*Flashback
2 tahun yang lalu..
"Ramen sini lu" teriak Afin
"Heh lu ngomong nama gue aja kagak bisa"
"Kalian berantem Mulu aku mau pulang"ucap Manda.
Manda yang sedih karena abangnya belum juga menjemputnya padahal abangnya sudah
berjanji.
"Aku anterin ya Manda" ucap Afin
"Iya, dah ram" dadah Manda
"hm jangan genit sayang" cemburu Afin
"Apaan sih kamu, ram liat dia cemburuin kita" teriak Manda sambil mengejek Afin.
Ramon yang melihat mereka berantem seperti ini malah tersenyum senang karena itulah yang dia harapkan.
"Heh,kamu anak kecil jangan suka ngaduin aku sama ponakan aku yak!" ucap Afin.
Manda dan Afin pun pulang menggunakan sepedanya Afin. Saat dijalan yang dirasakan adalah hening,tidak ada yang membuka satupun percakapan. Tiba-tiba Afin mendadak mengerem sepedanya hingga membuat Manda hampir terjatuh.
"Ihh kamu tuh ya" desis Manda
"Hehehe"
"Malah ketawa lagi, ada apa kok berhenti di sini" tanya Manda kebingungan.
"Kamu kesambet ya?"
"Yakk Afin kau masih saja tidak bisa berubah!"
Afin kembali melajukan sepedanya itu.
Namun,saat mereka akan menyebrang jalan,mereka dikejutkan dengan truk yang besar dengan kecepatan tinggi.
Manda dan Afin yang berada di tengah-tengah pertigaan itu,tidak melakukan pergerakan apapun.
Tapi Manda,dia memeluk Afin dengan mengatakan
"Aku mencintaimu"..ucap Manda dengan air mata yang sudah berhasil lolos dari mata sipitnya itu.
Kejadian itu sangat singkat, sekarang mereka ada di rumah sakit yang membutuhkan pendonor darah karena pasiennya kehilangan banyak cairan merah itu.
Ramon yang mengetahui bahwa sepasang kekasih atau sepupunya itu masuk ke dalam rumah sakit,ia langsung saja masuk ke dalam ruang darurat.
"Dok,bagaimana dengan Afin?"
"Maaf mas, saudara Afin harus melakukan operasi. Namun,kami membutuhkan pendonor karena stock darah disini sedang habis. Kami akan mencoba menghubungi PMI siapa tahu mereka masih mempunyai stock nya". ucap si dokter
"Lakukan yang terbaik dok".
Ramon langsung pergi mencari kamar Manda,disana Manda sudah dipasang dengan alat-alat yang menempel ditubuhnya, dikepalanya sudah dipasangi perban. Darah Manda tak berhenti mengalir dari kepalanya. Ini yang membuat Ramon menyesal karena membiarkan mereka pulang berdua saja.
Beberapa jam menunggu, akhirnya sepasang kekasih itu dinyatakan meninggal dalam keadaan tragis. Itu yang membuat kerabat,terutama Ramon tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
*Flashback off
**
Dan akhirnya Manda menghentikan pencerita itu menceritakan sesuatu kepadanya.
"Awhh.. ram kepala gue sakit" ucap Manda kesakitan
"Lo udah boleh nginget masa lalu Lo Manda.. Gue kangen kita ketawa bareng lagi. Lo harus inget sama masa lalu Lo oke." ucap Ramon begitu antusias karena Manda kesakitan.
"Tapi ram,kepala gue.."
"Lo harus inget dulu siapa gue. Karena Lo udah inget Afin,Lo harus inget siapa gue nda.."
"Aawwwhhhh" teriak Manda
"Nda Lo gak papa?" khawatir Ramon karena sekarang Manda memulai mengingat apa yang pernah dilaluinya itu.
"Gue..gue..gue inget siapa Lo ram!...."