Chereads / Pernikahan Pura-pura (lanjutan dari akun ayla_amethyst) / Chapter 49 - Di Cari Barista Berpengalaman

Chapter 49 - Di Cari Barista Berpengalaman

Sejak Willy pulang ke negara bapaknya Chloe jadi sibuk, waktunya lebih banyak di habiskan di toko, dia mulai berangkat kerja lebih awal dari pekerja kantor karna dia harus menggambar sebelum toko buka. Sebelumnya dia bergantian shift dengan Willy tapi sekarang dia bekerja di balik konter dari pagi sampai malam, memang gajinya jadi dua kali lipat tapi dia tidak ada waktu lagi untuk santai di lantai teratas kantor suaminya.

Marco mengamati istrinya selama beberapa waktu, melihat istrinya yang pulang dengan lelah dia juga jadi tidak tega untuk memakannya, dan jelas itu membuatnya kesal. Jadi dia meretas akun IG dan FB Coffee Art dan memasang pengumuman bahwa mereka membutuhkan seorang barista yang berpengalaman.

Pagi ini setelah selesai menggambar dan beres-beres, ketika melihat ke pintu Chloe kaget melihat banyaknya antrian yang terdiri dari para gadis muda.

Delfi mempersilakan merek masuk dan mereka semua duduk dengan patuh di setiap kursi tanpa ada yang memesan. Chloe dan Delfi saling pandang dan mengedikkan bahu. Jadi mereka mengangabaikannya dan melanjutkan urusan mereka masing-masing.

Tak lama Stefan muncul dengan tampang mengantuk dan menutup mulutnya sambil menguap.

Melihat Stefan masuk semua gadis yang ada di dalam toko berdiri dan menyapa Stefan dengan serempak "selamat pagi pak Stefan"

Stefan melongo mendengar sapaan barisan gadis muda di coffee shopnya.

"apa yang terjadi ?" tanya Stefan pada Sam yang saat itu keluar dari pantry, dia lupa membalas salam para gadis.

"mereka bilang mau melamar kerja" jawab Sam

"melamar kerja apa ?" tanya Stefan makin heran.

"kami melihat pengumuman di IG dan FB Coffee Art mencari barista berpengalaman" jawab salah satu gadis yang berdiri paling dekat dengan Stefan dengan penuh semangat.

Otak Stefan langsung berputar, lowongan barista ? kapan dia melakukannya ?

Stefan berjalan menuju konter dan melihat Chloe sedang bermain dengan ponselnya "C..." Chloe mengangkat kepalanya "kamu yang buat pengumuman itu ?" Chloe menggeleng, lalu Stefan beralih ke Delfi, Sam, Mr. Kim dan semua pegawainya tapi semua menggeleng dengan kompak.

Stefan menggaruk kepalanya yang tidak gatal "oke aku akan wawancara, Delfi nanti bantu mereka pergi ke ruanganku satu persatu, sekarang aku mau menelpon dulu"

Stefan bergegas menaiki tangga sambil mengambil ponsel dari saku celananya, dia duduk di balik meja kerja dan menelpon tersangka utama.

"hhmmm..." sapa dari seberang

"kamu yang membuat lowongan di Coffee Art ku kan ?" selidik Stefan tanpa basa basi.

"hhmmm...."

"aku gak sanggup gaji lebih banyak pegawai" keluh Stefan

"kalau begitu aku beli tokomu"

"sial.....masa kamu mau membuatku jadi pengangguran ?" umpat Stefan

"kamu bisa mengisi kursi yang di tinggalkan Jocelyn"

"gak bakalan, siapa yang mau kerja di sana, aku lebih milih jadi pengangguran dari pada kerja jadi kuli" protes Stefan.

"hah.....mana ada kuli yang dapat dividen ratusan juta perbulan ?"

"pokoknya gak bakalan aku mau kerja di sana, titik" jawab Stefan dengan emosi "oke, aku akan sesuai permintaanmu aku akan melakukan wawancara"

"ambil dua orang"

"hei....."

"untuk jaga-jaga kalau istriku cuti hamil"

"memang dia hamil berapa bulan, bukannya dua bulan lalu dia keguguran ?"

"aku bilang jaga-jaga"

"brengsek ! Marco istrimu belum ada tanda-tanda hamil saja kamu sudah merencanakan cutinya, bukankah kamu terlalu memanjakannya ?"

"tentu saja aku memanjakannya, dia istriku satu-satunya, playboy sepertimu mana ngerti"

"brengsek ! aku menyesal menyetujui pernikahan kalian"

"tanpa persetujuanmu aku akan tetap menikahinya"

"sial ! aku mau muntah, pergi urus pekerjaanmu" Stefan mematikan ponsel dengan wajah merah, sial kamampuan sepupunya untuk memanjakan istrinya benar-benar luar biasa.

