Chereads / Vika's Story / Chapter 38 - Malming

Chapter 38 - Malming

"Capekkkk" seru seorang anak

"Bukan cuma lo maemunah!" balas Liona seraya meminum minumannya

"Woy Ron!! Traktir es sekelas napa?" itu seorang cowok guys

"Enak bae lo" balas Aaron

"Ayolah! Lo kan anak horkay cuy!" balas anak perempuan

"Mck, yaudah iya gue beliin! Rasa apa ini njir?" tanya Aaron

"Samain aja semua" balas Vika

"Lah iya, rasa apa?!" balas Aaron ngegas

"Vannila blueeee" balas sekelas, kebetulan emang, rasa fav mereka kalo mau beli dikantin adalah vannila blue

"Temenin gue Vik" seru Aaron

"Ya Tuhan, capek gue woy!" balas Vika

"Mck, ayok udah!" Aaron menarik tangan Vika ke kantin

"Hati hati terjebak dalam hati ye!" seru seorang cowok

"Wahh, Aaron baper gara gara drama guyss" ucap yang lain meramaikan

"Dahlah, gak jadi" seru Aaron seraya berjalan kembali ke kelas

"Ehh, iya iyaa, sorry, beli sana!" seru seorang siswi yang lain

Mereka habis latihan, sekarang jam 12, hari Sabtu, Jumat kemarin juga seperti hari ini, memakai baju bebas dan latihan full day, mereka latihan dengan istirahat 30 menit totalnya, lumayanlah, kemarin, tentang gitar ama kamera, ternyata mereka buat MV, menyebalkan guys, take nya banyak banget, Vika yang nyanyi langsung serak suaranya

Jam 15.00, mereka pulang, lihat kan? Hari Sabtu saja mereka pulang jam segini

"Bye Vik!" seru Liona seraya berjalan menjauh, terlihat disana, ia dijemput oleh Jin

"Yoi" balas Vika

5 menit kemudian

"Hmmh, gue belum dijemput" batin nya, "Kemana bang Avan?" tanya Vika dalam hati, ia akhirnya menelepon abang sepupunya itu

Drrttt...drrttt...

"Siapa?" tanya Ethan

"Vika" balas Avan

"Biarin, biar pulang sendiri" sambung Elvin

"Hm" balas Avan menyetujui

"Ah...gak dijawab" seru Vika dengan wajah murung, "Padahal online..." batinnya, "Yaudahlah, jalan kaki, uhuyyy" seru Vika

Ia berjalan, walaupun akan sampai 30 menit jika berjalan, tak apa lah, asal dia senang bae, kenapa gak pake ojol? Karena dia gak mau, lagipula, akan sangat seru, lihatlah

"Hey! Apa apaan kalian? Minggir! Biarkan gadis itu pergi!" Vika memasuki sebuah gang kecil, ia masuk karena mendengar suara aneh tadi, suara minta tolong

"Wahhh, ada mangsa lagi tuh bos!" ucap salah seorang dari 3 orang berotot yang ada disana

"Imut sekali, sini main sama om yuk!" ajak salah satu dari mereka

"Baiklah~" Vika berjalan mendekati mereka, lalu menendang 'anu' milik salah satu dari 3 orang itu

"Hey!" ia menyerang, namun ditahan oleh Vika

Percaya gak, dalam waktu 10 menit, 3 orang itu kabur

"Dasar!" seru Vika seraya merapikan rambutnya, ia melirik ke belakang, melihat gadis tadi, "Halo, kak! Kenapa bisa ada disini?" tanya Vika seraya mengulurkan tangannya, membantu orang itu berdiri

"Aku...tadi berjalan jalan sebentar" seru orang itu seraya menerima pertolongan dari Vika

"Oh begitu, kakak mau kemana? Perlu ku temani?" tanya Vika bersahabat

"Tidak perlu, dek, terimakasih pertolongannya, semoga sehat selalu ya, kakak pergi dulu" seru orang itu seraya melambaikan tangannya

Vika hanya tersenyum, lalu melanjutkan perjalanan pulangnya, lihatlah, itu parah sekali, kali ini remaja! Sepertinya korbannya sepantaran dengan pelaku, Vika langsung memasuki gang itu

"Hey, bang, ada apa ini? Kenapa perempuan itu menangis?" tanya Vika dengan wajah polosnya

