Chereads / amarah bahagia / Chapter 34 - Hati Albani Alvino.

Chapter 34 - Hati Albani Alvino.

Pintu ruangan CEO di ketuk seseorang, pria tampan di dalam sana yg sedang sibuk dg laptop nya itu pun mendongak dan mengarahkan pandangan ke arah suara itu sesaat.

"Ya masuk"ucap nya dg suara sedikit keras, dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Selamat siang bos"sapa seorang pria berbaju hitam dan wajah yg datar.

Bani melirik ke arah suara tsb dan menghentikan sementara pekerjaannya.

"Ya siang, bagaimana?"jawab Bani datar.

"Kami berhasil menemukan pemilik no misterius itu bos"ucapnya dg tegas, Alvino muda tersentak dan menatap dg tajam.

"Ceritakan selengkapnya"perintah sang bos kemudian.

"Dia adalah anak tuan tanah orang terkaya di desa fff, warga sangat menyegani keluarga mereka, dan menurut penuturan warga dulu dia adalah kekasih nona dan mereka bersahabat sedari kecil, dan saat ini dia sedang sakit, dokter dan tabib disana tidak mampu menemukan obat atas sakit yg di deritanya itu bos"jelas pria itu dg tegas.

Membuat Bani terperangah tidak percaya dg apa yg di dengarnya, kenapa dan bagaimana, kok bisa, pertanyaan demi pertanyaan menghujam pemikiran sang CEO idolah ini.

"Ya sudah terimah kasih, kamu boleh pergi"perintah CEO itu, kemudian di angguki oleh pria tsb.

Sang CEO memangku tangan di dadanya mondar mandir berfikir ini benar2 tidak masuk akal baginya.

Fauziah pernah cerita bahwa dialah cinta pertamanya, tapi sekarang berita nya malah seperti ini, di luar dugaan wanita itu memiliki rahasia yg sulit juga di percaya, jika di hubungkan segalanya mungkin masuk akal apa lagi gadis itu normal, dia cantik wajar jika menyukai dan di sukai.

Namun yg Bani tak habis fikir kenapa dia berbohong dan berdalih kalau pangeran lah satu satu cinta yg pernah bertengger di platform teratas hidup seorang gadis seperti Fauziah, itu bukan berita kaleng kaleng semata itu muncul dari mulut gadis itu sendiri.

CEO tampan ini kesal dan mengacak acak rambut terawat nya tidak habis fikir dg kenyataan yg di dengar barusan.

Sebuah pemanis buatan ternyata yg bermutasi menjadi asli dan sangat menipu, ini kebohongan yg sulit di maaf kan, namun apa boleh buat hati tidak lah se ingkar itu.

"Aku kira kamu jujur sama aku, tapi lihat dek kelakuan kamu sama aku, kamu menyembunyikan cinta pertama kamu dari aku, apa yg kamu inginkan? kenapa kamu tidak berterus terang? apa karna itu kamu drop dan sakit? apa karna kamu masih mencintainya?"Alvino muda terus membatin, menyesalkan tindakan sang kekasih.

"Ah sial, bagaimana cara mengetahuinya, gak mungkin aku menyakiti Ziah dg mempertanyakan hal itu, tapi Kawaki bilang cowok itu terkena penyakit yg tidak ada obatnya, tapi kok bisa? bahkan dokter tidak menemukan penyakitnya, aneh?"Bani terus berfikir, tiba tiba dokter nira tersenyum dalam ingatan pria tampan tsb.

"Dokter nira pasti tau mengenai hal ini, sebaiknya aku tanyakan sama dia, ya, aku harus kerumah sakit sekarang"

Gumamnya seiring dg langkah kaki tegasnya yg langsung keluar dari ruangan kebanggaan itu.

Dari kejauhan senyum manis Fauziah bak melelehkan sebuah besi, tulus tiada beban bahkan dia terlihat mulai akrap dg beberapa karyawan di kantor itu.

Gadis cantik itu tampak bahagia mengobrol tertawa dg mereka, penampilan nya pun berubah dia semakin cantik, anggun dan stylish semua memang ulah sang CEO.

Bani berhasil membuat gadis itu sembuh kembali, membuat nya melupakan masalah yg menimpanya, melupakan tekanan yg ada dalam dirinya, Fauziah sekarang hidup tanpa beban.