Setelah memenangkan emosinya Stefan menelpon Delfi untuk mengantar gadis yang akan di wawancarai.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Sudah dua minggu dua barista baru magang di Coffee Art.

Amanda salah satu dari barista baru itu hari ini dapat giliran masuk pagi.

Chloe berdiri bersandar di konter sambil mengamati Amanda melayani pelanggan.

"mbak Chlo-e" panggil Amanda setelah selesai membuat kopi, dengan logat jawanya yang kental, Chloe mengangkat kedua alisnya "mbak sama mas Stefan pacaran ya ?"

Bibir Chloe berkedut saat mendengar pertanyaan Amanda "kenapa kamu bertanya ? kamu naksir Stefan ?" Chloe menjawab pertanyaan Amanda dengan balik bertanya.

Mendengar pertanyaan Chloe, Amanda menggeleng dengan panik, wajahnya memerah malu.

"kalau kamu naksir Stefan" kata Chloe penuh penekanan "sebaiknya kamu lupakan !" tambah Chloe.

Dengan wajah putus asa Amanda bergumam "jadi beneran pacarnya mbak Chlo-e"

Chloe tersenyum bijak mendengar gumaman Amanda "bukan ! dia bukan pacarku, tapi dia bukan pria yang cocok untukmu"

"benarkah ?" mata Amanda kembali menyala "mbak Chlo-e tidak bohong kan ?"

Chloe mengerutkan keningnya "yang mana yang kamu tanyakan ?"

"mbak Chlo-e dan mas Stefan bukan pacar" Amanda memandang Chloe penuh harap.

Chloe mengangguk, anak kecil ini mengabaikan peringatannya "kamu suka nonton drakor ?"

"eh....apa ?" Amanda bingung dengan pertanyaan Chloe yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan yang dia ajukan barusan.

"kamu suka nonton drakor ?" Chloe mengulang pertanyaannya. Amanda mengangguk "siapa aktor favoritmu ?" imbuh Chloe.

"eemmm....Lee Min Ho" jawab Amanda sambil memainkan apronnya dengan wajah malu-malu.

"jadi kamu naksir Stefan karna mirip dengan aktor idolamu kan ?"

Mata Amanda terbelalak "kok mbak tahu ?"

"kamu bukan orang pertama yang naksir dia karna mirip Lee Min Ho"

Amanda cemberut mendengar apa yang di katakan Chloe.

"di sini banyak cowok cakep selain Stefan, kalau kamu suka wajah-wajah idol korea Mr. Lim juga tidak kalah cakep, lihat di bahkan lebih imut dengan mata sipitnya, atau Sam di meski dia tidak mirip idol korea tapi wajah tampannya tidak kalah dengan Afgan"

Chloe mencoba meyakinkan amanda dengan mempromosikan teman-temannya.

"Chao...aku hatiku hanya untukmu" Sam muncul di depan konter dengan mengirim tatapan memuja pada Chloe.

"aku sudah gak available" jawab Chloe manis.

"ku tunggu jandamu" tambah Mr. Lim dari balik jendela penghubung pantry.

"sialan ! Mr. Lim kamu nyumpahin aku" geram Chloe mengancam

"kalian berhenti menggodanya kalau tidak ingin menjadi pengangguran" Stefan telah berada di depan konter memberi peringatan.

Chloe menatap Stefan dengan mata memicing lalu dia mengendus udara "srup.....srup....kamu menggunakan parfum andalanmu, jadi apakah kamu akan bertemu dengannya ?" seringai licik muncul di wajah Chloe.

"sialan ! C....memangnya kamu anjing pelacak, mengendus-endus orang lain itu tidak sopan" Stefan memasang wajah tersinggung.

"aku mau keluar dengan Marco, kalau kamu juga pergi siapa yang akan mengawasi dia ?" Chloe menunjuk Amanda.

"dia sudah magang dua minggu, sekarang waktunya dia menunjukkan kemampuannya" jawab Stefan tanpa kuatir "aku pergi dulu untuk bertemu dengan cinta sejatiku"

"cih...cinta sejati....dulu kamu selalu merayuku dengan kata-kata itu, dan kamu selalu mengatakan itu juga pada semua gadis yang kamu kencani" cibir Chloe "untung aku tidak pernah tertipu dengan jebakan cintamu"

"sialan ! kalau bukan karna kalian melibatkanku dalam hal ini, aku akan berhasil kabur dari semua ini, kalau cuma Ny. Kim saja yang perlu aku hadapi itu kecil, tapi karna kelicikan kalian, sekarang dua Nyonya keluarga Wiguna yang merepotkan itu merongrongku untuk membuatku segera bertunangan" Stefan memelototi Chloe dengan frustasi lalu keluar dari toko dengan membanting pintu.