"Oh? Hai, dek, sebaiknya kamu pergi, jangan mengganggu ya" seru orang itu

"Baiklah, aku akan pergi" seru Vika seraya berbalik

"Dek! Kumohon! To-!" ucapan kakak itu terhenti, Vika membalikkan badannya

"Pergilah" kali ini abang itu berseru dingin

"Aku akan pergi" seru Vika seraya berjalan mendekat, "Setelah abang melepasnya, oke?" seru Vika seraya melayangkan pukulan di pipi abang itu

Orang itu memegang pipinya, "Hey hey, pakaian lo berantakan, lo barusan main sama om om ya dek?" seru orang itu seraya menyeringai

"Itu urusanmu?" tanya Vika lalu melayangkan pukulannya kembali

*Bugh

Kali ini Vika yang dipukul, dia mimisan

"Heh! Gausah sok jadi pahlawan!" seru orang itu

*Drap drap drap

"Ah, kakak itu pergi, dasar!" batin Vika, akhirnya ia menyelesaikan itu semua dalam kurun waktu 12 menit

"Sakit tau!" serunya seraya memegang pipinya, "Mana kakaknya asal kabur aja lagi, hati adek tersakiti!" seru Vika penuh drama

Ia kemudian melihat sesuatu

"Eh" ia mengambil secarik kertas, "Hm...tulisan tangan yang buruk" seru Vika seraya membaca surat singkat itu, isinya hanya permintaan terimakasih, lalu disana ada uang 5 ribu, "Eh...dipaksa donk..." seru Vika saat membaca bahwa dia dipaksa menerima uang itu, "Baiklah, makasih ya kak!" batin Vika setelah mengecek apakah ada alat pelacak atau tidak

30 menit kemudian, ia sudah tiba dirumah

"Ini udah jam 4.00" gumam Vika, ia langsung memasuki rumah itu

"Gimana olahraga sorenya? Enak?" tanya Elvin seraya menyeringai

Vika diam saja, lagipula dia sangat kotor, jadi dia pergi berendam air dingin selama 45 menit seraya mendengarkan lantunan musik klasik dan membersihkan lukanya dengan air itu, ia keluar dari kamar, mau duduk di sofa, eh, ada yang ngetok, mana gak sabaran lagi orangnya

*Ceklek

Vika membukakan pintu, okey, Aaron, Dimas, Liona

"Ngapain klean?" tanya Vika

Mereka gak ngejawab, masuk aja gitu, lari lari ke kamar Vika

"Woy anjer!!" Vika teriak dari depan, ngunci pintu lagi seraya berpikir, "Lah? Bukannya gerbangnya digembok ya?" tanya Vika dalam hati, "Kok mereka bisa masuk? Mana ini ada dua motor lagi" sambung Vika dalam hati

"Wohooo!!! Kamar Vikaaa!!" teriakan Liona, Vika langsung masuk ke kamarnya, ia melihat Liona loncat loncat di kasurnya, sementara dua orang yang lain menyusun semuanya di tempat tidur yang atas

Jadi gini guys, kamar Vika tuh ada 2 kasur, satu dibawah, yang biasanya buat tidur, sementara satu lagi diatas, biasanya Vika pakai buat baca buku kalo bosan di meja belajar, tapi disana juga cukup dua orang buat tidur, terus di samping kasur Vika yang ada dibawah tuh ada lemari pakaian, sebelahnya lemari kaca buat figure, sebelahnya lagi foto-foto yang di polaroid in, kira kira gitu lah :v

"Ngapain kalian woe?!" tanya Vika

"Nginap cuyyy" bakas Dimas

"Anjer! Kamar gue ancur bambang!!" teriak Vika

"Bodo" balas Aaron

"Klean cowo napa tidur disiniiii???" Vika bertanya tanya

"Gak mau tidur di kamar tamu" balas Dimas ama Aaron bebarengan

"Terus kalian janjian?" tanya Vika

"Yup!" balas mereka bertiga, Liona udah duduk di pinggir tempat tidur kok gengs

"Terus kok bisa ngelewatin pagar?" tanya Vika lagi

"Oh, tadi lo gak ngunci pagar tau! Bawahnya juga gak lo kunci, yaudah kita buka, terus gue kunciin deh buat lo" jelas Liona

Vika cuma ngangguk ngangguk

"Nahhh, mari kita hancurkan kamar ini teman temannn" seru Liona dengan hebohnya

"Eitt, no no no, mending kita malming-an bareng, gue bosen di rumah" seru Vika mencoba menenangkan Liona

