tidak, aku akan mengubah sikap ini seperti bawaan mesin itu!" tekad Vika dalam hatinya

Vika menjalani 12 hari setelah kejadian itu, sikapnya tidak berubah, syukurlah, class meet mereka lancar, Vika membantu banyakkk sekali, drama mereka juga lancar! Keluarga mereka memenangkan piala keluarga terbaik!

Kelas mereka memenangkan nyaris semua perlombaan, mulai dari futsal, menyanyi, menari, dan lain lain. Drama mereka juga mendapat piala persembahan terbaik karena bikin deg deg an plus baperin

Lalu pembagian rapot beserta hari ibu, Vika dan Liona sama sama mengambil rapotnya sendiri, hari ibu yang kecepetan itu juga lancar, Vika mengirim 500 juta pada orang tuanya keesokan harinya, well, lebih tepatnya pada mama nya, dan 501 juta pada papa nya, mamanya sempat protes, namun berakhir menjadi waktu yang menyenangkan untuk mama dan anak

Sekarang hari Senin, 23 Desember, mereka sudah siap, Vika menutup semuanya dengan selimut, entah buat apa. Mereka berangkat ke bandara bersamaan dengan Dimas dan Aaron, mobil untuk manusia satu, dan satu lagi untuk koper, abangnya protes karena tau rencana adeknya, tapi Vika memilih mendengarkan lagu dari earphone dan ponsel nya aja, 1 jam kemudian mereka sampai di bandara

"Mau saya bantu, kak?" tanya seorang petugas di bandara itu

"Iya, tolong, makasih ya" seru Vika

Di dalam, Vika bertemu dengan Liona beserta abang abangnya yang sudah memakai 'perlengkapan' idol mereka, ia langsung berlari ke arah Liona dan membiarkan Elvin mengurus semuanya

"Kangen" seru Vika seraya memeluk erat sahabatnya

"Like really? Baru juga sehari" seru Liona seraya tertawa, lalu tawanya memudar saat menyadari lehernya basah, dan dia tau betul akibatnya

"Sudah 12 hari, Vika, lupain mimpi lo dan semua kejadian kejadian yang lalu!" seru Liona lirih, dia biasanya akan ikut nangis jika sahabatnya ini nangis, "Let's have some fun! Kita bakal liburan! Lihat! Bang Yoongi bahkan udah ngambek setelah tau semua rencana kita!" serunya seraya menghibur Vika, ia kemudian melepas pelukannya dan menghapus tangisan sahabatnya

"Lo pikir dia bakal pergi?" tanya Tae

Pantat Tae langsung ditendang ama Jungkook

Vika langsung berhenti nangis tuh

"Pesawat kita sama ya?" tanya Vika

Liona cuma ngangguk, "Duduk bareng?" tanya Liona

"Gak, lo ama gue" seru Yoongi

"Ish" balas Liona

Setelah Elvin ama Jin selesai check-in, koper koper udah dimasukin juga ke bagasi pesawat, mereka langsung jalan bareng ke lorong pesawat mereka

"Lorong kite jauh amat gila" protes Liona

"Penting aku bahagia, sini tangan lo" titah Vika

"Buat?" tanya Liona

"Foto" balas Vika seraya mengambil paksa tangan Liona lalu menggenggamnya, "Thanks" balas Vika

"Gue aja napa?" tanya Aaron yang jalan dibelakang mereka, dua insan itu mimpin guys, soalnya mereka terlalu bersemangat

"Nanti aja" balas Vika

Mereka lagi duduk tuh, nunggu dipanggil

"Berapa jam penerbangan? Gue lupa" tanya Liona seraya memainkan hp nya

"1 jam 50 menit" balas Aaron

*Kringgg

Hp Vika guys

"Halo yang?" seru seseorang di seberang sana, karena Aaron duduk di samping Vika, ia bisa mendengar jelas percakapan mereka

"Napa?" balas Vika

"Sayangnya mana?" tanyanya lagi

"Jijik ish, kenapa nelpon?" tanya Vika

"Ngambek lagi nih?" seru seseorang diseberang sana

"Iya deh iya, Rio sayang, ada apa kakanda menelepon adinda?" tanya Vika seraya terkekeh

"Giliran gue yang jijik, gue kangen" seru orang yang ternyata adalah Rio

"Ulalaaa, ku merasa tersanjung maz" balas Vika seraya berdiri, namun tangannya ditarik kembali oleh Aaron