Chloe hanya menanggapi dengan peringisan.

"ma....mas Stefan mau bertunangan ?" tanya Amanda dengan tergagap.

"hmmm....." Chloe menjawab dengan gumaman.

"mbak Chlo-e tidak mencoba berbohong denganku kan ?" air mata sudah mengambang di pelupuk mata Amanda.

"apa untungnya aku bohong ?" tanya Chloe bingung.

"karna mbak cemburu sama aku" jelas Amanda, Chloe melongo.

"Chloe calon istriku dia tidak ada hubungannya dengan bos" Sam sekali lagi nimbrung.

"kamu harus mengantri di urutan keseratus, aku yang duluan mengincarnya menjadi calon istriku" Mr. Lim tidak mau kalah.

Tiba-tiba ada hembusan udara dingin dan temperatur udara turun beberapa derajat.

Delfi memberikan pesanan ke Amanda dan berbisik "mampus kalian"

Marco berdiri dengan wajah dingin dan tatapan yang membekukan lalu mengirimkannya papa Sam yang langsung gemetar, Mr. Lim segera menarik kepalanya dan berjongkok di depan oven tangannya memegang pisau siap melakukan harakiri.

Chloe melepaskan apronnya dan memberikannya pada Delfi "aku pergi dulu" Chloe menepuk pundak Delfi "bantu aku mengawasi Amanda" tambahnya.

Amanda menatap Marco yang berdiri dengan aura yang memukau, ada gelembung cinta muncul di bola matanya "Arjuna" bisiknya.

"dia bukan Arjuna tapi dewa Siwa" Delfi menepuk pundak Amanda dengan prihatin, anak kecil ini naksir pada pria yang sudah berlabel sold out semua, kasihan....belum maju sudah langsung patah hati.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

"mulai besok kamu kerja denganku di atas" perintah Marco begitu mereka ada di dalam mobil.

Chloe menatap suaminya dengan senyum geli "mereka hanya bercanda, tidak perlu sampai terbakar seperti itu" hiburnya.

"awalnya candaan lama-lama bisa jadi serius" ekspresi Marco masih belum berubah, masih dingin.

"kamu tida lihat Sam sudah hampir bunuh diri waktu melihatmu ?"

"huh...."

Mereka sampai di salah satu Mall yang terkenal dengan barang-barang brandednya. Mall tempat Ny. Suri membawanya membeli baju untuk ultah perusahaan.

"tumben kamu mengajakku ke mall ?" tanya Chloe menyelidik.

Marco menjawab pertanyaan istrinya dengan senyum simpul dan menariknya masuk ke dalam lift.

Mereka masuk ke sebuah toko perhiasan.

"wwuuuaaaahhhh....." decak kagum keluar dari mulut mungil Chloe, matanya menjelajah melihat sekeliling. Semua perhiasan ini membuat matanya silau.

Marco berbicara sesuatu pada pegawai toko lalu pegawai itu pergi ke dalam dan tak lama keluar lagi dengan membawa sebuah kotak beludru berwarna biru.

"apa itu ?" tanya Chloe setelah selesai mengagumi semua perhiasan.

Marco mengeluarkan sebuah kalung emas putih dari kotak itu, kalung dengan liontin berbentuk O dan huruf L di dalam lingkaran bertabur permata berwarna merah muda.

"apa artinya dari liontin ini ?" tanya Chloe mengamati kalung

Marco mengambil kalung dan memasangkannya ke leher istrinya "O itu dari omes bukankah kamu selau menyebutku omes ?" jelas Marco

"lalu L ?"

"landak"

"apa ?"

"landak" ulang Marco

"siapa itu ?"

"kamu"

"maksudmu aku landak ?" Marco mengangguk, Chloe melotot tersinggung.

"Marco apa itu juga sebagai kompensasi sebelum kamu memutuskannya ?" sebuah suara merdu terdengar di belakang mereka.

Chloe dan Marco berbalik dan melihat seorang wanita tinggi langsing berparas cantik menghampiri mereka.

Chloe membatin, kemana pun mereka pergi selalu ada wanita cantik yang menghampiri mereka dan memperkenalkan diri sebagai mantan pacar suaminya, sepertinya sebagai istri dia harus belajar mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi barisan mantan pacar.