Pukul 19:00 waktu setempat, sebuah kendaraan mewah terparkir nyata di depan gubuk tua rahara yg malang itu.
Jika boleh di cegah mungkin sudah di cegah namun terkadang kehidupan memaksa kita melakukan hal yg tidak sesuai dg harapan.
"Ayah, ibu, beri restu untuk Fauziah melangkah, menapaki setetes demi setetes bulir bulir kasih Allah, Ziah tidak pernah tau akan seperti apa kehidupan disana, tapi biarlah Ziah coba dahulu, mana tau duka bosan mendera kita"
Beberapa untaian batin yg tak mungkin bisa terucap melalui lisan gadis malang ini.
Di tatapnya sang ayah yg mulai lusuh dan tua, keriput tampak jelas pada gurat wajah pria tua itu, jelas umurnya tidak sebanding dg kondisi tubuh nya yg sesungguh nya.
membanting tulang, pontang panting, demi kehidupan layak untuk keluarga membuat wajah tua itu cepat mendatanginya.
Sang ibu, wanita berparas ayu, mata sayunya mendiamkan dunia sang anak, menelan dalam dalam tangis juga jeritan hati.
Biarlah, biarlah waktu yg berbicara betapa sakit ini kelak akan mengurai senyuman paling indah, kemarau 100 hari akan di basahi oleh hujan dalam hitungan jam saja.
"Jaga ayah dan ibu kita kak"itulah sepenggal pesan penuh makna dari gadis cantik itu.
Sang kakak sekuat tenaga menahan pekik tangisnya, seolah dia yg paling kuat di antara yg lain.
Menyeluruh keluarga itu saling berpelukan dalam isakan haru menderu, mengurai kesunyian sesaat sebelum semuanya benar benar terasa sunyi.
Seiring lambaian tangan, Fauziah berbalik badan, berpaling, menyembunyikan rasa.
pergi bukan untuk berpelesir, namun raga sebatang harus mencoba menjejakinya karna kekuatan tumbuh dari sana.
"Nona suka musik?"dari pada terasa hening dan aneh supir itu mencoba mencairkan suasana, dia paham gadis itu sedih meninggalkan keluarganya.
"Ya tentu pak"jawab Ziah pelan, wajah murung nya masih saja belum sembunyi dari sana.
Sang supir merasa haru melihat dara cantik ini, lewat cermin depan mobil dia melirik, di tangkapnya sang gadis sedang menitikkan air mata.
"Ummh nona suka lagu Korea?"tanya sang supir kemudian dg senyum ramah, mencoba sedikit menghibur hati gadis itu.
"Ya tentu"gadis itu menjawab pelan.
sang supir tersenyum, pria paruh baya ini cukup modern di usianya yg tak muda lagi itu.
Akhirnya jadilah 'End of a day' milik mendiang Jonghyun, membuat terenyuh memecah kesunyian sesaat dalam kendaraan mewah ini.
"Sayang ini aku bawakan hello Kitty cantik, tapi memang tak secantik kamu haha"gurauan Bani menggelitik lamunan gadis itu.
"Bisa aja kamu kak?"Ziah tersipu malu, rayuan apa itu, gak berkelas sama sekali.
"Eh kenapa seragam mu tak di ganti dulu? apa kamu mencoba kabur dari sekolahan ha?"
"Eiii, hati hati mas aku masih ada pelajaran tambahan makannya masih mengenakan seragam, emang kamu yg kabur dari rumah?"
"Gak aku hanya ke tempat gadisku itu saja"
"Tanpa memberitahu mama?"
"Hehe iya.."
"Dasar anak durhaka kamu"
"Demi kamu"
"Gak kamu egois?"
"Ya sudah aku pulang saja kekota"
"Eh jangan, aku masih kangen sama kamu?"
"Oh ya, my girl, barusan kamu bilang aku egois?"
"Sorry"
"It's ok, haha..."
Fauziah membuka mata, itu barusan bukan mimpi kenyataan yg teringat kembali oleh gadis ini.
Bagaimana tidak sebuah tempat seperti bangku semen yg tergeletak di pinggiran jalan, berada sedikit jauh dari desa disana remaja muda itu dulu sering bertemu.
Sekarang saat dewasa Fauziah yg cantik apa salahnya teringat masa itu karna menyaksikan sekilas tempat tersebut dari jendela .
"Apa kamu masih seperti dulu kak? hm aku harap begitu, tidak ada yg berubah dari kamu"batin Fauziah.
Fauziah remaja juga Bani remaja bermain kejar kejaran di sepanjang tempat itu, disana mereka saling ejek, saling goda, saling menyatakan perasaan bahkan juga kadang kehujanan, waw romantis bukan?
Semua terlewati begitu cepat, Fauziah saat ini, mampu membuat lengkungan indah di bibir tipis itu dalam kondisinya yg tengah rapuh.
'This love' milik Davichi kali ini yg ikut menghibur Fauziah, meramaikan perjalanannya.
Pak supir ini pencinta lagu galau ternyata, ngerti maksudnya gak tu pak?
***""""*******""""******""""**"""""**""""""
Aku tidak bisa menangis semua yg ku inginkan, atau bahkan menertawakan semua yg ku inginkan,
di ujung hari yg masih melelahkan, jika aku di samping mu,
seperti anak kecil aku bisa merengek dan tertawa sampai aku kehabisan nafas,
aku tidak terbiasa melihat diriku seperti ini.
*End of a day*(Jonghyun)