"Padahal kau cantik. Bagaimana kalau kau menjadi pacarku saja. Namamu Kinasih kan?" anak laki-laki yang berada paling dekat menatap liar pada Kinasih.
"Jangan mimpi! Menyingkir dari jalanku!"
Kinasih menatap sinis pada pria yang terus menyeringai kearahnya. Tatapannya tertuju pada Arya yang berada dibelakang kelompok anak laki-laki. Dia tidak tahu siapa Arya, tapi Kinasih memiliki firasat jika Arya datang untuk menolongnya.
Arya bahkan sempat mengedipkan matanya untuk Kinasih. Seakan-akan dia mengatakan, "Kau tidak perlu takut, ada aku disini. Bersiap-siaplah."
Dalam hitungan sedetik saja Arya sudah melempar tempat sampah merah tersebut. Isinya segera berhamburan dengan bau busuk yang akan membuat siapapun muntah.
"Apa ini? Iuhh… ini menjijikkan!"
"Sialan! Siapa yang berani melempar sampah ini!"
"Ahhh… ada ulat dikepalaku! Siapapun, singkirkan ulat ini dari kepalaku!"
