Chereads / Vika's Story / Chapter 7 - Lop ya, bro

Chapter 7 - Lop ya, bro

"Vika!" satu teriakan super keras dari Elvin mampu membangunkan Vika yang mengigau sedari tadi

"Hah!! hah, hah, hah" Vika membuat rambut depannya ke belakang, namun rambut itu kembali ke depan

"Lo kenapa dek?" tanya Evan

Vika mendongakkan kepalanya, ia melihat di tempat tidur itu ada ketiga abangnya

"Lo sampai keringat dingin gini kenapa? Wajah lo juga pucet banget" lanjut Evan sambil menyodorkan segelas air putih yang disuruh Elvin untuk diberi ke adeknya ini

Vika menerima gelas itu lalu meminumnya sampai habis

Wajah tegangnya berubah menjadi tangisan yang memenuhi ruangan

"Ehhh, kamu kenapa dek??" tanya Ethan yang bingung melihat sikap adiknya

"Ma-maaf..." serunya ditengah isakan tangisnya

"Hah? Maaf buat apaan dek? Jangan bikin bingung ah" seru Ethan kembali

"Maaf Vika nakal selama ini..." serunya tanpa peduli itu adalah hal yang memalukan

Ethan langsung memeluk adeknya itu

"Kamu mimpi apa sayang?" tanya Ethan lembut

Wajarlah yaa manggil sayang, kan saudara

Vika tidak menjawab, ia masih menangis, Ethan kemudian berusaha menghibur Vika

"Kamu tau gak? Kamu dari tadi ngigau sambil setengah teriak, terus Elvin bangun, dia berusaha bangunin kamu tuh, karna dia gak bisa, dia jadinya gedor gedor pintu kamar abang lho!" seru Ethan, kalau udah bully Elvin, biasanya sih...mood Vika pasti baik kok, tapi mungkin kali ini beda, ia memeluk Ethan lebih erat

"Vi-Vik, abang gak bisa napas nih!" seru Ethan

Vika melonggarkan pelukannya, bukan, bukan dia sendiri, tapi tubuhnya, ia tiba tiba jatuh dengan sendirinya, membawa teriakan memenuhi ruangan itu

"Vika!!" suara Evan

"Shhh, panas banget Vik! Lo ngapain sih?!" seru Ethan yang memegang jidat Vika untuk mengukur suhunya

Elvin langsung pergi keluar kamar dan kembali dengan membawa mangkuk air panas, handuk, obat demam dan sendok

"Nih" seru Elvin sambil membuat semuanya di kasur

"Makasih" seru Ethan sambil mulai menyuapi adiknya obat

Vika mendorong tangan abangnya, kemudian mulai berlari ke arah toilet di luar kamar

"Vika!" teriak Ethan spontan

"Huek!" ia memuntahkan makanan yang dimakannya malam ini

"Shhh, itu anak kenapa sih...?" tanya Ethan pada kedua saudaranya, kemudian kedua mata tertuju pada Elvin

"Gak gue apa apain!" seru Elvin yang merasa dituduh

"Beneran kan? Kali aja lu sesubur itu sampai langsung berefek" goda Evan

"Bangsat" umpat Elvin pada saudaranya

Vika berjalan lemas ke arah kamar

"Kamu kenapa Vik?" tanya Ethan lembut

"Gak tau! Kalau Vika tau Vika udah-!" kata kata Vika terpotong melihat bercak darah di sprei abangnya

Ethan menyadari adiknya melamun ke satu arah, lalu melihat ke arah yang sama, ia bersikap tenang

"Kamu datang bulan sayang? Gak papa kok, nanti abang aja yang bersihin, oke? Bersihin dulu itu celananya, biar abang yang ngambilin buat kamu ya" seru Ethan sambil tersenyum hangat

Kedua abangnya yang lain langsung melihat ke arah selangkangan Vika

"Apa liat liat?!" seru Vika dengan sisa tenaganya dan kembali ke toilet

"Kok...gue dari tadi gak sadar njing?" tanya Elvin yang kaget, bagaimana mungkin mereka tidak sadar, padahal tadi Vika berlari

