Chereads / Vika's Story / Chapter 48 - Senyum Itu Susah

Chapter 48 - Senyum Itu Susah

So guys, first, karena ini bulan puasa, ku hanya ingin mengatakan hati hati, ada beberapa kata kata kasar dan lain lain, jadi kalau masih mau baca yaudah, pokoknya aku dah ngasih tau :(

××××

"Anjayyy" kata pertama yang keluar dari mulut Liona pas masuk ke dalam mall

Vika cuma ngeliat sekeliling, terus dia nangkap sesuatu di salah satu toko mall itu

*Drap

"Cewek" komentar Yoongi

"Woy Vik!" Liona langsung ngejar, "Ngapain beli? Dah habis?" tanya Liona

"Udah, pingin beli buat 2 minggu aja sih, biar langsung habis di sini" seru Vika seraya memilih skincare nya

"Hm" Liona ikut ikut an, yang cowok nungguin di luar, dari pada 2 anak itu ditinggal terus hilang ya kan

20 menit, mereka berdua keluar

"Udah?" tanya Jimin

Mereka cuma ngangguk terus celingak celinguk

*Drap

Lari lagi, kali ini ke toko baju

"Haish, habis pasti tuh uang hari ini" seru bang Jin

"Jaehyun's wife" seru Vika seraya mengambil kaos bertuliskan itu

"Bacot" balas Liona seraya mengambil kaos bertuliskan itu pula

Vika celingak celinguk lagi, terus mendekat ke daerah piyama, "Li" panggil nya

"Oy?" tanya Liona

"Beli kuy? Kembaran" seru Liona seraya mengambil kigurumi kucing

"Skuyyy" balas Liona

Mereka keluar lagi setelah beli tuh kigurumi

"Beli apaan?" tanya Ethan

"Kigurumi" balas Vika

"Hah? Paan tuh?" tanya Jimin

"Nanti malam kita pake kok" balas Liona

Vika cuma ngangguk

"Udah? Beli apa lagi?" tanya bang Hoseok

"Vin? Van? Than?" oke, cewek, Vika langsung ngeliat ke arah nya, begitu pula yang lain

"El?" batin Vika

"Cewek yang dikuncir dua bawah" seru El

"Mantan?" tanya Vika, "Nama?" tanyanya lagi dalam hati

"Wah, gak nyangka ketemu lagi" seru cewek itu

Mereka semua melihat ke arah Vika

"Belum saatnya Vika, maaf, itu rahasia besar, tapi mungkin, kalo kamu tau, kamu bakal lari sambil nangis" balas El

Vika terlihat mencerna perkataan El, "Em, aku mau beli casing hp bentar" seru Vika seraya menunjuk salah satu toko

"Maaf" seru El

"Gak papa" balas Vika, anehnya, setetes air matanya terjun begitu saja, bahkan sisanya mengikuti

"Sungguh Vik, aku minta maaf, aku hanya memberi tau sesuatu yang ringan padamu, maaf" seru El

Vika hanya diam

"Jadi dia masih hidup? Kupikir penyakit itu akan membunuhnya dengan cepat" tanya perempuan tadi seraya melihat kepergian Vika

8 saudara ditambah dengan 2 cowok itu hanya menatap bingung

"Diamlah, gue bilang menjauh dari hidup gue saat pertemuan kita yang terakhir, kan?" seru Elvin dingin

"Ayolah sayang, kau sempat menjamah tubuhku dulu, kau pikir kau bisa membiarkannya begitu saja?" seru perempuan itu tanpa malu, 8 saudara dan 2 cowok itu mendengar semuanya, bahkan Ethan dan Evan pun ikut terkejut atas pernyataan dari cewek itu

"Minggir" seru Elvin dingin dilengkapi dengan tatapan mautnya

Vika beneran jalan ke toko casing hp, membeli casing yang imut baginya, Vika asik memilih, tiba tiba suara nyaring menghentikannya

*PLAK!!