"Hmm, boleh juga tuh, yok lah!" seru Dimas

"Keluar dulu sana! Gue ganti baju" seru Vika

"Em...kayaknya pemandangan yang bagus, gue disini ajah" seru Liona

"2 in" balas Aaron

"Anjeng!! Keluar lo padaaa!!!" Vika udah ngamuk

"Ampun kanjeng, hamba keluar" seru mereka bertiga seraya berjalan keluar dengan terburu buru, Vika keluar sekitar 5 menit kemudian

"Nah, keluar juga! Kita canggung tau!" seru Liona

"Mampoes! Yuk ah!!" seru Vika

"Eh bentar" seru Aaron seraya memperhatikan wajah Vika dalam dalam

"Apaan?" tanya Vika

"Kok muka lo bonyok sebelah?" tanya Aaron

"Hah? Eh iya! Napa lo Vik?!" tanya Liona yang langsung berlari mendekati Vika

"Eh, keliatan banget ye?" tanya Vika seraya memegang kedua pipinya

"Enggak sih, yaudah yuk, jalann" seru Aaron

"Anjir lo Ron! Bonyok nih muka temen gue! Lo gak papa kan Vik?" seru Liona

"Ish, gak papa tau! Ayok ah, jalan" seru Vika seraya menarik tangan Liona, "Eh bang" sambung Vika seraya melihat ke arah abangnya

"Hm?" balas Ethan

"Kunciin gerbang, gue mager" titah Vika

"Ih, nyuruh nyuruh" balas Evan

Vika gak ngejawab, dia langsung pergi ama mereka

"Eh, kita kemana cuy?" tanya Dimas

"Ke mall lah!" balas Vika dan Liona kompak

"Yee, klean mah gitu, ngapain coba?" tanya Dimas

"Nonton, shopping, main" seru Vika

"Uangnya uang siapa?" tanya Aaron

"Uang masing masing lah! Tapi kalo lo mau nraktir ya gpp sih" balas Vika

"Iya in, terus ini make motor?" tanya Aaron kembali

"Iya, emang mau pake apa?" tanya Vika

"Kao kan punya banyak mobil, Vik" balas Liona

"Biar romantisnya lebih kerasa, jadi mari kita naik motor, bentar gue buka gerbangnya ye" seru Vika

"Romantis apaan njing...?" seru Liona

"Ih, jangan nge gas sama aku, aku gak suka" balas Vika seraya memanyunkan bibirnya

"Udah ah, jangan berteman oke? Naik Li" titah Dimas

"Hm" balas Liona

"Naik lo Vik" seru Aaron

"Iye iyee, sabar napa?" balas Vika

"Galak beut lo anjir!" timpal Aaron seraya memakaikan helm pada Vika

Vika cuma memanyunkan bibirnya

"Napa? Mau gue cium?" tanya Aaron

"Diem lo njir" balas Vika

"Mall mana Vik?" tanya Aaron yang berada di depan mereka

"El Mall" balas Vika

"Sip" balas Dimas seraya melajukan motornya kencang, Liona jadi mukul mukul tuh, tapi dia gak peduli

"Oh, nantang anak itu, oke" Aaron mulai nge gas motornya, lalu melajukannya secepat mungkin, "Pegangan" ucapnya sekilas

"Heee?? Pelanin dikit woeee" seru Vika

"Peluk bae gue, lo gak bakal jatuh!" seru Aaron setengah berteriak supaya Vika dengar

Waktu yang harusnya 30 menit sampai, menjadi 15 menit sampai

"Uh..." Liona memegang perutnya, mual

"Eh, sorry" seru Dimas

"Sorry sorry! Sialan lo Dim!" balas Liona seraya memukul punggung Dimas

"Syudah syudah, makan dulu yuk" seru Vika

"Hm" balas Liona

Mereka makan, sekitar 50 menit-an, lalu shopping sebentar, eh, lama denk

"Cepet ya!" seru Vika saat melihat mereka semua berpencar mencari barang yang diinginkan, Vika udah beli banyak, udah bayar juga, 40% Aaron yang bayarin, sisanya dirinya sendiri, saat Vika sendiri, dia mulai melihat sekeliling

"Apa apaan itu? Kenapa mereka gak bantu coba?" gumam Vika, dia melihat seorang anak perempuan menangis, sepertinya tersesat, di sekelilingnya hanya ada remaja dan keluarga bahagia, jadi Vika menghampiri anak itu

