Chereads / Pernikahan Pura-pura (lanjutan dari akun ayla_amethyst) / Chapter 43 - Istri Saya Mirip Kuda Lumping

Chapter 43 - Istri Saya Mirip Kuda Lumping

Setelah mendengar pemberitahuan dari pak Suri kalau Chloe sedang ada di rumah sakit sekarang, mereka semua langsung bergegas ke sana.

Rombongan besar mereka yang langsung menghambur ke kamar operasi begitu sampai di rumah sakit menjadi pemandangan yang mencolok di area rumah sakit yang mulai sepi karna hari sudah mulai malam.

Sampai di depan kamar operasi mereka melihat pemandangan Marco yang terus menatap pintu kamar operasi dengan cemas.

Saat mereka menghampiri Marco pintu kamar operasi terbuka seorang dokter dengan baju birunya keluar, Marco langsung menghampirinya

"bagaimana keadaannya ?" tanyanya tanpa menyembunyikan kekuatirannya.

Dokter menatap Marco dengan mata penuh penyesalan dan berkata "maaf pak...."

"apa maksudmu.....?" raung Marco, sambil meraih baju dokter.

"bro...." Stefan segera memegang Marco mencoba menenangkannya, untuk menghindari dia memukul dokter.

"maaf pak, kami sudah berusaha sekuatnya, tapi istri bapak telah di pukul sangat parah, kami tidak bisa menyelamatkan janinnya, sekarang istri bapak masih di bawah pengaruh obat, besok dia akan sadar" jelas dokter sambil melepaskan cengkraman tangan Marco dengan sabar.

"maksudnya dia baik-baik saja ?" tanya Stefan memperjelas

"ya" angguk dokter "tapi janin di perutnya tidak bisa terselamatkan" tambah dokter.

"tu.....tunggu.....maksud dokter dia hamil ?" kali ini Ny. Suri yang bertanya

"ya.....usia kehamilannya tiga minggu"

Lalu pintu terbuka dan Chloe yang tidak sadar di dorong keluar.

Marco melepaskan cekeramannya dan berjalan dengan cepat menuju istrinya, dia mengikuti di belakang para perawat yang mendorong istrinya ke kamar VIP, dia sepenuhnya mengabaikan yang lain.

Setelah masuk di kamar Marco menarik kursi duduk di samping ranjang istrinya dan menatapnya tak berkedip.

Sementara itu Ny. Suri, tante Rani dan Melinda bertemu dengan dokter untuk menanyakan kondisi Chloe.

Om Caleb dan tante Rosi menemani pasangan tua Margono duduk di sofa di kamar Chloe.

Tuan Suri dan Stefan berdiri di depan pintu kamar.

"dok....apa yang terjadi dengan anak saya ?" tanya tante Rani dengan mata merah, dia telah berjanji pada suaminya akan menjaga kedua anak perempuannya dengan baik, dan sekarang hal yang buruk terjadi berulang kali pada anak gadisnya yang kecil.

"dia baik-baik saja, kondisi fisiknya luar biasa bagus, dia hanya kehilangan banyak darah karna keguguran" jelas dokter dengan sabar. Dokter tersebut telah berumur setengah abad lebih dan dia sudah biasa menghadapi keluarga pasien yang cemas seperti ini.

"bagaimana dia bisa keguguran dok ?" tanya Ny. Suri cemas, apa lagi dia melihat banyak lebam di wajah menantu perempuannya.

"perutnya menerima pukulan berulang-ulang..." jelas dokter, lalua dia melihat ketiga wanita di depannya dengan prihatin "sebaiknya kalian bertanya pada suaminya apa yang terjadi, saya curiga gadis itu telah di aniaya, ada bekas tali di pergelangan tangan dan kakinya, wajahnya juga telah di pukuli sampai hampir tidak bisa di kenali, atau kalian bisa melaporkan ke komnas HAM"

Ketiga wanita itu langsung menatap dokter dengan mencela dan menjawab secara bersamaan

"tidak mungkin...."

