"hai.....kapan kamu balik indo ?" sapa Marco ramah pada gadis cantik itu.
Chloe mengerutkan kening, ini pertama kalinya Marco bersikap ramah pada mantan pacarnya, apakah ini gadis terkuat yang menjadi saingan cintanya ?, batin Chloe.
Mata Chloe tidak lepas dari mengamati gadis itu, kenapa wajah cantiknya tampak familiar.
Mata Chloe makin melotot saat suami omesnya menerima uluran tangan gadis itu. Matanya menatap tangan mereka dengan percikan lidah-lidah api.
Marco yang sedang menjabat tangan bisa merasakan ada mata yang siap menghanguskan tangannya.
"aku sudah hampir setahun balik, gimana kabarmu dan siapa ini ?" tanya si gadis cantik sambil mengirimkan senyuman pada Chloe
"ini ?" Marco melirik istrinya yang tengah tersenyum menusuk sambil menatapnya dengan mata menyipit "dia peliharaanku"
"kamu pulang jalan kaki" kata Chloe sewot, lalu dia berbalik dan melangkah masuk ke dalam restoran, meninggalkan suami dan si gadis cantik di belakangnya untuk melepas rindu.
Chloe mengedarkan pandang mencari meja kosong tak di sangka dia melihat Stefan. Tanpa ragu Chloe langsung berjalan ke tempat Stefan duduk.
Stefan mengangkat kepalanya saat mendengar ada orang yang duduk di depannya "hah...? kenapa kamu ada di sini ?" tanya Stefan bingung.
"tentu saja mau makan, kalau kamu ada janji dengan orang lain lanjut saja, anggap aku tidak ada" jawab Chloe cuek sambil mengambil daging di depan Stefan dan mulai memanggang.
"mana suamimu ?" Stefan mengedarkan pandangan.
"gak ada, aku sendiri" Chloe mengacuhkan Stefan.
Stefan melihat pintu masuk dan melihat Marco dan Sisca melangkah ke arah mereka berjalan berdampingan, lalu Stefan melihat Chloe yang makan seakan besok dunia akan kiamat. Akhirnya dia paham apa yang di pikirkan sahabatnya.
Sisca duduk di samping Stefan dan Marco otomatis duduk di samping istrinya.
Setelah Sisca duduk Stefan segera memindahkan daging yang sudah matang ke dalam piringnya, lalu memanggil pelayan untuk menambah daging lagi.
Marco juga mengambil daging yang sudah matang tapi Chloe merebutnya "panggang sendiri ini milikku" kata Chloe ketus, Marco hanya diam dengan kening berkerut.
Tapi kemudian dengan patuh dia mengambil daging mentah dan memanggangnya.
"panggangkan juga untukku !" perintah Chloe tanpa melirik suaminya.
Sekali lagi Marco dengan patuh melayani istrinya, tanpa ada perasaan terpaksa, bahkan dia melakukannya dengan penuh sayang.
Sisca mengamati dengan tertarik. Siapa sebenarnya gadis ini ?
Ini pertama kalinya dia melihat Marco memanjakan seorang gadis, dan membiarkan dirinya di perintah dengan senang hati.
Sisca menyenggol Stefan dan menunjuk Chloe dengan dagunya, bertanya siapa dia ?
Stefan menatap Sisca "kalian belum kenalan ?" Sisca menggeleng. "C...kenalkan gadis cantik ini Sisca dia mantan pacar Marco.....aauuu....kenapa kau mencubitku ?" protes Stefan saat Sisca mencubit pinggangnya.
"berhenti bercanda.....siapa yang mau jadi pacar manusia berwajah batu seperti Marco.....C....aku mantan pacar Stefan" Sisca meluruskan kesalahpahaman, sebagai perempuan dia sudah ada feeling bahwa gadis itu cemburu padanya.
"mantan ?" Stefan menoleh penuh protes pada Sisca.