Sebuah lengkungan indah terpancar dari kejauhan memandang kekasih nya itu meski dari jarak yg entah beberapa meter.

Jangan sangka pria ini dendam pada gadis itu, tidak, dia bukanlah pria ingusan yg tiba tiba memutuskan kekasih nya gara gara masa lalu.

Mungkin saja setiap manusia mempunyai masa lalu nya sendir dan enggan di ketahui siapapun, Bani sendiri juga mempunyai masa lalu yg belum di ungkapkan nya, jadi mana mungkin bisa menyalahkan gadis itu.

Mustahil sebijak CEO AA akan benci terhadap kekasih nya ini gegara hal tabu seperti itu.

"Ziah tau gak kamu mirip sama sekretaris Kim Miso tau, akhir2 ini tambah cantik, apa sih rahasianya?"oceh Leena, seraya menatap keseluruhan penampilan Fauziah.

Mereka juga sudah berteman akrap, obrolan keduanya selau menyangkut fashion, bagaimana mempercantik diri dan sebagainya.

Fauziah terlihat bersemangat berbicara bersama Leena.

"Rahasianya, punya calon suami yg sangat mencintai aku haha"Ziah tertawa sembari melenggok lenggok di hadapan Leena.

"Oh ya, beruntung bangat kamu, calon suami kamu baik sekali, membuat kamu jadi cantik dan tampil menarik seperti ini, aku iri sama kamu "Leena memanyunkan bibirnya.

"Owh, mbak Leena tersayang, jangan sedih, suatu saat nanti akan ada seseorang yg akan mencintai mbak apa adanya dan rela berkorban demi mbak, percaya deh sama Ziah ya"Ziah memeluk Leena dan menyemangatinya.

"Makasih Ziah sayang, semoga kamu benar, aku sudah lelah mengejar laki2 yg bahkan tidak pernah mau melirikku"

"Sudah, sudah, jangan sedih gini dong, ntar gak sexi lagi tau "ucapan Ziah membuat leena tersenyum.

Semenjak ke dua sekretaris bos itu berteman, Fauziah membawa pengaruh cukup baik terhadap Leena, mulai dari perilaku hingga dandanan, Leena terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Sang CEO pun tergelak kecil memandang mereka hanya lewat celah di ujung sana, lantas beranjak meninggalkan kantor tsb.

*

"Jadi seperti itu dok ceritanya"ucap Bani di hadapan dokter setelah menceritakan apa yg di ketahui nya, dan mengenai penyakit aneh cinta pertama Fauziah itu.

"Mungkin ini kasusunya sama, mereka seperti nya masih memiliki sesuatu atau semacam masalah yg belum pernah terselesaikan hingga saat ini, bisa jadi malam itu Fauziah mengobrol dg laki2 itu dan akhirnya amarahnya, tekanan di hatinya, rasa yg belum tuntas itu terluapkan, menciptakan sebuah kalimat2 menyakitkan hingga akhirnya drop dan itu menjadi sebuah penyakit yg obat nya ya seperti yg saya katakan sebelumnya dokter hanya bisa memberikan penghilang rasa sakit di tubuh tapi tidak pada mental dan hatinya, bisa jadi laki2 itu sakit memang karna Fauziah, dan kamu tadi juga bilang kalau riwayat kontak tlp terakhir yg masuk ke ponsel Ziah pada saat itu adalah si misterius itu, jadi kemungkinan besar tebakan saya ini benar Bani "jelas dokter menatap Bani meyakinkan nya.

Alvino muda terdiam, ada rasa hancur menimpa hatinya tapi dia mencoba melupakan demi kebahagiaan gadis yg di cintainya.

Bani terus berfikir tindakan apa yg harus di lakukanya agar semua jelas dan terbuka, agar tidak ada lagi rasa yg menyakiti satu sama lain.

"Boleh saya minta tolong sama dokter?"

"Iya, apa yg bisa saya bantu untuk kamu?"

"Dokter mau ya datang ke kampung itu? memeriksa kondisi laki2 itu dan memberikan pencerahan kepada semua yg khawatir disana, saya mohon dokter"Bani menatap dokter nira dg tatapan penuh harap, entah apa yg ada di pikiran si tampan ini sehingga begitu baik terhadap saingannya itu.