"Kalian kurang perhatian sih, makanya adek dijaga, kan gue udah bilang" seru Ethan sambil berjalan dan menuju ke bawah

"Fuck, kok gue ngerasa gagal ya jadi abangnya?" seru Evan

"Sama goblok" balas Elvin

"Yaudah buka tuh sprei, terus langsung ganti, biar berguna dikit" usul Evan

"Hm" balas Elvin

*tok tok tok

Ethan mengetuk pintu kamar mandi

"Sayang...ini abang bawain" seru Ethan

Vika mengintip dari celah pintu yang ia buka

"Makasih bang..." serunya sambil menerima celana dan pembalut dari Ethan

"Sama sama sayang, gosah malu gitu napa? Aku masih abangmu, cepet ya gantinya, kamu mau makan gak?" tanya Ethan

"Iya, tolong" jawab Vika

"Oke, abang ambilin" balas Ethan

Ethan pergi kembali ke bawah, tidak ada lauk dari sisa tadi siang, jadi ia hanya memasak telur mata sapi saja, setelah selesai, ia langsung membawanya keatas

"Vika, ini, maaf ya, aku cuma masak telur" seru Ethan sambil menyodorkan piring ke adiknya yang sedang duduk di atas tempat tidur

"Hmmh, makasih bang" seru Vika sambil tersenyum sebisanya

"Jadi ceritain sama kita, tadi kamu mimpi apa sampai demam kayak gitu" desak Evan

"Tadi...Vika mimpi ada di ruangan yang penuh sama organ tubuh manusia, terus Vika kabur dari ruangan itu, sayangnya tiba tiba ada dua orang yang ngejar Vika, sempat kena tembak, dan itu sakit banget, tapi Vika gak mati disitu, cuma berlumuran darah doank, akhirnya Vika kesandung tuh, kaki Vika keseleo, ya Vika nangis donk, yang paling aneh tuh ya, Vika nyubit tangan tapi tangan Vika sakit, terus...Vika liat..." Vika terdiam sejenak

"Iya?" tanya Ethan

Wajah Vika kembali pucat

"Oke, Vika gak usah cerita, lupain aja oke?" usul Ethan

Vika hanya mengangguk lemah

"Jadi, gak berbahaya kan? 'Dok'?" tanya Evan

"Apaseh anjer? Btw, enggak kok, vivid dream biasa, kamu tadi mikirin banyak hal memang? Atau ada yang buat otak kerja keras?" tanya Ethan pada Vika

Vika menggelengkan kepalanya pelan

10 menit, barulah Vika selesai makan

"Jadi...Kamu mau ngapain?" seru Ethan

"Tidur...?" jawab Vika ragu karena pertanyaan abangnya

"I mean, mau tidur sama siapa?" tanya Ethan terus terang dengan senyum setannya

"Ini...napa semua jadi punya senyum setan ya...?" batin Vika sambil memiringkan kepalanya di dunia nyata

"Vika mau tidur di bawah aja" jawab Vika

"Lo tidur sama gue" sambung Elvin

"Vin, gara gara lo dia ngalamin mimpi buruk lho, jelas banget lo bawa efek buruk buat dia" balas Ethan

"Maksud lo apaan?" seru Elvin dengan nada menantang

"Lo nantang?" tanya Ethan dengan wajah serius

"Gue layanin kalo lo mau" balas Elvin sambil mengepalkan tangannya

"Eyyy, nope nope, liat tuh, Vika bingung" seru Evan melerai keduanya

"Kayaknya Vika gak tidur deh..." seru Vika

"Eh, gadak gadak lo harus tidur, klo gak, besok mungkin..." seru Evan

"Lo gak boleh ikut kalo masih sakit, ngerti?" sambung Elvin

"Oke, kita semua tidur disini malam ini, sekalian ngejaga Vika" usul Evan

"All right" jawab Ethan menyetujuinya

Vika menggelar karpet yang empuk di bawah untuk tempat tidur kedua abangnya, mereka menyusun semuanya

Lalu tidur setelah mengompres adiknya

"Huft...gak bisa tidur nih..." batin Vika

"Mana perut gak enak lagi, gimana mau tidur coba?" sambungnya dalam hati