Sementara malam itu akibat melihat adegan Nabil dengan Darla secara live, Brian ingin menyalurkan hasratnya yang tak dapat ditahannya. Dia menghubungi kekasihnya dan langsung pergi ke sebuah Hotel berbintang lima yang terletak di dekat club. Begitu kekasihnya itu datang, Brian langsung menyuruhnya melepas pakaiannya lalu dia melepas celana dan memuaskan hasratnya dengan wajah datar dan dingin pada kekasihnya itu, begitu akan mencapai puncaknya, dia langsung mencabut miliknya dan membuang cairannya yang keluar ke atas perut kekasihnya, dia tidak mau membuat hamil wanita manapun dan dia tidak mau memakai pengaman. Baginya menikah apalagi memiliki anak adalah hal yang merepotkan dan membuat pergerakannya menjadi terbatas. Brian berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya hingga berkali-kali. Dia merasa jijik dengan wanita yang mau diajak tidur pria hanya demi uang dan kepuasan di ranjang. (Jijik tapi masih mau juga lo! Dasar pria!)
" Sialan! Kenapa hanya sekali saja dan langsung! Apa lo lemah?" ucap kekasihnya dalam hati. Brian memang hanya memakai sekali dan bermain sekali saja pada satu wanita dan dia pantang melakukan foreplay. Brian keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang telah rapi, dia duduk untuk memasang kaos kakinya. Wanita itu mendekati Brian dengan tubuh toplesnya, lalu jongkok di hadapan Brian. Tiba-tia dia ingin mengecup bibir Brian saat Brian mengangkat wajahnya, seketika Brian menghindar ke belakang dan wajah Brian menggelap! Plakkk! Suara tamparan itu menggema di dalam kamar itu. Brian menampar kekasihnya yang baru sejam yang lalu telah memberikan kepuasan padanya itu hingga dia terjerembab ke lantai dengan sudut bibirnya yang berdarah dan pipi yang merah dengan cap tangan Brian.
" Beraninya kau akan menyentuhku!" teriak Brian.
" Maaaa...aaaffff!" kata wanita itu sambil menundukkan wajahnya.
" Kamu hanyalah seorang wanita jalang! Cuih! Pergi! Sebelum aku membunuhmu!" teriak Brian kesal sambil melempar segepok uang ke wajahnya. Dengan cepat wanita itu berdiri dan memakai pakaiannya lalu memungut uang yang dilempar oleh Brian. Dia pergi keluar kamar Hotel itu dengan menangis. Wanita sialan! Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu padaku! batin Brian, lalu dia menelpon seseorang. Brian tidak pernah berciuman dengan wanita manapun karena menurutnya ciuman adalah satu hal yang bisa berujung menjadi banyak hal dan itu akan menjadi sebuah kelemahan, dia tidak mau menjadi lemah dihadapan siapapun terlebih seorang wanita. Brian adalah seorang pengusaha, dia suka ke club dan gila kerja tapi dia bukan pemabuk atau penggila xxx. Dia melakukan itu pertama kali karena dijebak oleh teman-temannya, dia diberikan obat perangsang saat dia menghadiri pesta sahabatnya. Dan kejadian itu kira-kira dua tahun yang lalu. Dan yang kedua adalah enam bulan setelahnya, saat dia ditantang temannya karena dia dikatakan penyuka sesama jenis akibat teman-temannya tidak pernah melihatnya intim dengan wanita manapun walaupun dia selalu mengajak wanita-wanita cantik jika menghadiri pesta dan acara-acara penting. Brian adalah pria yang pantang untuk mundur saat ada yang menantangnya. Maka di depan teman-temannya dia melakukan itu dengan kekasihnya, tanpa ekspresi, tanpa apa-apa hanya penyatuan saja. Brian pada dasarnya memiliki libido yang sangat tinggi, tubuhnya mudah terangsang, oleh karena itu dia selalu menghindari pesta-pesta gelap dan terlarang. Semalam adalah pengecualian. dia banyak mendengar tentang Nabil yang sangat taat pada agamanya, karena itu dia ingin tahu sekuat apa iman Nabil, hingga dia harus memastikan sendiri akan hal itu. Dan dia telah membuktikan bahwa semua itu tidak benar.
Pagi itu Nabil masuk seperti biasa seakan tidak terjadi apa-apa.
" Serahkan dokumen ini pada Norma!" kata Danis pada Nabil yang sedang melakukan verifikasi pada proposal mereka.
" Iya, Pak!" jawab Nabil lalu mengambil dokumen itu dari tangan Danis.
