Pagi hari jam 8 Ny. Suri sudah duduk manis di coffee art menunggu kesempatan untuk menculik Chloe dan membawanya ke butik untuk fitting baju.
"bagaimana ma ?" sapa Chloe setelah pelanggan sudah mulai berkurang.
"mama mau mengajakmu ke butik"
"untuk ?"
"fitting baju"
"baju apa ?" tanya Chloe bingung
"pernikahanmu tentu saja"
"eh...bukannya masih dua bulan lagi ?"
"Marco tidak memberitahumu ?" l Chloe menggeleng "dia minta acara di majukan satu bulan lebih awal" jelas Ny. Suri.
"kenapa ?"
"karna dia mau membuat label padamu dan menunjukkan pada seisi dunia bahwa kamu istrinya dan tidak ada seorang pun yang boleh mendekatimu, mereka harus berjarak setidaknya dua meter dari kamu"
"pfftt.....mama bercanda kelewatan, siapa juga yang mau mendekati saya" kekeh Chloe.
"heh....jangan meremehkan suamimu, bapaknya juga sama kayak dia, bahkan sampai sekarang dia masih sering cemburu sama kedua anaknya" curhat Ny. Suri.
"masa sih ma ? terus gimana nanti kalau kami punya anak ?"
"kita lihat saja nanti" Ny.Suri mengedipkan sebelah matanya "kamu sudah selesai ? kita pergi sekarang mama sudah janji dengan desainernya untuk mengukurmu hari ini, ku rasa dia harus bekerja keras untuk menyiapkan gaun pengantin paling cantik untukmu"
Chloe hanya menanggapi dengan tawa.
πππππ
Marco melangkah masuk ke dalam butik di ikuti oleh pandangan memuja dari pegawai butik.
Pemandangan gaun pengantin yang terpajang di etalase sangat kontras dengan sosok pria dengan kemeja putih lengan panjang yang tergulung sampai siku yang sekarang telah duduk di sofa. Wajah tampannya bak model, dengan tampang acuh dia duduk dan fokus pada ipad di tangannya.
"Marco ? bagaimana kamu bisa ada di sini ?" Chloe yang berdiri di depan cermin mengenakan gaun pengantin sederhana dengan punggung terbuka menoleh menatap suaminya heran.
Marco mengangkat kepalanya dan melihat istrinya dengan mata dingin, dia melihat punggung belahan baju yang memamerkan punggung istrinya dari cermin di belakangnya "ganti ! baju itu tidak cocok untukmu" katanya dingin.
"tidak ! aku suka baju ini" bantah Chloe.
"ganti !" sekali lagi Marco memerintah dengan dingin.
"tidak !" jawab Chloe keras kepala, lalu dia membalikkan badan menghadap cermin besar di depannya, mengabaikan suaminya yang masih menatapnya tak berkedip.
Emily desainer sekaligus pemilik butik yang berjenis kelamin pria tetapi memiliki penampilan yang cantik layaknya perempuan mengamati Chloe dan gaun yang dia kenakan. Gaun yang di kenakan Chloe sebenarnya di rancang untuk gadis berpostur tinggi, karna tinggi Chloe yang tidak sampai 160cm jadi banyak bagian yang harus di benahi, terutama belahan di punggung yang seharusnya hanya sampai di tengah punggung tapi saat di kenakan di tubuh Chloe itu bisa mencapai bagian bawah punggung.
Emily mengambil jarum dan mencoba menaikkan belahan punggung sambil berbisik "love...kamu harus menambah sedikit lagi berat badan supaya bajunya tidak terlihat longgar" Chloe menyeringai saat mendengar kata-kata Emily "love kulitmu lembut sekali seperti bayi, kamu pasti rajin perawatan ya"
Chloe menyeringai "tidak, aku ke salon kalau potong rambut aja selebihnya cuma pake lotion"
"oh ya...?" Emily membelai punggung Chloe "mungkin karna kamu masih muda, berapa umurmu ? kamu terlihat seperti baru lulus kuliah, apa kamu tidak terlalu muda untuk menikah ?"