"Halo, dek, kamu tersesat? Kakak bantuin ya?" tanya Vika ramah seraya menampilkan senyum manisnya

Anak kecil itu berhenti menangis, lalu tertawa melihat Vika

"Ikut kakak, kita cari keluarga kamu" seru Vika seraya menarik anak itu ke pusat informasi

"Erat sekali..." batin Vika saat merasakan genggaman tangan anak itu pada tangannya, 10 menit kemudian, 3 laki laki menghampiri mereka, dan anak kecil itu memeluk salah satu dari mereka

"Makasih udah jagain adek gue" seru salah satu cowok itu, kelihatannya dia yang tertua

"Oh, adek ya? Ortu mana?" tanya Vika

"Apa urusan lo?" balas yang lain, sepertinya anak kedua

"Eh, maaf..." balas Vika seraya menundukkan kepalanya

"Maafin adek gue, ortu kita di rumah, gue pingin jalan sama adek adek gue, jadi cuma kita doank" seru orang itu

"O-oh..." balas Vika seraya tersenyum

"Well, dia adek perempuan gue satu satunya, walaupun ngeselin, gue sayang sama dia" seru cowok itu seraya menatap adeknya, "Oh iya, gue Bayu, lo?" seru orang itu

"Vika" balas Vika

"Lo kelas berapa?" tanya Bayu

"Sebelas" balas Vika

"Hm, gue senior lo, gue kelas 12" seru Bayu

"Oh gitu, maaf bang" seru Vika

"Buat apa coba?" balas Bayu

"Bang, please, adek kita baru ketemu dan lo udah genit" seru anak yang tadi

"Ngajak baku hantam" balas Bayu

"Udah ah, yok pergi, makasih ya kak" seru yang lain, sepertinya anak ketiga

"Ah, iya, sama sama" balas Vika

Sementara di tempat lain

"Woy! Mana Vika njing?!" itu Dimas

"Lah?! Gak ada dia?!" tanya Liona

"Kalo ada gak gue tanya!!" balas Dimas

"Anjir!! Gimana nih?!" tanya Liona

"Ke pusat informasi bae" balas Aaron santai seraya memilih baju, "Oh, itu dia" sambung Aaron setelah melihat Vika

*Pletak

Sentilan mendarat di lengan Vika

"Kemana aja lo njing?! Gue cariin!" seru Liona

"Tadi bantuin anak tersesat, udah selesai? Ayok nonton" ajak Vika

"Kuy!" balas mereka semua

Mereka pulang dari mall jam 10 lebih, gak ngantuk mereka

Mereka langsung masuk tuh ke kamar Vika, tapi Vika nya di cegat bentar ama abang nya

"Seru gak jalannya? Hati hati nanti bayinya sakit lho" itu ucapan dari mulut Evan

"Bacot" balas Vika

"Sayang ya temen lo datang, jadi gak bisa nikmatin deh" seru Elvin seraya menyeringai

"Mck, lama lama kesel lho, bang" seru Vika seraya menatap sinis Elvin

"Gak boleh gitu, Vik, ayah dari anak lo tuh" seru Avan

"Ihh, merinding aku tuh" seru Vika seraya mengusap lengannya, bulu kuduknya berdiri soalnya

"Em...Vika..." Liona jalan keluar sama 2 anak orang yang lain

"Hm?" tanya Vika

"Anu...em...itu..." Liona tampak takut, wajahnya pucat

"Lo kenapa? Anu lo sakit? Lo diapain sama mereka?" tanya Vika seraya menatap tajam ke arah Dimas ama Aaron

"Bu-bukan...em...kamu janji jangan marah ya...?" seru Liona

"Hm? Oke oke, ngomong aja, gue janji deh" seru Vika

Liona, dengan tangan gemetarnya menunjukkan sesuatu

*Bugh

Vika jatuh ke lantai

"Gu-gue minta maaf..." seru Liona

"SIAPA YANG BUAT?!?! HAH?!!" Vika berteriak, suaranya memenuhi rumah

Mereka diam, hanya menunduk

"Ya Tuhannnn, salahku sebanyak apa sihh?? Liona sayang, lo kan tau gue ngejar figure itu...harganya emang gak seberapa buat kalian, tapi masalahnya itu stok terbatas sayang..." seru Vika seraya menutupi wajahnya, "Gue kecewa sama kalian, jangan ngomong sama gue kalo gue belum ngomong duluan sama kalian" seru Vika seraya berdiri lalu memasuki kamarnya dan menguncinya