"Lo lagi nunggu ye?" tanya Rio

"Hmmh!" balas Vika bersemangat

"Yaudah deh, nanti lagi, see, lovely writer" seru Rio yang langsung memutuskan sambungan telepon itu

Mereka gak pacaran kok, cuma pas kemarin Rio ngambek tuh, dia nyuruh Vika manggil sayang biar baikan

"Eh dek, kita cuma nginap di satu hotel?" tanya Jimin

"Iya bang, tenang aja, hotelnya besar kok jadi kita nikmatin aja dah tuh hotel" seru Liona tanpa mengubah arah pandang dari hp nya

"Li" seru Vika seraya berdiri

"Oy?" balas Liona

"Beli es krim" ajak Vika

"Yok" seru Liona seraya berdiri pula, mereka jalan jalan bareng

"Kuki ikuttt" serunya seraya berdiri

"Yawudah ayo" seru Vika

"Ikut woe" seru Dimas

"Ikut juga" timpal Aaron

"Ikut" seru Jimin

"Ikut ugha, biar ada yang motoin kalian" seru Avan

"Nahh, ini nih yang dicari cari" seru Liona

"Mari kita pergii" seru Vika

Mereka udah jauh, akhirnya sisa abang yang ditinggalkan menatap sinis satu sama lain

"Wee, fotoin njing!" itu Jimin guys

"Gausah nge gas!" balas Liona, "Siniin hp lo! Es krimnya doank kan yang difoto? Oke es, 1..2..." Liona ngeselin

*Tak

"Anjing!" Liona misuh misuh ga jelas

"Haishh" Vika cuma geleng geleng kepala ngeliat mereka, "Fotbar yok bang?" tanya Vika pada Avan

"Ayok, sini abang yang pegang" seru Avan seraya mengambil hp Vika

"Fotbar sama gue lah njir!" seru Aaron melihat Vika dan Avan

"Sini sini" seru Vika

"Ikuttt" seru Dimas

"Nanti" balas Aaron

"Dah, sini lo" ajak Vika setelah Aaron dan dia selesai

Mereka akhirnya fotbar guys, mereka mintain bule yang lewat buat ngambilin gambar, awokwkw

"Thankss" seru Vika

Liona ngeliat hasilnya, terus ketawa ketawa gak jelas

"Anjir!! Bahahah!! Apaan nih?! Muka lo jelek amat bang Chimmm" seru Liona seraya memukul mukul punggung Jimin

"Adek laknat" gumam Jimin, namun terdengar jelas

"Apa lo bilang?!" Liona ngamuk lagehh

"Udah udah, balik yok" ajak Vika

"Kuyy" balas mereka semua

Mereka balek

"Es krim kita mana dek?" tanya Ethan

"Gak ada, kan gak mesen" balas Liona

"Nah, aaa" seru Vika seraya menyuapkan Ethan es krim miliknya

"Makasih" balas Ethan

"Dekkk, mintaa" seru Tae

"Enak aja! Beli ndiri!" seru Liona

"Ya Tuhan...punya adek gini amat" seru Tae seraya mengelus dadanya

40 menit kemudian, mereka udah masuk di pesawat, mereka semua duduk di bagian kiri yang ada 3 kursi, Avan-Vika-Elvin, Jin-Liona-Yoongi, Jimin-Tae-Jungkook, Namjoon-Hoseok-Aaron, Evan-Ethan-Dimas. Kira kira seperti itu

10 menit kemudian, mereka memulai penerbangan, baru juga terbang, eh, dah pada tidur njir, cuma Vika yang bangun diantara rombongan mereka, jadi dia dengerin musik bae dari hp nya

*Tuk

*Tuk

Vika cuma natap kanan kirinya, kedua abang yang duduk bersamanya tidur di pundaknya sekarang

"Anjay...tambah ganteng klean bang" batin Vika

*Cup

*Cup

Vika mencium pucuk kepala mereka berdua

*Puk

Elvin kebangun guys, dia naruh tangan adiknya di kepalanya, mengisyaratkan agar dielus, Vika cuma senyum, terus ngelus rambut abangnya dengan lembut

