(POV MAYA)
"Laskara, Firerow!".
Dengan kemampuan Laskara Magician Aku bisa menghabisi para mutan kelas D dengan cepat.
Namun Aku tidak menduga jika pasukan Baratayudha bekerja sama dengan para mutan untuk menyerang kota Gorontalo ini. Untung saja Aku berada di Gorontalo kalau tidak kota ku ini akan hancur untuk kedua kali nya.
Sekarang, Aku masih mencari pemimpin pasukan Baratayudha yang mengontrol para mutan ini. Tapi untuk sekarang Aku lumayan kesusahan untuk menemukan pemimpin nya karena gerombolan para mutan ini akan hidup terus jika Aku membunuhnya.
"Laskara, Wild Fire!".
Aku memutar tongkat ku dan menembak kan lingkaran api keseluruh para mutan agar mereka akan terus menerima serangan dari api ku walaupun mereka hidup lagi. Semoga saja.
"Laskara, Meteor Fire!".
Aku mengangkat tongaktku dan mengeluarkan banyak sekali bola api lalu mengenai para mutan hingga para mutan tidak bisa bergerak.
Namun percuma saja, saat mereka mati dan hidup lagi hilang semua lingkaran api dan bola api itu hilang dan kembali menyerangku.
"AHH KALAU BEGINI GAK ADA HABISNYA!".
—
"LASKARA! SATU KETUKAN, PENGIKAT!"
Seseorang dari langit turun dengan menggunakan Laskara untuk mengunci pegerakan para mutan.
"Selamat malam Maya, lama tidak bertemu~."
"Loh? Katsari? Bukannya kamu pergi ke luar negeri membantu Irak melawan para mutan yang mengamuk?".
"Para mutan itu bukanlah apa-apa di hadapanku" Katsari melihat gerombolan para mutan."
"Laskara. Tiga Ketukan. Penghancuran."
Katsari mengetuk bilah pedangnya tiga kali dan membuat para mutan langsung meledak.
Katsari Lintang, salah satu Laskar terkuat di Garuda dan dia adalah tangan kanan Ayahku. Laskara Katsari bertipe Slayer dengan kemampuan unik yaitu Absolute. Ketika Katsari melakukan teknik Ketukan nya dan melukai mutan maka mutan itu dipastikan akan mati walaupun dia punya 100 nyawa karena luka yang dihasilkan oleh Katsari itu bersifat mutlak dan tidak ada pengecualian.
Kalau begini Aku bisa mencari pemimpin pasukan para mutan dan menghabisinya dalam satu serangan.
"Laskara, Fire Spirit."
Aku mengeluarkan anak buahku yang dapat mencari keberadaan orang dengan niat jahat.
Namun sebelum itu… "Keluar lah kau yang memimpin pasukan mutan ini! Kalau kau keluar dan menyerah maka akan kubiarkan kau hidup".
"Ternyata Maya masih punya hati."
"Tentu saja!, Kan aku manusia, bukan mutan."
Aku melihat kearah Katsari dengan tatapan kesal.
"Maafkan aku. Jadi jangan lihat aku dengan mata yang menakutkan seperti itu."
…
Tak lama kemudian muncul seseorang dari gang kecil didekat tempat Aku dan Katsari berdiri. Dia memakai topeng Leak yang merupakan ciri khas dari pasukan Baratayudha.
"M-Maafkan aku telah menyerang mu. Karena itu jangan sakiti aku."
"Iya tenang saja..."
Aku mengulurkan tanganku dengan tongkat ditangan dan bersiap menggunakan Laskara.
"Laskara, FireLance."
Api tombak langsung meluncur dan mengenai dada pemimpin pasukan mutan ini.
"Tenang saja~ tombak itu tidak akan membunuhmu kok!. Tapi akan menyiksamu secara perlahan…."
"Sifatmu itu memang mirip dengan Tuan Kario."
Aku tersenyum kesal lagi kepada Katsari.
"Maaf, aku tidak akan mengatakannya lagi."
Huft, Aku memang bersyukur Katsari datang di waktu yang tepat tapi terkadang dia suka membuat ku kesal. Aku tidak tahan jika bersamanya terus!.
"Jika ingin nyawamu selamat maka ceritakan kepadaku! Kenapa kau menyerang kota ku ini?!".
"Kami Baratayudha sangat menentang penyimpanan di dunia yang telah hancur ini. Kami ada karena kalian yang berusaha mengembalikan dunia ini menjadi seperti dunia 100 tahun lalu! Karena itu kami menyerang kota-kota besar dan setelah itu menghancurkan nya!".
Katsari menarik pedangnya lalu menusukkan pedangnya ke bahu orang itu.
"Jangan bilang pasukan Baratayudha sedang menyerang semua kota besar di Indonesia?!".
——
Dia tersenyum. "HAHAHAHAHA! KAMI SUDAH BERHASIL MENGHANCURKAN BALIKPAPAN, KUPANG, YOGYAKARTA, DAN BALI!!!".
…
"Laskara, Hell Fire."
"Sebelum kau membunuhku biarkan aku mengatakan satu hal."
"Katakanlah."
"Keberadaan Nusantara dan kota-kota besar yang masih ada bukanlah satu-satunya penyimpangan yang kami maksud. Tujuan utama kami juga bukan menghancurkan semua kota-kota besar di Indonesia! Tujuan utama kami adalah menghancurkan mahluk yang seharusnya tidak ada di dunia yang hancur ini!".
"AKU MUAK!".
Aku menembakkan api biru yang sangat panas ke orang itu hingga membakarnya sampai hangus. Api biru itu tidak akan hilang dalam sekejap. Api biru itu akan hilang dalam 24 jam karena itu aku harus menjaga api biru ini agar tidak disentuh warga sekitar.
"Maya… sepertinya aku tau tujuan utama mereka."
Aku melihat ke arah Katsari. "Apa tujuan utama mereka?".
———
*to be continued.