Di restoran, tanpa sengaja Chen Ce bertemu dengan Yan Yiren. Ia pun bercerita kepada Chu Huaijin.
"Tuan Muda, hari ini saya bertemu Yan Yiren. Dia tampak berbeda dengan yang dulu."
Sewaktu di rumah Chu Huaijin, Yan Yiren adalah gadis yang pemberani. Seorang gadis yang berani membantah dan berani melawan.
Mendengar laporan itu, Chu Huaijin menghentikan jarinya menggelitik Feibi. Alisnya mengerut, "Siapa?"
"Yan Yiren, gadis yang pernah menjadi pembantu di rumah kita..." Chen Ce pun melihat Feibi dan langsung menambahkan, "Dia yang pernah menginjak Feibi sampai terluka!"
"Oh." Ucap Chu Huaijin sambil mengingat-ingatnya.
Respon itu membingungkan Chen Ce, "Tuan Muda tidak penasaran?"
Chu Huaijin melirik sehingga sudut matanya terlihat tajam. Ujung bibirnya terangkat, "Chen Ce, beban kerjamu sepertinya kurang ya?"
"Tidak, tentu saja tidak!"
"Kalau begitu, kenapa masih di sini?"
Chu Huaijin mengelus dagu Feibi dengan malas. Feibi pun mengeong imut.
Meongan itu berhasil menyenangkan hati majikannya, kemudian Chu Huaijin memberinya makanan kucing.
Setelah mengobrol sebentar, akhirnya Chen Ce memilih untuk pergi dari tempat.
Ketika ia memegang gagang pintu, di belakangnya terdengar suara dingin Chu Huaijin, "Tuan Muda ini tidak tertarik dengan pacar orang lain."
"Ya, saya paham." Chen Ce pun meninggalkan tempat.
Chu Huaijin memejamkan mata. Bulu matanya yang lentik menutupi bagian bawah matanya. Setelah terdiam sejenak, ia bertanya, "Feibi, kau ingat gadis yang menginjakmu sampai kau terluka?"
Feibi mengenduskan kepalanya ke dagu Chu Huaijin, "Meong."
Ya, jelas ingat!
Feibi peliharaan yang selalu dipegang dengan telapak tangan. Jangankan melukai cakarnya, ekornya saja tidak ada orang yang berani melukainya.
Telunjuk Chu Huaijin menggelitik dagu Feibi, "Nanti kalau bertemu dengannya lagi, Feibi boleh mencakar wajahnya."
"Meong...."
"Kalau tidak... dadanya lumayan, sangat lembut, sangat kenyal, Feibi boleh bermain di atasnya."
Feibi mengendus telunjuk Chu Huaijin dengan hidung merah mudanya, "Meong...."
"He." Chu Huaijin tersenyum dan mengelus kepala Feibi, "Lucunya."
Feibi merasa nyaman. Ia pun menutup mata biru azure-nya dan bersiap untuk tidur siang.
Chu Huaijin berhenti mengelus Feibi untuk mencubit-cubit dagunya. Dari wajah tampannya tampak sedang memikirkan sesuatu, "Kenapa harus bertemu dengannya lagi? Pacar orang itu... ehmmm yang paling dibenci orang lain."
Feibi yang lembut, jika dicubit, seketika akan kaget, "Meong!"
"Oke, tidurlah, tidurlah."
Feibi menatap Chu Huaijin untuk memastikan tidak diganggu lagi, barulah ia meringkuk tidur di dada Chu Huajin.
*****
Tidak lama berada di ruangan merokok, akhirnya Ji Hanjiang dan Ling Yunhuan secara bersamaan masuk ke toilet pria.
Seseorang di toilet pria melihat ke sebuah bilik yang diisi dua orang, kemudian mulai memahami hal yang sedang terjadi.
Ia pun iri dengan lelaki di bilik itu.
Dua orang dalam bilik itu adalah Ji Hanjiang dan Ling Yunhuan. Kali ini, Ji Hanjiang lebih cepat menyudahi kegiatan yang dilakukan dengan Ling Yunhuan, karena memikirkan Yan Yiren yang masih menunggu dan tidak ingin terlihat ceroboh.
Ling Yunhuan hanya tersenyum melihat Ji Hanjiang.
Ekspresi Ji Hanjiang sangat dingin, "Aku harus pergi."