Chloe bergidik saat tangan gemulai Emily menyentuh punggungnya, meski penampilannya seperti perempuan tulen tapi kan gendernya tetap saja pria. Dengan canggung Chloe menjawab "aku sudah lebih dari cukup umur untuk menikah, setahun lagi umurku masuk kepala tiga" jelas Chloe.
"masa ?" Emily terkejut, dia menatap Chloe tidak percaya "lalu bagaimana kamu bisa terlihat seperti anak remaja ? bagi resep donk perawatan yang kamu lakukan" Emily terus mencecar Chloe dengan rahasia awet mudanya.
Chloe menjawab asal sambil sesekali menggoda Emily, namun lama-lama Chloe bisa merasakan punggungnya terasa panas. Chloe menatap cermin dan melihat suami 'omes' menatap punggungnya dengan mata cabul.
Chloe merasa frustasi dan berteriak "Marco berhenti melubangi punggungku dengan tatapanmu" Emily kaget dan menatap Chloe bingung. "oke aku akan ganti baju yang lain, Emily bantu aku mencari baju yang pas"
"eh.....kenapa ? baju ini bagus kok"
"apa kamu tidak melihat pria di sana itu sejak tapi menatap punggungku dengan cabul ?" Chloe menunjuk ke arah Marco yang duduk di sofa.
Emily mengikuti arah yang di tunjuk Chloe dan tersenyum "love...bukankah dia calon suamimu ? wajar donk dia menatapmu seperti itu, dia pasti ingin melahapmu saat melihat kulit mu yang bersinar" lalu dia melanjutkan kata-katanya yang membuat Chloe bergidik "seandainya aku laki-laki tulen aku juga pasti akan melihatmu dengan tatapan yang sama bahkan aku ingin memakanmu di tempat"
"aku akan mengganti bajuku" kata Chloe bergegas ke ruang ganti.
Chloe mengangguk pada pegawai butik yang akan membantunya mengganti baju, dia masuk ke dalam ruang ganti lebih dulu. "mbak tolong bantu buka kancing di belakang" kata Chloe begitu mendengar pintu di tutup, tanpa melihat ke belakang.
Namun merasakan bukan jari tangan yang menempel di punggungnya tapi sebuah bibir yang dingin "Aaaa..." Chloe menjerit dan berbalik, matanya terbelalak melihat suami omesnya meringis di depannya "apa yang kamu lakukan di sini ? keluar !" usir Chloe
"aku akan membantumu mengganti baju" jawab Marco santai.
"dalam mimpimu" balas Chloe "keluar" usirnya lagi sambil membalik badan Marco dan mendorongnya.
tok tok tok
Terdengar ketukan di pintu, Marco menyembulkan kepalanya dan seorang pegawai butik menyerahkan sebuah gaun baru, Marco menerima gaun itu dan menutup pintu kembali.
Chloe mengambil baju dari tangan Marco "kamu keluar, biar mbaknya yang bantu aku" usir Chloe lagi
"enggak"
"Marco"
"enggak"
"please"
"enggak"
"kenapa ?"
"aku gak mau tubuhmu di lihat orang lain"
Chloe melongo "mereka perempuan"
Marco mengangkat kedua bahunya acuh "yah siapa tau, perempuan juga bisa berbuat mesum"
Chloe sekali lagi melongo dia tidak paham dengan pola pikir suaminya yang sempit.
Masih terpana dengan jawaban suaminya Chloe tidak menyadari suaminya sudah menurunkan gaun yang masih dia kenakan.
"ap.....apa yang kamu lakukan ?" Chloe tersentak saat merasakan kulitnya terpapar udara
"membantumu ganti baju" jawab Marco sambil menarik turun gaun istrinya, lalu dia mengambil gaun yang baru "angkat tanganmu"
Dengan patuh Chloe mengangkat kedua tangannya dan membiarkan suaminya memasukkan gaun lewat kepalanya.
Dengan lancar Marco memasang gaun dan membalik badan istrinya dengan lembut lalu menaikkan resleting. Kemudian dia mengerutkan kening sambil menatap bahu istrinya yang tidak tertutup kain "apa tidak ada baju yang normal ?"
"maksudmu ?" Chloe juga mengerutkan kening.