" Jika kamu akan makan siang, pergilah!" ucap Danis. Nabil menganggukkan kepalanya. Lalu keluar dari ruangan Danis. Danis melihat tingkah asaistennya itu dengan perasaan kasihan, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Nabil kembali mengingat kejadian saat dia di dalam kamar mandi. Nabil mandi berkali-kali karena merasa jijik dengan tubuhnya. Dia meratapi nasibnya, kenapa Allah memberikan cobaan seperti ini padanya? Kenapa? Apa salahnya? Apa dosanya? Sekalipun dia tidak pernah meninggalkan perintah-Nya ataupun melakukan larangan-Nya. Dia marah, imannya tergoyahkan. Dibukanya pintu ruangan Norma tanpa mengetuk.
" Norma!" panggilnya.
" Ya?" Norma menjawab dan mengangkat kepalanya,dia terkejut melihat Nabil menatapnya dengan senyuman yang membuat jantungnya berdetak kencang.
" Ini dari Pak Danis!" ucap Nabil mendekati meja Norma. Tapi Norma diam saja sambil tak lepas memandang Nabil.
" Norma! Hei!" panggil Nabil sambil menyentik jarinya.
" Eh, iya! Taruh situ saja!" jawab Norma gugup.
" Ok!" jawab Nabil, lalu Nabil memutar tubuhnya dan melangkah keluar, tapi dia berhenti saat di pintu.
" Mau makan siang bareng?" tanya Nabil memutar tubuhnya menghadap Norma. Norma melongo mendengar ajakan Nabil, karena dia tahu Nabil bukan tipe cowok yang suka mengajak teman wanitanya kemana-mana.
" Takut ketahuan tunangan lo?" tanya Nabil. Norma masih belum sadar dari rasa terkejutnya.
" Ok, kalo nggak mau!" ucap Nabil memutar tubuhnya akan keluar.
" Tunggu! Aku mau!" jawab Norma. Nabil tersenyum smirk, dia menunggu Norma di luar lalu pergi berjalan berdampingan dengan Norma. Dada Norma berdegup kencang, dia memang menyukai Nabil, tapi dia telah bertunangan dan akan menikah beberapa minggu lagi. Karyawan yang melihat kebersamaan Nabil dan Norma kaget, karena selama kerja disini, Nabil termasuk pria yang paling sopan dan selalu menjaga jarak dengan teman wanita sejawatnya.
" Nggak salah tuh?" tanya seorang karyawan wanita.
" Iya! Apa bener itu Pak Nabil?" sahut yang lain.
" Mulai kapan dia kayak gitu?" ucap satu lagi. Akhirnya kebersamaan Nabil dan Norma menjadi topik utama di perusahaan DM Grup.
" Lo kapan nikah?" tanya Nabil saat mereka sedang menikmati makan siang di cafe perusahaan hanya berdua dengan dilihat oleh puluhan karyawan yang sedang menikmati makan siangnya.
" Tiga minggu lagi! Lo risih nggak sih, sama tatapan mereka?" tanya Norma yang kuatir Nabil risih dengan keadaan di dalam cafe.
" Cuek aja!" jawab Nabil. Kemudian mereka bercerita banyak hal, sebenarnya Norma yang banyak bercerita sedangkan Nabil lebih sering mendengarkan saja.
" Sepertinya jam makan siang kita sudah selesai, Bil!" ucap Norma yang melihat ke jam dinding cafe.
" Apa nanti malam lo luang?" tanya Nabil tiba-tiba. Norma kembali dibuat terkejut dengan sikap Nabil.
" Kenapa?" tanya Norma penasaran.
" Gue mau ajak lo jalan!" ucap Nabil. Norma bingung mau jawab apa, karena nanti malam rencananya dia sama tunangannya akan pergi ke rumah teman mereka untuk mengantarkan undangan.
" Nanti gue hubungi lo kalo gue bisa!" ucap Norma.
" Lo bisa hubungi gue kapan aja!" ucap Nabil lalu dia menyobek kertas yang berisikan nomor ponselnya dan diberikan pada Norma.
" Lo misscall gue!" ucap Nabil, Norma menganggukkan kepalanya lalu mereka kembali ke kantor. Norma adalah gadis yang cantik dengan kulit yang putih, tubuhnya terlihat seksi dengan balutan pakaian yang sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Malam itu Nabil pergi ke sebuah club malam sendiri, dia duduk di depan Bar dan memesan bir. Nabil belum pernah minum minuman haram itu saat sadar, tapi dia sudah mencobanya tadi sepulang dari kantor. Dia membeli beberapa minuman dan mencicipinya satu persatu. Nabil sengaja pergi jam 9 malam karena dia yakin jika Norma akan menemuinya.