Bisa dipastikan suara itu menggelegar hingga radius 50 meter, Vika langsung natap ke arah suara, sepertinya masyarakat yang berkunjung baik, mereka tidak memfoto atau memvideo, mereka hanya melihat kejadian itu

"Minggir" tekan Elvin

Perempuan itu malah tertawa, lalu ia menempelkan diri dengan Elvin, sementara Vika? Tentu saja berjalan menuju mereka

"Kakak" serunya seraya tersenyum, namun bekas air matanya masih terlihat jelas, "Kenalin, Vika" seru Vika seraya menjulurkan tangannya, namun perempuan itu malah menatap sinis ke arahnya dan tidak menerima uluran tangan Vika, Vika dengan pelan menurunkan tangannya, namun senyumannya tidak memudar, "Em...bisa agak menjauh?" tanya Vika dengan sopan, tapi sepertinya agak menusuk

*PLAK!!

Perempuan itu menampar Vika dengan keras

"Baik sekali pengunjung nya, mereka hanya melihat, tumben" batin Vika seraya terkekeh

"Kau gila?" tanya perempuan itu

"Sebagian besar?" balas Vika seraya tetap tertawa kecil

"Pergi sana! Muka lo kayak sampah, gue jijik" seru perempuan itu dengan sinis

"Sampahan mana sama yang udah dipegang cowok?" tanya Vika seraya mengetuk dagunya dan tersenyum dengan sangattt manis

Perempuan itu kembali mengangkat tangannya

*Tep

"Katanya sih ya, orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti, bener gak sih?" tanya Vika seraya meremas kuat pergelangan tangan orang itu, "Pergilah ke tempat sampah, kurasa kau cocok berada disana, kak" seru Vika dengan tatapan maut nya

Orang itu menyeringai, lalu menendang kaki Vika dengan sangat kencang hingga ia terjatuh dan meringis kesakitan

"Vika!!" Liona berteriak, lalu jongkok di sebelah temannya yang tersungkur

Vika melihat dengan ujung matanya, "Jangan" serunya manis begitu melihat seseorang mengeluarkan hp dan berniat memfoto mereka, mendengar ucapan Vika, orang itu langsung menyimpan hpnya, "Makasih" balas Vika lembut, "Hup" Vika berdiri, "Ayo pergi, aku bosan, kalian gak mau aku bosan kan?" seru Vika, mereka hanya mengikuti langkah Vika dari belakang

Mereka melihat cemas ke arah Vika yang bersusah payah untuk jalan, ingin membantu, tapi bimbang, Vika tidak mau diganggu jika begini, jadi mereka lebih memilih diam

"Cih! Dasar, emang dia pikir Vika sampah?!" seru Vika seraya menendang kaleng yang ada di parkiran, "Eh, maaf, sakit ya" serunya lagi seraya mengambil kaleng itu, "Kamu udah gak berguna, maaf kalau aku membuang mu, memang begitu hidup, tapi kau akan didaur ulang, semoga lebih baik di kehidupan selanjutnya" gumam Vika seraya membuang kaleng itu

"Vika...?" Liona memberanikan diri membuka mulutnya

"Hm?" tanya Vika seraya melihat ke belakang, ke arah sahabatnya itu

Liona hanya menatap khawatir

"Oh, haha, maaf, tadi gue gak enak sama atmosfernya, jadi gue pikir lebih baik keluar, sorry sorry, bego nya lagi mode on" seru Vika seraya tertawa, tapi terlihat jelas, air matanya mengalir, "Hmm, uang parkir sayang sih 8.000, ish! Dasar anak orang! Buat rugi bae kerjaannya" omel Vika, ia kemudian melihat ke arah hpnya

"Hayolohhh, ke ambil kan?" seru Dimas seraya terkekeh

"Iya njir, temenin Dimmm" seru Vika

"Yaudah ayok" balas Dimas

Sisa nya hanya melihat kepergian mereka berdua, lalu masuk ke mobil masing masing