"kalian jalan bareng lagi ?" tanya Marco. Sisca mengangguk malu-malu "apa dia sudah melamarmu ?" Sisca menggeleng "seharusnya dia melamarmu, karna bulan depan dia harus sudah bertunangan"
"mengapa kamu merusak momentku, seharusnya aku yang mengatakan itu" Stefan memelototi sepupunya.
"tunggu.....apa maksudnya harus ? apa kamu di beri tenggat waktu untuk menikah ? dan aku adalah pilihan terakhirmu, Stefan...apa kamu tidak bisa bersikap lebih brengsek dari ini" Sisca merah karna tersinggung.
"dia bukan hanya brengsek, mereka sangat.....sangat...brengsek, kalau ada kata lebih buruk dari brengsek itu lah mereka" Chloe yang sejak tadi diam akhirnya bersuara, Sisca mengangguk setuju
"hei....kamu tidak bisa menyamakan aku dengan Stefan, dia memang brengsek, tapi aku tidak" Marco protes
"mana ada pria baik yang punya barisan mantan pacar" sergah Chloe
"Marco pernah pacaran ?" tanya Sisca heran
"ya, dan kamu tau bahkan dia memberikan kompensasi pada semua mantan pacarnya"
"wow.....benarkah ? apa kompensasinya ?" tanya Sisca semangat
"uang senilai 10 juta"
"Marco ayo kita pacaran" Sisca tersenyum menggoda kepada Marco.
"kamu berani mengajaknya selingkuh, apa kamu tidak takut pada gadis kecil ini ?" Stefan memperingatkan.
"percuma kamu memintanya jadi pacarnya, sekarang dia sudah jadi pria miskin" kata Chloe sambil terus mengunyah.
"bagaimana bisa si kapitalis menjadi miskin kecuali...." Stefan menatap sepupunya.
"hmmm.....semua kekayaanku sudah menjadi miliknya, bahkan aku juga" jawab Marco bahagia.
"pfftt...." Sisca tersedak makanannya, Stefan menyodorkan segelas air padanya "apa statusmu C ? aku penasaran gadis mana yang bisa menaklukkan Marco seperti ini ? apakah kamu pacar atau tunangannya ?" Sisca menatap Chloe makin penasaran.
"dia istriku" jawab Marco pamer
"bukannya peliharaan ?" ledek Chloe
"itu juga, kamu kan landak, ikan buntal dan kucing kesayanganku" kata Marco sambil membelai rambut istrinya.
Sisca terpana, baru ini dia melihat seorang pria merayu istrinya dengan kata-kata absurd seperti itu.
"Ccc....." tiba-tiba sebuah teriakan menggema.
Wajah Marco langsung menegang saat mendengar suara itu.
"Bi...?" Febiola bergegas ke arah Chloe dan merentangkan tangan siap memeluk Chloe, tapi dia hanya memeluk udara kosong, orang yang akan di peluk ada di pangkuan suaminya.
"sialan, Marco kenapa kamu mengambil Chloe ?" protes Febiola marah.
"dia istriku"
"kembalikan Chloe, aku mau memeluknya"
"tidak, siapa kamu mau peluk-peluk istriku ?"
"heh...kamu yang merampasnya dariku"
"dia yang memilihku"
"STOP" Chloe menghentikan perdebatan tidak jelas antara suami dan sahabatnya. "kenapa kamu ada di sini ? kapan kamu balik ? bukannya kamu bilang pergi agak lama ?"
Febiola berhenti melotot pada Marco, dia merubah ekspresinya dengan cepat, kali ini dia menatap Chloe dengan senyum bahagia lalu menunjukkan cincin di jari manisnya
"kamu di lamar ?" tanya Chloe antara kaget dan bahagia, dia langsung lompat dari pangkuan suaminya dan memeluk sahabatnya. "selamat bi, pria mana yang begitu putus asa sampai harus melamarmu ?"
