Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 56 - Nona, Hati-hati dengan Orang Di Sebelahmu

Chapter 56 - Nona, Hati-hati dengan Orang Di Sebelahmu

Hati Ling Yunhuan tentu menjadi merana karena tidak pernah menemui Ji Hanjiang. Ia pun mencoba memikirkan berbagai alasannya. 

Mungkin karena merasa bersalah pada Yan Yiren, maka beberapa hari ini Ji Hanjiang akan mengajak Yan Yiren makan malam, lalu ke bioskop dan ke konser.

Ling Yunhuan gelisah, ini bukan pertanda baik baginya! Hari itu, bukankah Ji Hanjiang lebih bahagia dari sebelumnya?

Kenapa kemudian ia tidak mencari Ling Yunhuan?

Akhirnya, ketika Ling Yunhuan menelepon Yan Yiren, Yan Yiren tidak sengaja mengatakan bahwa besok siang ia makan siang dengan Ji Hanjiang di sebuah restoran. Keesokan siangnya, Ling Yunhuan langsung pergi ke restoran itu.

Di sisi lain, Ji Hanjiang telah menjemput Yan Yiren dari kantornya dan dalam perjalanan menuju ke restoran. Setelah menitipkan kunci mobil di petugas parkir, ia pun menggandeng tangannya masuk ke sebuah restoran.

Setelah memesan makanan, Ji Hanjiang yang memang kecanduan untuk merokok, meminta izin kepada kekasihnya, "Yiren, maaf aku mau merokok dulu."

Bukannya Yan Yiren tidak pernah menyuruh Ji Hanjiang berhenti merokok, tapi kebiasaan merokok Ji Hanjiang sulit dihentikan.

Menghentikan orang merokok tidak hanya butuh waktu dua tiga hari. Ketika awal berinteraksi dengan Yan Yiren, Ji Hanjiang sangat ketagihan merokok. Yan Yiren sempat menunjukkan ekspresi risih, tapi tetap tidak dirasakan oleh kekasihnya ini.

Kemudian, saat Ji Hanjiang diminta mengurangi merokok, perlahan-lahan ia melakukannya. Sekarang, Ji Hanjiang sudah jarang merokok. Satu hari hanya menghabiskan dua sampai tiga batang rokok.

"Silakan. Cepat kembali ya."

"Oke."

Sesampainya di tempat khusus merokok, baru saja Ji Hanjiang menyalakan rokok, Ling Yunhuan pun muncul.

Gaun keluaran terbaru merek Dolce & Gabbana membalut tubuh Ling Yunhuan. Karakter pakaian itu mempertahankan kemewahan mereknya secara konsisten. Dipadu dengan dandanan yang halus, kedatangan Ling Yunhuan menarik perhatian para lelaki di ruang merokok.

"Kenapa kau ada di sini?" Ujar Ji Hanjiang sambil menyipitkan mata. 

Ling Yunhuan menghampirinya dan berkata, "Karena aku merindukanmu. Beberapa hari ini kau tidak menghubungiku."

Tiba-tiba, Ling Yunhuan tersenyum misterius dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ji Hanjiang, "Lalu, aku rindu...."

Ji Hanjiang langsung mendorong Ling Yunhuan, "Menjauhlah!"

Ling Yunhuan melangkah maju lagi dengan enggan.

Di sebelahnya, Chen Ce yang merupakan salah satu pengawal Chu Huaijin, pura-pura tidak peduli dengan dua orang itu. Anehnya matanya menyipit, sepertinya ia menguping pembicaraan kedua orang ini. Meski demikian, Chen Ce tetap heran, 'Kalau tidak salah lihat, bukankah itu lelaki yang datang bersama Yan Yiren?'.

Sekarang, Ji Hanjiang berada di ruang merokok ini bersama perempuan lain.

Sudah tidak ada banyak waktu lagi bagi Chen Ce untuk merokok. Rokok masih habis separuh, namun Chen Ce segera menyudahinya. Ia mendesah, rokok Kuba dari Chu Huaijin benar-benar produk terbaik!

Setelah melangkah meninggalkan ruang merokok, Chen Ce melihat Yan Yiren duduk di meja menunggu makanan datang. Ia pun jadi ingat dengan perlakuan baik Yan Yiren yang pernah membuat Wei Wei menghabiskan satu mangkuk makanan. Jadi, haruskah ia memberitahu hal yang dilihatnya di ruang rokok tadi pada gadis bodoh itu?

*****

Tok tok tok!

Seketika terdengar ketukan meja yang dilakukan seseorang. Yan Yiren pun langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Saat itu juga Chen Ce memberitahunya, "Nona, perhatikan orang di sampingmu."

Setelah mengatakan itu, Chen Ce terdesak oleh waktu untuk segera pergi.

"Maksudnya?" Yan Yiren melihat punggung Cheng Ce yang sudah pergi. Ia berpakaian biasa seperti orang-orang, dan juga lumayan tampan. Anehnya, mengapa ia memberitahu sesuatu yang sulit dijelaskan?

Yan Yiren merasa tidak mengenal lelaki itu?

Perhatikan orang di sampingnya? Siapa?

Ji Hanjiang?

*****

Di ruang baca, setelah membicarakan hal utama, Chen Ce yang sudah berjalan dua langkah, kemudian kembali menoleh. 

Tidak jauh dari sana ternyata ada seorang lelaki tampan sedang setengah berbaring di sofa sambil memeluk Feibi, kucing satu-satunya yang berdarah bangsawan. Jemari Chu Huaijin dengan riang menggelitik dagu kucing jenis ragdoll itu.