"Mampus" seru Evan

"Kan! Gue udah bilang sama kalian jangan main di sekitar situ!! Vika nih gak tidur sampe jam 12 gara gara po tau gak?!" Liona memarahi kedua temannya

"Lah? Salah kita? Kita kan gak tau..." ucap Dimas melas

"Gue kan udah ngasih tau tadi!" sambung Liona

5 menit kemudian Vika keluar, ia berganti baju di dalam, sekarang ia memakai piyama, Vika melewati mereka semua begitu aja, dia pergi ke dapur, mengambil 4 es krim untuknya

"Nih, makan, udah gue kasih racun, tenang aja" seru Vika seraya menyodorkan es krim ke temannya itu, ternyata bukan buat dia sendiri toh...

Mereka terlihat panik

"Racun cinta, makan aja udah, gue juga makan kok" seru Vika seraya menggigit es krim nya, "Sini figure nya" seru Vika sambil menjulurkan tangannya, Liona memberikannya

"Thanks" seru Vika seraya menaruh figure itu ke kamarnya

"Lo pada gak tidur, bang?" tanya Vika setelah kembali keluar

"Gak niat" balas Evan

"Hm" balas Vika

Mereka akhirnya duduk di ruang keluarga, menonton TV bersama, entah acara apa, gue gak tau

Jam 10.30, Vika melihat dari kaca, Liona sudah tertidur, karena dia di bawah dan Liona di atas, terutama di depannya ada kaca, jadi pas banget kan?

"Hup" Vika berdiri dari posisi nyamannya, kemudian menggendong Liona ke kamarnya lalu kembali keluar

Beberapa menit kemudian, Aaron angkat bicara

"Vik" panggilnya

"Oy?" balas Vika

"Enak gak sih? Dikelilingin cowok kayak gini?" tanya Aaron tanpa melihat Vika

Vika kemudian menatap Aaron, lalu diam sebentar

"Menurut lo?" tanya Vika balik

"Ya, gue gak tau, makanya gue nanya" seru Aaron

"Enak enak aja sih" seru Vika acuh tak acuh

"Lo gak takut diserang kalo sama cowok?" tanya Aaron blak blak an, semua mata menuju ke arahnya, kecuali Vika

"Ya takutlah, kenapa sih tanya begituan?" seru Vika sambil menatap layar hp nya

"Gak tau, asal nyeplos gue" seru Aaron, "Terus kalo lo diperkosa sama orang lain, lo bilang gak ke abang lo?" tanya Aaron kembali

"Lo napa sih nanya kek gitu bang?" tanya Dimas

"Kenapa gue harus bilang?" tanya Vika seraya menatap Aaron

"Terus? Lo pendem sendiri?" tanya Aaron

"Of course, gak mungkin kan gue lebih milih di usir dari rumah?" seru Vika

"Lo lebih milih depresi?" tanya Aaron bingung

"Hm" balas Vika, "Gak mungkin sih, gue depresi" sambungnya

"Gak mungkin sih, lo gak depresi" balas Aaron

Hening sejenak

"Bosan" seru Vika

"Tidur" balas Elvin

"Gak mau" balas Vika, "Kalian gak ngantuk?" tanya Vika pada dua temannya

"Engga" balas mereka berdua

"Baiklah..." gumam Vika

Hening, keheningan itu bertahan selama 5 menit, lalu seseorang membuka mulutnya

"Apa yang lo suka kalo dikelilingi cowok, Vik?" tanya Aaron kembali

"Gak tau" balas Vika seraya memejamkan matanya, "Tumben gue ngantuk" batin Vika

"Kalo ngantuk tidur aja napa?" tanya Evan

"Hm, night" seru Vika seraya berdiri dan berjalan menuju kamarnya

*Ceklek

Pintu itu sudah tertutup, kemudian sorot mata Elvin menatap tajam ke arah Aaron

"Maksud lo apa tanya kayak gitu?" tanya Elvin dingin, Aaron tidak menjawab, ia memasuki kamar Vika

"Gue udah ngantuk" serunya seraya membuka pintu kamar

"Eh bang! Gue ikut!" seru Dimas yang langsung lari

Sekarang tersisa 4 orang di ruang keluarga itu

.

.

.

.

.

.

-Permintaan maaf seperti biasa-

(´ . .̫ . `)