Gadis cantik itu menghampiri Chloe dan meraih liontin dan mengamatinya "nilainya paling hanya beberapa juta, berarti nilaimu di mata Marco hanya beberapa juta, berapa lama kamu pacaran dengannya ?" tanya gadis itu pada Chloe
"aku tidak pernah pacaran dengan Marco" jawab Chloe jujur.
Gadis itu memandang Chloe dengan ejekan di matanya "sejak kapan kamu meluangkan waktumu menemani pacarmu ah...bukan pacarmu tapi...teman wanitamu pergi ke mall ? apa ini juga metode barumu memberikan kompensasi sebelum menendangnya ?" mata gadis itu beralih pada Marco yang sekarang tengah sibuk memasang anting di telinga istrinya
"kamu siapa ? apa aku mengenalmu ?" tanya Marco tanpa mengalihkan mata dari aktivitasnya.
Nnggeeekkkkk...warna merah merayap di wajah gadis itu, mulutnya ternganga "Mar.....Marco...kamu keterlaluan....kamu.....bagaimana kamu bisa tidak ingat aku Marisa, mantan pacarmu ?"
Meski Chloe sudah mengantisipasi sejak awal bahwa gadis yang masuk ke toko perhiasan ini adalah mantan pacar Marco, tapi ketika dia mendengar sendiri pengakuan itu dari mulut orang yang bersangkutan, perasaan tidak nyaman tetap menganggunya dan secara refleks dia berbalik menghadap suaminya dengan tatapan membunuh.
"hei...aku belum selesai memasangnya !" protes Marco saat istrinya bergerak.
"Marco.....katakan apa maksudnya dengan kompensasi ?" tatapan Chloe seperti api yang siap melahap seluruh bangunan mall.
Marco maju dan melanjutkan memasang anting di telinga istrinya yang sebelah.
"Marco....jangan mengabaikanku !" geram Chloe saat suaminya tidak menjawab.
"sssttttt...diam ! aku sedang konsentrasi" Marco tidak mengalihkan perhatian dari telinga istrinya.
"Marco..." Chloe menendang tulang kering suaminya.
"aduh.....bisa kah kamu lebih lembut sedikit ?" keluh Marco "oke, selesai !" Marco mendorong kedua pundak istrinya dengan senyum puas.
"sekarang jelaskan, apa yang dia maksud dengan kompensasi ? kenapa kamu memberikan kompensasi ?" cecar Chloe.
"en...apa aku harus menjawabnya ?" tanya Marco ragu, Chloe mengangguk tegas "sekarang ?" tanya Marco sekali lagi, dan Chloe juga mengangguk sekali lagi. "dulu setelah aku bosan menemani seorang perempuan untuk kencan maka aku akan memberikan kompensasi agar mereka tidak mengangguku lagi"
"dalam bentuk apa kompensasi yang kamu berikan ?"
"kartu kredit dengan limit 10 juta tidak lebih ?"
"dermawan sekali kamu, pasti banyak gadis yang mengantri untuk menjadi mantan teman kencanmu" ledek Chloe dengan senyum manis.
Marco menatap senyum istrinya dan merasa bahwa senyumnya sama dengan senyum nenek Margono saat memikirkan sebuah rencana, Marco langsung merasakan firasat buruk.
Chloe menodongkan tangannya pada Marco "berikan dompetmu !"
"kenapa ?"
"cepat berikan !"
Dengan patuh Marco mengeluarkan dompet dari saku celananya dan memberikannya pada istrinya.
Chloe membuka dompet dan melihat dua kartu debit platinum dan tiga kartu kredit platinum lalu ada beberapa lembar uang seratus ribu. "kalung dan antingku sudah di bayar ?" tanyanya, Marco mengangguk "oke, mulai sekarang semua kartumu aku yang pegang, karna kita kerja di gedung yang sama maka aku yang akan mengatur makan siangmu, dan ketika kamu membutuhkan uang kamu bisa memintanya padaku, mulai sekarang aku yang memeliharamu"
"apa itu berarti kamu akan menemaniku kemana pun aku pergi ?" tanya Marco dengan mata penuh antisipasi. Chloe mengangguk. "termasuk saat aku keluar kota ?"
"tentu saja"
Marco tersenyum bahagia, melihat itu Chloe merasakan ada sesuatu yang salah.
"apa ? coba ulangi pertanyaanmu ?"
"tidak perlu di ulang, kamu sudah setuju dan tidak bisa di tarik lagi" Marco meraih pundak istrinya "nyonya, mulai sekarang kamu bertanggung jawab atas hidupku, ayo belikan aku makan !" Marco membawa istrinya keluar dari toko perhiasan.
"Marco tunggu...." teriak Marisa yang keberadaannya sudah di lupakan oleh pasangan itu.
Chloe menghentikan langkahnya dan berbalik. "mbak Marisa maaf aku lupa kalau kamu masih di sini, terima kasih sudah memberikan informasi padaku kalau suamiku suka memberikan kompensasi pada mantan pacarnya" Chloe mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari dompet suaminya "ini ucapan terima kasih saya atas informasi yang di berikan" Chloe meletakkan selembar uang merah itu di tangan Marisa dan berbalik pergi di ikuti oleh Marco yang berjalan sambil mengibaskan ekornya.