"Apa yang terjadi?" tanya Ethan dingin

"Bukan urusan mu" balas Elvin sama dinginnya

"Selama berurusan dengan adek gue, berarti itu urusan gue juga" seru Ethan

"Kayaknya kalian punya hubungan lebih ya? Bukannya itu temen mantan lo yang tadi di restoran pizza? Kenapa bisa sesial itu hari ini?" tanya Evan

"Diam" balas Elvin

"Kenapa? Lo takut? Apa yang lo sembunyiin dari kita?" seru Ethan dengan nada menantang

"Gue bilang diam" seru Elvin

"Beritahu" tekan Evan

"Diam" seru Elvin kembali

"Kau punya mulut kan? Ayo ceritakan" tekan Ethan

*Brak!!

Elvin memukul kemudi itu, "Kubilang diam" serunya lagi

"Kenapa harus Vika yang punya penyakit itu? Kenapa gak lo? Kenapa gak kita? Kenapa dia maafin kita semudah itu? Kenapa dia selalu tersenyum? Kenapa dia gak pernah menangis dengan keras saat di siksa oleh lo? Kenapa dia membiarkan tubuhnya di siksa begitu saja? Kenapa dia pemaaf? Secinta apa Tuhan sama dia? Kenapa? Kenapa semua ini terjadi? Kenapa lo benci sama dia?" setetes air mata terjun dari mata Ethan, lalu disusul dengan tetesan yang lain

"Kubilang diam, Ethan" seru Elvin lirih

"KENAPA LO SELALU NYELAKAIN DIA?!?!! DIA SALAH APA SAMA LO, HAH?!???!!" Ethan berteriak

"Diamlah, Vika bakalan sedih kalau ngeliat kalian kayak gini" seru Avan

Sementara itu, di dalam mall

"Kakakkk!! Aku minta maafff, casingnya ke bawa tadii, berapa harganya??" tanya Vika seraya menundukkan kepala

"Ambil saja" seru kakak yang ada disitu, Vika melihat dia tersenyum hangat

"Ambil aja dek" balas yang lain

"Enggak enggak, aku mau bayar, berapa, kak?" tekan Vika

"Ambil saja, anggap aja upah untuk senyum manis mu tadi" seru yang lain

"Hehh??" Vika terlihat bingung

"Kami memaksa, terimalah, anggap itu hadiah" seru kakak yang pertama kali

"Tapi...aku tidak berbuat apa apa" seru Vika seraya melihat casing itu

"Senyuman mu manis, bahkan kau tetap tersenyum saat menangis, itu sesuatu yang sulit, jadi ambil saja, lagipula kau  baik sekali kembali kesini hanya untuk membayar itu" timpal yang lain

"Sungguhkah?" tanya Vika

Mereka semua mengangguk

"Terimakasih kak, sehat selalu yaa, bahagia teruss" seru Vika seraya membungkuk lalu melambaikan tangannya hendak pergi

"Manis kan Vik? Senyum itu susah, kadang, orang dengan masa masa sulit hanya membutuhkan senyuman dari orang lain, dengan itu, sebagian besar pasti akan berusaha keluar dari masalahnya, terutama saat tau orang yang tersenyum itu juga memiliki masalah" seru Dimas

"Basi, Dim" komentar Vika seraya terkekeh

"Cih" balas Dimas

"Kakak kakak!!" 2 orang anak kecil, cewek cowok, berlari ke arah mereka dengan membawa sebuket bunga mawar

"Iya?" tanya Vika seraya berjongkok

"Apakah kaki kakak sakit? Ini, bunga untuk kakak, kami minta maaf tidak bisa membantu ya kak, ini sedikit hiburan untuk kakak, jangan sedih ya, kakak harus tetap semangat!" seru anak cowok