"yah...saya hanya menyarankan saja" jawab Dokter dengan iba. Terkadang kasus KDRT memang tidak bisa di deteksi karna si istri pintar menyembunyikannya dan menerimanya perlakuan kasar suaminya dengan pasrah karna kurangnya kesadaran untuk membela haknya sebagai seorang istri.

Lalu dokter berbalik untuk pergi, tapi Melinda menahannya

"tunggu dok, lalu bagaimana adik saya apakah dia masih bisa hamil lagi ?" Melinda tahu meski Chloe terlihat acuh tapi dia sangat menyukai anak-anak, dia bahkan bisa bergaul dengan baik dengan kemenakannya.

Dokter berbalik lagi dan tersenyum "kalian tidak perlu cemas, tadi saya sudah mengatakan kondisi gadis itu sangat baik, rahimnya juga baik-baik saja, dia hanya perlu memulihkan diri untuk satu atau dua bulan, dan rahimnya akan siap lagi untuk menerima pembuahan"

Ketiga wanita itu mengangguk puas.

"jadi, masih ada pertanyaan ?" tanya dokter sambil tersenyum sabar.

Ketiga wanita itu menggeleng bersama dan mengucapkan terima kasih bersama, mirip paduan suara.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Mereka bertiga kembali ke kamar Chloe di rawat, pak Suri dan Stefan sudah meninggalkan rumah sakit, mereka pergi ke kantor polisi.

Melinda membujuk pasangan tua Margono untuk pulang dan beristirahat, bagaimana pun Chloe masih dalam pengaruh obat, dia tidak akan bangun setidaknya sampai besok.

Untung kakek Margono yang biasanya keras kepala itu kali ini menuruti saran cucu besarnya dan membawa istrinya pulang. Mereka pergi dengan om Caleb dan tante Rosi.

Virgo telah di bawa pulang oleh ayahnya setelah mereka makan di hotel, sekarang tinggal mereka berempat yang ada di kamar Chloe.

Ny. Suri menarik anak laki-lakinya yang sejak tadi duduk dengan cemberut di samping ranjang dan tidak berkedip menatap istrinya, seakan dia takut kalau dia berkedip istrinya akan menghilang.

Marco tidak bergeming meski Ny. Suri telah menariknya dengan sekuat tenaga, akhirnya Ny. Suri memukul belakang kepala Marco, baru Marco bereaksi, menoleh menatap Ny. Suri penuh protes.

"sini mama mau bertanya padamu ?" Ny. Suri kembali menariknya untuk berdiri dan berpindah ke tempat lain.

"lakukan di sini saja" jawab Marco acuh

"itu akan menganggu Chloe" jelas Ny. Suri

"memangnya mama akan membuat keributan ?" jelas Marco enggan meninggalkan sisi istri mungilnya yang saat ini dalam keadaan tidak sadar dengan wajah lebam.

"kami tidak tahu istrimu hamil ?" tanya Ny. Suri akhirnya, Marco menggeleng. "apa kamu tidak melihat perubahan padanya ?"

"selain selera makannya yang bertambah, tidak ada lagi yang aneh" jawab Marco tanpa melihat Ny. Suri.

"apa dia tidak mual di pagi hari ?"

"tidak, tapi akhir-akhir ini dia suka sekali makan empek-empek dan minum semangkuk kuah cuko"

"plak....." Ny. Suri memukul kepala Marco dengan gemas. Marco menatap mamanya protes, dia bukan anak kecil lagi mengapa dia memukul kepalanya "bodoh...itu karna dia ngidam, kamu bodoh...benar-benar bodoh tidak tertolong" ejek Ny. Suri

"bagaimana aku bisa tahu, aku belum pernah punya istri, dan ini juga pertama kalinya dia hamil, aku sendiri yakin dia tidak tahu kalau dirinya hamil" protes Marco tidak kalah galak.

"kalian berdua sama bodohnya" gerutu Ny. Suri.

Marco menanggapi ejekan mamanya dengan dengusan.

"lalu apa yang akan kamu lakukan pada Jocelyn ?"

