"Ssst…" Bara tidak kuat menahan diri melihat sikap Kinasih yang justru menggemaskan. Dia menarik tangan Kinasih dengan cepat, dan mengarahkan tubuh Kinasih agar mudah untuk ia dekap
"Kau tidak perlu khawatir seperti itu. Aku akan baik-baik saja, dan kau lupa untuk kecupan di bibir," ucapan Bara barusan membuat rona merah di pipi Kinasih.
"Mas Bara..!" protes Kinasih dan sudah akan memundurkan wajahnya.
Tapi Bara bergerak cepat dan dia berhasil mencuri cium pada bibir Kinasih. Kecupan yang begitu lembut dengan hisapan saliva yang terasa manis, sepertinya Kinasih pun terbuai dengan bibir Bara yang meraup bibirnya dengan mudah.
"Mas, aku harus berangkat," Kinasih berhenti membalas kecupan bibir Bara. Tapi wajahnya pun masih berada dekat dengan Bara, sehingga dia bisa menatap sepasang mata hitam yang begitu indah.