"mengapa semua bajunya memamerkan tubuhmu ?" protes Marco tidak senang
Chloe hanya menanggapi dengan dengusan.
"kamu tau apa yang di pikirkan orang saat melihat bahumu yang terbuka ?" tanya Marco dengan mata nakal
Chloe paham dengan apa yang di pikirkan suaminya, dengan wajah merah dia menjawab "itu karna kamu omes"
Marco menyeringai, lalu dia maju dan menurunkan kepalanya ke pundak istrinya yang terbuka, tapi Chloe dengan gesit menghindar dan mengirim pukulan ke wajah suaminya.
Marco juga menghindari pukulan dengan santai lalu dia menarik tangan istrinya yang masih terkepal di udara sambil mundur
Untuk menghindari badannya masuk dalam pelukan suaminya Chloe menendang pintu.
Sayang pintunya ternyata tidak sekuat pintu kamar mereka, karna itu hanya pintu ruang ganti butik.
Pintu ambruk, Marco menarik tubuh Chloe dan mereka terjatuh dengan posisi Marco di bawah dan Chloe ada di atasnya, dada Chloe tepat ada di atas kepala suaminya.
Dua pegawai butik serta Emily dan Ny. Suri yang berdiri tidak jauh ruang ganti menatap pasangan ini kaget, tapi itu hanya sesaat. Sesaat kemudian mereka tersenyum geli.
Chloe sadar dari rasa kagetnya lalu dengan satu tangan bertumpu di lantai dan satu tangan lain mencoba melepaskan kedua tangan Marco yang masih memeluknya, tapi pelukan suaminya sangat erat "Marco...." desisnya
"hmmm"
"lepaskan tanganmu"
"hmmm" Marco tetap memeluk istrinya.
Chloe bisa merasakan nafas suaminya di dadanya, wajahnya makin memerah malu, tanpa berpikir panjang dia menggunakan kedua tangannya untuk melepaskan tangan suaminya dari pinggangnya, dia lupa bahwa dia ada di atas suaminya. Tanpa ada satu tangan yang menahan berat badannya lagi, kini dadanya justru makin mengubur wajah suaminya. "brengsek !!!!! Marco.....lepaskan !!!!" teriaknya frustasi.
"ofe.....ofe.....afu.....lefas" terdengar suara Marco yang teredam.
Mendengar suara aneh suaminya Chloe menunduk dan mengeram "brengsek !!!!! Marco...kamu cabul"
Kemudian Marco melepaskan pelukannya, dengan bertumpu pada kedua tangannya Chloe berdiri, saat dia menekuk kedua lututnya yang ada di antara kaki suaminya di bisa merasakan bahwa bagian bawah Marco mengeras "cabul" cibirnya dengan wajah yang kian memerah.
Dengan di bantu dua pegawai butik Chloe akhirnya berdiri tegak dan berjalan menuju Emily dan Ny. Suri.
Marco ikut berdiri di depan cermin dan mengamati istrinya "tidak ada kah baju yang tertutup ?" tanyanya
Emily, Ny. Suri dan Chloe langsung menoleh menatap Marco "aku tidak suka kalau ada pria lain yang melihat bagian tubuhnya yang terbuka" jelas Marco.
"oh....." jawab Emily sambil tersenyum geli "nanti akan aku buatkan bolero untuk menutupi bahunya" jelas Emily
"....." bolero ?
"baju ini lebih cocok untukmu say, badan mungilmu jadi terlihat lebih berisi, aku akan mengecilkan pinggangnya dan membuatkan bolero"
Chloe mengangguk mendengar saran Emily
"oke, minggu depan kamu bisa datang lagi untuk fitting lagi" ujar Emily
Chloe pergi ke ruang ganti yang lain, Marco mengikut di belakangnya "kamu....jangan mendekati ruang ganti, awas kalau kamu tetap masuk, aku akan bermalam di rumah mama" ancam Chloe.
Marco berhenti melangkah ketika mendengar ancaman istrinya.
Chloe menghela nafas lega karna suaminya akhirnya berbalik dan meninggalkannya pergi ke ruang ganti. Chloe memberi kode pada pegawai butik untuk membantunya mengganti baju.