Vika hanya tertawa, ia menerima bunga itu "Manis sekali, ini adek kamu?" tanya Vika pada anak cowok itu

Anak laki laki itu hanya mengangguk mantap

"Bagus deh, adeknya dijaga ya! Kamu harus jadi abang yang baik buat adek kamu, oke?" seru Vika seraya menjulurkan jari kelingking nya

"Okee" balas anak itu seraya mengaitkan kelingking kecilnya pada Vika, mereka kemudian berlari menjauh, sementara Vika bangkit berdiri

"Gue iri" ungkap Dimas

"Yaudah bunganya bagi dua" seru Vika

"Bukan, dia megang kelingking lo, gue iri" seru Dimas

"Cih, kayak anak kecil lo!" seru Vika sambil ngerangkul Dimas, tapi harus jinjit saking pendeknya Vika

"Pendek sih lo!" ejek Dimas yang sadar akan hal itu

"Sialan lo Dim!" balas Vika, "Yaudah sini pegang" sambungnya seraya menjulurkan tangannya, Dimas tanpa basa basi langsung genggam aja tuh tangan

Mereka jalan ke parkiran sambil ketawa ketiwi ngomongin hal random

*Cklak

Vika membuka pintu mobil, senyumannya langsung memudar begitu melihat Elvin dan Ethan menangis, Vika masuk tanpa berbicara, begitu pula Dimas, Ethan turun sebentar supaya Dimas bisa masuk ke belakang, mereka diam diaman sekitar 2 menit di mobil itu, hanya terdengar isakan kecil sesekali

*Cklak

Vika keluar kembali karena muak, ia kemudian pergi ke kursi tengah

"Bang, minta tolong kendarain" serunya pada Avan, Avan cuma ngangguk, Elvin langsung keluar dan duduk di kursi tengah, "Gak papa ya bang sendirian di depan?" tanya Vika

"Gue aja yang ke depan" tawar Evan yang langsung keluar dari mobil menuju ke kursi depan

"Kemana dek?" tanya Avan

"Coba telpon mereka" seru Vika seraya merangkul dan membuat kepala Elvin dan Ethan berada di pundaknya

Dimas jadinya yang nelpon, dia nelpon Liona, "Halo Li?" seru Dimas

"Oy" balas Liona

"Jalan ato balek?" tanya Dimas

"Balik aja, kasian yang di mobil lo" seru Liona cepat

"Yaudah" balas Dimas yang langsung mengakhiri percakapan itu, "Balek, bang" seru Dimas

"Ini GPS" seru Vika seraya menyerahkan hpnya, mereka langsung keluar dari mall itu

"Kenapa nangis?" tanya Vika lembut, saking lembutnya, mampu mengiris semua hati yang mendengarnya

2 insan itu menangis tambah keras, atau lebih tepatnya air mata yang keluar lebih banyak, mereka menahan isakan, bukankah terlihat lemah jika isakan itu sampai keluar? Itu yang ada dipikiran mereka

"Kok bisa gini bang?" tanya Vika pada Evan dan Avan

"Tadi Ethan marah marah ke Elvin, Elvin nyuruh diem karena gak mau jawab" seru Evan

"Terus?" tanya Vika lagi, "Yang buat nangis dimana?" tanya nya

Evan ama Avan diem, udah pasti yang buat mereka nangis adalah perasaan sendiri

"Gak usah di tahan isakannya, nangis aja, gak papa kok" seru Vika seraya mengelus rambut mereka dengan lembut

Mereka tetep nahan isakan, tapi air matanya masih mengalir, sekarang bahkan baju Vika dah basah semua

"Maaf..." suara dari Ethan, kecilll banget, tapi Vika dengar, dia dengar dengan jelas

Vika cuma tersenyum

*Cup

*Cup

Dia mencium pucuk kepala abangnya bergantian lalu diam seraya mengelus kepala mereka