"tentu saja aku akan memenjarakannya, dia akan di jerat pasal berlapis" jawab Marco dingin.

"apa kamu tidak terlalu kejam, biar bagaimana dia masih sepupumu"

"aku sudah mentolerirnya untuk yang terakhir kali, aku memberi dia kesempatan untuk pergi ke luar negeri, tapi dia tetap mencari masalah"

"apakah penculikan Chloe yang lalu nyata ? dan itu ulah sepupumu ?" tanya Melinda

Marco mengangguk

Melinda menghela nafas "sebaiknya kamu tidak menyebutkannya di depan kakek, kalau tidak, aku tidak bisa menjamin keselamatan sepupumu meski dia ada di penjara"

Ny. Suri dan tante Rani saling pandang dan bergidik ngeri. Konsekuensi yang akan di terima Jocelyn terlalu berat, kali ini Ny. Suri harus menghibur sahabat sekaligus iparnya dengan baik.

"kamu baru pulang dari luar kota, sebaiknya kamu pulang dan istirahat, biar mama yang jaga Chloe, antar ibu dan kakakmu pulang" perintah Ny. Suri.

"tidak ! kalian yang pulang, aku akan menelpon Jason untuk menjemput kalian" kata Marco tegas dan langsung menelpon adiknya.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Chloe membuka matanya dan melihat Marco tidur di kursi dengan badan miring dan kedua tangannya terlipat di dada, rambutnya berantakan, bajunya kusut, dan cambang halus mulai muncul di wajah tampannya. Sinar matahari pagi menembus lewat celah jendela rumah sakit, bayangan sinar membuat wajah tampan Marco sekan di bungkus cahaya samar. Kepala Marco makin miring ke kanan dan hampir jatuh, Chloe terkikik geli, tapi perutnya langsung terasa nyeri saat dia terkikik, membuatnya mendesis sakit.

Marco terbangun saat mendengar suara erangan sakit istrinya.

"kamu sudah bangun ?" tanya Marco tanpa menyembunyikan rasa senangnya.

Chloe mengangguk lalu berkata "tolong cubit aku" katanya sambil

Marco menatap istrinya bingung, lalu dia meraba keningnya, tidak demam.

"apa aku bermimpi atau aku ada di neraka" lanjut Chloe

"apa maksudmu ?" Marco makin tidak mengerti.

"yah...saat aku membuka mata aku melihat wajah tampan lucifer yang tengah tertidur di samping ranjangku" goda Chloe.

Marco mencubit hidung istrinya dan tersenyum "aku akan panggil dokter" lalu Marco berjalan menuju pintu keluar, tapi saat dia membuka pintu, dokter di ikuti perawat di belakangnya datang telah datang untuk memeriksa keadaan Chloe.

"bagaimana keadaan Ny. Marco ?" tanya dokter begitu melihat Marco di pintu.

"dia sudah sadar" jawab Marco sambil melangkah mundur memberi jalan pada dokter untuk masuk ke kamar.

"bagus, biasanya pasien normal akan bangun siang atau sore nanti" kata dokter sambil berjalan menuju ranjang Chloe.

"maksud dokter istri saya tidak normal ?" sebelah alis Marco terangkat

"ya, bisa di bilang istri bapak memiliki kondisi fisik yang terlalu bagus, tingkat pemulihannya lebih cepat di banding pasien pada umum, tubuhnya sanggup menahan pukulan sekuat itu dan tidak ada luka dalam sama sekali, kecuali....." dokter menghentikan kata-katanya dan memeriksa Chloe.

"ya...istri saya memang mirip kuda lumping dok" kata Chloe dengan wajah batu.

"ppffftt....." perawat yang membantu dokter terkikik.

"Marcoooo....." geram Chloe dengan gigi terkatub, dia tidak berani berteriak karna kalau dia berteriak jahitan di perutnya akan terasa sakit. Wajahnya merah menahan marah.

"jangan lupa bernafas meski marah" goda Marco melihat istri kecilnya menahan amarah. Chloe memutar bola matanya.