Marisa menatap uang di tangannya lalu menatap pintu keluar toko dengan pikiran kacau. Dia tidak sanggup mencerna apa yang baru saja di lihat.
πππππ
"Marco berapa banyak mantan pacarmu ?" tanya Chloe sambil mengemudi. Karna tadi dia mengatakan bahwa sejak hari ini dia akan memelihara Marco maka dia ngotot untuk menyetir.
"aku tidak ingat" jawab Marco ringan.
"jangan katakan kalau barisan mantan pacarmu sepanjang tembok China ?"
"tidak sebanyak itu, kalau aku tidak salah ingat mungkin sekitar lima sampai tujuh"
"apa ?" Chloe melotot tidak percaya
"ya...sekitar itu, tapi aku tidak ingat semua nama dan wajah mereka"
"omong kosong, orang dengan otak sepertimu" Chloe mencibir tidak percaya.
"karna diantara mereka tidak ada yang membuatku tertarik, jadi aku menganggap mereka tidak penting, lalu untuk apa aku mengingat mereka ?" jawab Marco serius
"lha terus bagaimana kamu bisa pacaran dengan mereka kalau kamu tidak tertarik ?"
"sebenarnya aku juga tidak terlalu ingat yakin kalau aku dengan para wanita itu pacaran, kami hanya pergi makan satu atau dua kali, dua minggu kemudian aku memberikan kompensasi dan kami tidak bertemu lagi" jelas Marco
"tunggu.....aku masih tidak paham dengan kenapa kamu memberikan kompensasi pada mereka ? apa kamu meniduri mereka jadi karna merasa bersalah kamu memberikan kompensasi ?" kejar Chloe
"sayang...imajinasimu terlalu vulgar, kamu harus tau satu hal, aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun selain kamu, catat itu" kata Marco dengan tegas sambil menatap istrinya.
"lalu untuk apa semua kompensasi itu ?" Chloe masih belum menyerah dengan rasa penasarannya.
"semua gadis itu di kenalkan oleh Stefan, ketika kami keluar untuk makan para gadis itu terlihat sangat bersemangat, lalu beberapa minggu setelah aku mengatakan untuk tidak bertemu lagi mereka terlihat sangat kecewa jadi aku memberikan kompensasi pada mereka atas waktu yang mereka luangkan dan usaha yang mereka lakukan saat bertemu denganku, biasanya mereka selalu memintaku untuk menemani mereka ke mall tapi aku selalu menolak jadi kartu kredit yang aku berikan sebagai ganti aku untuk menemani mereka"
"kalau mantanmu tujuh berarti setidaknya kamu memberikan kompensasi tujuh puluh juta ? wow....kenapa aku tidak mengenalmu lebih awal dan menjadi pacarmu ? setelah putus aku akan mengubah identitas dan menggunakan topeng untuk menjadi pacarmu lagi, lumayan dengan uang kompensasi yang aku kumpulkan aku bisa cepat kaya tanpa harus bekerja keras"
"tidak usah menyesal, sekarang kamu sudah jadi wanita kaya, bahkan punya suami tampan seperti aku, itu adalah keuntungan ganda"
"apanya yang untung ? punya suami tampan sepertimu justru merepotkan, kemana pun kita pergi selalu bertemu dengan mantan pacarmu, belum lagi para wanita cantik saat melihat kamu melintas mata mereka langsung di penuhi dengan gambar ππππππ, mereka tidak menghiraukan aku yang ada di sebelahmu sebagai istrimu" gerutu Chloe.
Mereka berhenti di depan sebuah rumah makan jepang all you can eat.
Begitu mobil berhenti dan Chloe melepas sabuk pengaman Marco langsung menarik lehernya dan menciumnya.
Beberapa saat kemudian Marco melepasnya, wajah Chloe memerah. Begitu suami omesnya melepaskan bibirnya dia langsung meninju perutnya dan berkata "kamu tidak tahu malu" lalu dia membuka pintu.
Keluar dari mobil Marco langsung meraih pinggang istrinya, berjalan memasuki restoran. Sambil berjalan dia berbisik "bagiku orang-orang selain kamu tidak penting, secantik apa pun mereka aku tidak akan meliriknya, kamu tetap menjadi satu-satunya wanita tercantik dalam hidupku"
"gombal !" balas Chloe dengan wajah malu. Di dalam hatinya meleleh, memang wanita makhluk yang suka mendengar kata-kata gombal, hanya mendengar bahwa dia adalah wanita satu-satunya saja sudah serasa terbang di langit ke tiga, ah.....Chloe kamu terlalu mudah di rayu.
Baru saja mereka melangkah masuk pintu restoran terdengar seseorang memanggil dari belakang
"Marco...."
Mereka berbalik dan Chloe melihat seorang gadis cantik etnis tionghoa yang memiliki kulit selembut sutra berjalan dengan anggun menghampiri mereka. Di dalam hati Chloe langsung mengerang 'jangan bilang yang ini juga mantan pacarnya lagi'.
Chloe melirik suaminya yang tersenyum manis saat gadis itu berjalan menghampiri mereka, 'bah...dasar mulut laki-laki, baru saja dia mengatakan bahwa dia wanita satu-satunya, tapi sekarang dia sudah tersenyum manis pada wanita lain di depannya'.