"Hari ini lo tetep pergi?" tanya Elvin dengan volume suara kecil

Vika ngangguk, "Gak enak kalo di batalin" seru Vika

"Jam berapa?" tanya Elvin lagi

"Pokoknya selesai kita dinner" seru Vika

"Kita dinner jam 20.30 aja" seru Aaron

"Habis makanannya" balas Vika

Hening sejenak

"Dari mana bunganya?" tanya Avan

"Anak kecil, katanya minta maaf tadi gak bisa bantu, jadi dikasih bunga" balas Vika seraya tertawa kecil mengingat wajah dua anak itu

Diam kembali

"Besok kita full bareng, oke?" seru Vika

Mereka diem, gak ada yang jawab

5 menit, Ethan sama Elvin tidur di pundak Vika

"Pegel..." batin Vika

40 menit kemudian mereka sampai di hotel

"Bang, bangun, dah nyampe" seru Vika seraya mencubit pipi abangnya

Mereka langsung bangun, tapi masih ngantuk ngantuk, terus keluar dan langsung menuju kamar masing masing

"Maaf ya buat hari ini" seru Vika saat mereka berada di dalam lift

"Bukan salah mu" balas bang Yoongi

"Sepenuhnya salahku" tekan Vika, "Kalau aku gak ada pasti gak kayak gini" sambungnya

"Kalau lo gak ada, kita semua gak ada disini, gue gak bakal pergi keluar dan tetap ngurung diri dikamar" balas Liona

Vika terdiam, begitu pula dengan semuanya, mereka memasuki kamar masing masing

"Vik?" seru Liona yang sedang tiduran

"Hm?" tanya Vika

"Ngapain ngambil baju renang?" tanya Liona

"Mau berenang lagi" balas Vika

"Make baju basah gitu?" tanya Liona

"Kan mau ke air, sama aja basah" seru Vika seraya membuka pintu toilet

"Gue ikut ye, cuma tidur tiduran" seru Liona

"Yoi" balas Vika, 2 menit kemudian Vika kembali keluar, ia dan Liona keluar dari kamar

"Loh guys? Napa pada diluar?" tanya Liona begitu melihat semuanya ada di depan kamar, lengkap

"Udaranya enak, jadi kita keluar" balas Dimas

"Kalian mau berenang lagi?" tanya Jungkook

"Cuma gue, bang" seru Vika seraya berjalan ke arah lift dan diikuti oleh Liona, kolam renang itu kosong, tidak ada seorang pun

Baru aja nyelupin kaki ke kolam renang

*Jrasss!!

Hujan turun dengan derasnya, membuat mereka yang diatas melihat ke bawah, namun yang mereka dapati adalah wajah teduh milik Vika, Vika mendongakkan kepalanya ke atas, memejamkan matanya lalu seakan berbicara pada seseorang

"Apa tidak apa apa?" tanya Jungkook

"Dia bakalan sakit, sudah pasti" balas Aaron

"Lalu?" tanya Tae

Mereka diam, melihat Vika dari atas, Liona? Dia berteduh di salah satu kursi seraya memainkan hp nya

"Kayaknya gak bakal berenang ya?" suara El

"Hahah, iya nih, hujannya lebih enak" balas Vika

"Hm, tangan, aku di sebelah kanan" seru El

Vika menjulurkan tangannya, lalu merasakan sesuatu menggenggamnya dengan erat

"Kenapa gak masuk? Nanti sakit loh" seru El

"Males ah" seru Vika, "Udah basah juga kok" sambungnya

"Woy Vik!!" teriakan dari atas

"Apaa??" tanya Vika

"Naik lo njir!! Sakit kita juga yang repot!!" balas Aaron

"Maless!!" seru Vika

"Gue traktir es krim kalo lo naik!" teriak Aaron lagi

Vika gelengin kepala, "Gak mau!!" serunya

.

.

.

.

.

.

Komen 👉👈