Febiola cemberut mendengar sarkasme sahabatnya "lihat, kamu sudah ketularan aura negatif suami cabulmu" gerutu Febiola.
"hanya bercanda, oke, siapa pria beruntung itu ?" Chloe memcubit pipinya.
"nanti kamu harus datang ke acara pertunanganku, sekarang temani aku mencari baju untuk acara nanti" Febiola langsung menarik Chloe.
"tunggu" Chloe mengeluarkan dompet Marco dari kantong celananya dan membukanya, dia mengeluarkan dua lembar uang merah dan uang selembar lima ribuan lalu meletakkannya di meja tempatnya duduk tadi "ini uang bensin dan parkir, nanti kalau pulang bawakan tasku di locker" kata Chloe sambil menatap suaminya yang mengangguk patuh "Sis.....mau bergabung dengan kami atau sama mereka ?" kini Chloe beralih menatap Sisca.
"aku ikut kalian" jawab Sisca tanpa ragu.
"hei..."Stefan memprotes.
"aku juga mau cari baju untuk acara kita" kata Sisca menenangkan, Stefan menghela nafas pasrah.
Setelah para gadis pergi, Stefan menghela nafas lagi, "bro...kini aku tau perasaanmu saat istri kita di bawa pergi oleh si rambut jagung"
Marco menanggapi sepupunya tanpa suara, dia melanjutkan makan dengan tenang.
💞💞💞💞💞
Nenek Margono sedang duduk di gazebo di taman belakang dengan seorang wanita paruh baya yang telah bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah om Surya selama hampir lima tahun.
"bagaimana yang aku minta lakukan ?" tanya nenek Margono sambil merajut.
"sudah saya lakukan sesuai dengan instruksi ibu"
"baik, terima kasih" jawab nenek Margono sambil memberikan amplop coklat.
"terima kasih bu" jawab bu Asih asisten rumah tangga tersebut dengan mata berlinang, kini dia bisa membawa cucunya untuk berobat.
Nenek Margono mengangguk dan tersenyum melihat kepergian bu Asih.
💞💞💞💞💞
Marco mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya, dengan antusias dia keluar dari ruang kerjanya, namun ketika melihat satu persatu orang yang masuk ke dalam rumahnya, dia terperangah.
"malam ini mereka nginap di sini" jelas Chloe melihat suaminya berdiri melongo di depan ruang kerjanya.
"kamu sudah makan ?" Marco menggeleng. "nih aku tadi beliin kamu nasi padang" Chloe berjalan menuju meja makan di ikuti oleh suaminya di belakangnya.
Chloe meletakkan kotak nasi di atas meja "kamu sudah makan ?" tanya Marco saat melihat hanya sekotak nasi.
"sudah, kamu makan, aku mau menyiapkan kamar untuk mereka" Chloe pergi meninggalkan suaminya yang menatapnya dengan cemberut.
Chloe, Sisca dan Febiola masuk ke kamar tamu sambil membawa tentengan mereka. Marco makan nasinya sambil terus menatap pintu kamar tamu, sesekali dia melirik jam, sudah hampir dua jam mereka di kamar, mengapa istrinya belum keluar juga, apa yang mereka lakukan.
Marco cepat membereskan kotak nasi yang telah kosong sejak tadi dan pergi ke depan kamar tamu, dia ragu-ragu untuk mengetuk jadi Marco hanya mondar mandir di depan pintu sampai terdengar suara pintu di buka dan istrinya keluar dari kamar.
"apa yang kamu lakukan di sini ?" tanta Chloe curiga
"menunggumu, ayo mandi !" kata Marco sambil meraih istrinya dan menaikkannya di pundak, lalu membawanya menaiki tangga, dia mengabaikan teriakan marah istrinya. Yang jelas malam ini dia akan membuat istrinya lelah agar dia tidak lagi sibuk mengurus dua pengganggu yang menginap di rumahnya.