Selepas dari toilet, sikap Ji Hanjiang masih tetap mencampakkan Ling Yunhuan. Ia ingin menjaga jarak dengannya karena tidak ingin sampai ketahuan oleh Yan Yiren.
Ling Yunhuan membelai rambutnya, "Malam ini datanglah ke tempatku. Kita bermain sesuatu yang nikmat, bagaimana?"
Ji Hanjiang dilema dan merasa sulit. Ketika ia bersama Ling Yunhuan, ia selalu merasa bersalah pada Yan Yiren.
Ji Hanjiang selalu ahli di bidang percintaan. Ia suka bermain dengan banyak perempuan. Tapi sekarang, demi seorang gadis, ia menekan nafsunya. Alhasil ia tidak bisa melakukan itu seperti dulu.
Setidaknya sekarang, ia tidak bisa melakukannya.
Ia akan menahannya sampai nanti ketika menikah dengan Yan Yiren. Ia akan menghentikan kebiasaan playboy nya.
Ji Hanjiang tahu Ling Yunhuan menyukainya. Kalau tidak menyukainya, bagaimana mungkin Ling Yunhuan rela mengkhianati sahabatnya demi bisa bersama Ji Hanjiang. Ia rela diam-diam-diam masuk ke hotel saat Ji Hanjiang mabuk, dan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukannya.
Waktu itu, terjadilah pengalaman pertama Ling Yunhuan.
Ji Hanjiang ingat betul, waktu itu ia sedang bermimpi. Lalu ketika setengah sadar, ia melihat Ling Yunhuan sedang duduk di sampingnya dan merasa kesakitan.
Menyadari hal yang telah terjadi, Ji Hanjiang marah, lalu menendang Ling Yunhuan dari ranjang.
Namun, perkataan Ling Yunhuan, mengenai 'Semua orang dewasa, tidak akan ikut campur tentang perasaan masing-masing', membangkitkan pikiran jahat.
Perselingkuhan mereka disembunyikan dari Yan Yiren dengan sangat rapi, dan berkali-kali melakukannya di belakang Yan Yiren.
Ji Hanjiang pernah meragukan Ling Yunhuan. Namun selama tiga tahun, ia pun menyadari Ling Yunhuan melakukan hal yang pernah dikatakan. PErempuan itu bersedia menjadi teman di bawah tanah yang terbakar tanpa melibatkan perasaan satu sama lain.
Ji Hanjiang kemudian tersenyum. Dengan sembrono ia mencubit dagu Ling Yunhuan, "Suatu saat nanti, siapa yang bisa membuatmu nikmat?"
"Bukannya masih ada kau?"
"Aku?" Ji Hanjiang menyeringai diselingi pandangan yang dingin, "Tapi aku akan menikah dengan Yan Yiren. Saat menikah, hari itu juga kau harus pergi dari Ningcheng."
Ling Yunhuan membuat ekspresi sedih, "Aku tahu, tapi sekarang kalian belum menikah, kan?"
*****
Dari toilet, ia segera kembali ke tempat duduk, "Yiren, kau menunggu lama?"
Yan Yiren masih memikirkan identitas orang asing yang tadi memberinya peringatan. Yan Yiren sepertinya lupa dengan Chen Ce. Pikiran Yan Yiren juga masih tenggelam dalam perintah orang asing itu.
Ketika Ji Hanjiang duduk, ia pun keluar dari lamunan, "Oh, kau sudah datang."
Ji Hanjiang mengeratkan bibirnya, "Kau kenapa? Apa yang kau pikirkan?"
Kalau Yan Yiren memeriksa Ji Hanjiang seperti yang diminta oleh Chen Ce, tentu Ji Hanjiang akan gugup.
Kalau Ji Hanjiang gugup, Yan Yiren khawatir akan menimbulkan ketakutan dalam hati.
Yan Yiren diam-diam memperhatikannya, suasana hatinya mendapatkan pengaruh dari ucapan Chen Ce tadi, "Aku sedang memikirkan lamanya waktu yang kau gunakan untuk merokok dan jumlah batang rokok yang kau bakar. Aku menunggu sampai makanan di sini sudah dingin."
Ia tidak gegabah menuruti ucapan yang dikatakan orang asing tadi untuk memperhatikan orang di sebelahnya. Lagipula, orang di sebelahnya yang dimaksud belum tentu Ji Hanjiang.
Lalu siapa?
Apa manfaatnya lelaki asing itu mengatakan hal itu padanya? Lelaki asing itu musuh atau teman? Apakah itu provokasi atau nasihat?
"Aku akan suruh pelayan untuk mengganti makanannya dengan yang baru."
Ji Hanjiang memanggil pelayan. Yan Yiren yang tidak nafsu makan, menghentikannya, "Tak usah, makan ini saja, jangan mengulur waktu."
Makan siang hari ini, terasa hambar.
Walaupun Ji Hanjiang terus saja mencari topik pembicaraan, sampai menceritakan cerita lucu, Yan Yiren tidak tertawa sedikit pun. Suasana hatinya sangat berat.
Biasanya, kalau Ji Hanjiang lama merokok di ruangan merokok, pasti di tubuhnya bisa tercium aroma rokok yang pekat. Anehnya kali ini tidak.