Vika ngeliat kursi di depannya, "Halo" serunya ramah melihat disana ada bayi

Bayinya cuma ketawa ketawa ngeliatin Vika

"Halo kakak" seperti biasa, itu mama dari anak itu

"Siapa namanya?" tanya Vika lembut

"Gilbert kakak" balas mama dari anak itu

"Gilbert? Ih, ganteng deh" seru Vika seraya memegang tangan adik itu

"Kakak juga cantik" balas mamanya

"Hahah, makasihhh" balas Vika, "Gilbert umur berapa?" tanya Vika lagi

"1 tahun kak, kakak sendiri?" balas mamanya

"1 tahun? Lucu banget sihh, kakak 17 nih" seru Vika

"Masa sih? Kakak kelihatan kayak 14 lhoo" balas mamanya

"Ih, gilbert jahat! Masa kakak udah gede gini masih di bilang 14? Gilbert sih! Ketinggian! Kan kakak jadi keliatan pendek!" seru Vika

"Hahah, kamu lucu banget, siapa namanya?" tanya mama itu

"Vika, tante" seru Vika

"Oh Vika, itu pacar kamu?" tanya tante tadi

"Enggak te, ini abang" balas Vika

"Ohhh, padahal kalian serasi lhoo, sayang banget cuma abang adek" seru tante itu seraya tertawa

"Masa sih tan? Oh iya, Gilbert anak keberapa nih tan?" tanya Vika

"Ketiga, sayang" balas tante itu

"Wahh, terus yang dua lagi dimana te?" tanya Vika

"Tuh, lagi liatin kamu sambil ngeblush" seru tante itu melirik kedua anaknya

"Eh?" Vika langsung noleh samping, dan bener aja, dia ngeliat dua anak cowok tante ini lagi nge blush

"Kalo suka bilang! Nanti nyesel lagi!" seru Tante itu pada anaknya

"Hahah, tante apaan sih! Berarti tiga tiganya cowok ya te?" tanya Vika kemudian

"Iya sayang" balas tante itu ramah, "Jangan diliatin mulu!" tante itu kesel sama anaknya

"Apa sih ma?! Itu tuh ciptaan Tuhan, ya dinikmatilah!" seru seorang cowok yang sepertinya anak pertama

"Noh! Abang bener tuh ma!" balas adiknya

"Ish, genit kalian! Yaudah kenalan gih!" titah mamanya

"Hilih, bilang aja mama iri, iya kan?" tanya anak kedua itu

"Vika kan ya? Gue Vito, anak pertama, umur 20" seru anak pertama itu memperkenalkan diri

"Gas teross" sambung anak kedua, Vika cuma ketawa ketawa, "Gue Reka, umur 18" sambungnya

"Yahhh, kakel, gak seru ah!" balas Vika

"Yaudah anggap aja kita SMP" balas Vito

"Emang bisa gitu?" tanya Vika seraya terkekeh

"Bisa bisa in" balas Reka

"Lo ke Bandung, Vik? Atau nerusin ke kota lain?" tanya Vito

"Ke Bandung bang, liburan" balas Vika

"Hotel?" tanya Vito terus terang

"Gas terusss, syukur papa tidur ya Vito" mamanya ikut nimbrung guys

"Kali aja jodoh, mah" seru Vito

"Hahaha, iya kali?" balas Vika

"Jodoh gue itu bang" balas Reka

"Temenan dulu kek, dasar gak tau malu!" cibir mamanya

"Ngapain temenan kalo bisa langsung pacaran, ye gak? Re?" seru Vito

"Betul tuh" balas Reka

Jujur aja, mereka manis plus gantenggggg banget

"Ish, yaudah deh, ketemuan yok?" tanya Vika

"Tuh kan mah, dianya juga mau" seru Vito

"Nomornya aja dek, biar nanti ketemuan kita yang jemput di hotel lo" seru Reka

"Gue yang diajak bego!" Vito mukul paha Reka

"Diam lo bangsul!" balas Reka

"Eyyy, diem kalian! Malu maluin aja!" balas mama nya

Vika cuma ketawa

"Nomornya?" tanya Vito

"085246837954" balas Vika

"Cool, thanks" seru Vito seraya mengedipkan sebelah matanya

"Lemah aku mas" seru Vika penuh drama dan berakhir dengan tawa mereka bertiga

"Cih" seseorang dibelakang sana melihat itu semua, lalu sekarang moodnya hancur berkeping keping

.

.

.

.

.

.

Like usually >.<