"Apa kamu yakin? ini menyangkut calon istri kamu loh, kamu tidak keberatan saya mengobati cinta pertama dari calon istri kamu sendiri, apa kamu tidak merasa cemburu? bagaimana kalau benar Fauziah masih mencintai dia? apa kamu siap kehilangan?"dokter menatap saksama wajah Bani yg terlihat datar.

"Tidak dokter saya pasti sangat tidak siap untuk kehilangan, saya sangat mencintainya, cinta ini yg melemahkan saya jikapun demi kebahagiaan dia saya harus melepasnya biarlah saya yg hancur sendiri, saya berbesar hati dok saya tidak ingin ada yg terluka dg hubungan saya dan Fauziah, dan saya yakin dg cinta kami Fauziah pasti mencintai saya, dan selamanya akan memilih saya"jelas Bani, mata nya yg indah berkaca kaca.

"Saya salut Bani, kamu sungguh pria berhati besar, Fauziah beruntung mendapatkan kamu, kedewasaan kamu menyikapi ini semua membuat saya bangga, mungkin kamu bisa saja berbuat licik dan membiarkan laki2 itu mati disana tapi tidak kamu malah ingin laki2 itu sembuh yg secara tidak langsung akan merusak hubungan kamu sendiri"ucap dokter sembari memegang pundak Alvino muda.

Pria itupun tersenyum, berusaha tegar dan yakin semuanya akan baik2 saja, toh Fauziah miliknya dan selamanya seperti itu.

"Kalau gitu saya permisi dokter, terima kasih banyak"Bani menyalami dokter Nira.

"Sama sama Bani"dokter Nira tersenyum.

"Oh ya, supir saya yg akan mengantar dokter ke desa itu nanti, dokter tidak perlu pergi sendirian saya yg akan mengurus semuanya"

"Baiklah, Albani Alvino"ucap dokter Nira tersenyum, Bani pun membalasnya, dan pergi dari hadapan sang dokter.

*

"Kadang butuh pengorbanan demi mendapatkan sebuah cinta, kadang cinta itu tidak perlu di perjuangkan, karna perihal cinta memiliki beragam cerita dan kisah, ada yg memiliki dan ada yg terpaksa melepaskan, laki2 tidak lah lemah menangis di hadapan cinta, justru dia lah yg terbaik, cinta dan cinta anugrah tuhan yg tidak ternilai harganya, dia membuat kita menangis, tertawa, dendam, ikhlas, cinta sikapilah itu dg bijak, temuilah ia dan jangan takut untuh menyentuhnya"itulah sepenggal kata yg saat ini sedang di dengar Bani dari suara radio mobilnya.

Seolah mewakili kegundahan hatinya, tapi seorang Bani tidak selemah itu mengingat senyum Indah sang kekasih dia kembali bersemangat senyum melengkung indah di bibirnya.

"Sayang apa kamu sudah pulang?"Bani berbicara kepada Fauziah melalui ponselnya.

"Iya kak, aku udah nyampe rumah malahan, kenapa ?"jawab Ziah dari balik tlp itu, yg kini berbaring manja di kasurnya yg empuk.

Bani memang tidak lagi mengantar dan menjemput Fauziah, selain takut rahasia nya terbongkar.

Ini juga permintaan Fauziah karna itu lah Bani membelikannya scoter baru sekaligus memberikan jarak antara Fauziah dan Farel, yg akhir2 ini semakin dekat karna sebuah pekerjaan.

Bani sangat tidak ingin kekhawatiran sang papa terjadi, ini saja orang lain sudah membuat Bani bingung dan pasrah apalagi nanti Farel adiknya sendiri jangan sampai itu terjadi.

"Nanti malam kita Dinner yuk sayang"ucap Bani kemudian.

"Tapi dg syarat?"jawab Ziah.

"Syarat apa sayang? udah lama kita gak jalan bareng tapi kamu masih mau ngasih syarat sama aku?"Bani mengerinyit.

"Iya, mau gak, kalau gak ya gak jadi aku gak mau pergi pokoknya"jawab Ziah dg nada manjanya.

"Iya sayang, apa syarat nya?"

"Aku mau dinner di tempat yg romantis, hanya aku dan kamu, seperti adegan dalam Drakor itu loh kak haha"

"His, kebanyakan nonton Drakor kamu"

"Ya habisnya cowok aku kan ganteng nya gak kalah sama mereka, dia juga suka berdandan ala CEO Drakor itu he"rungut Ziah dg nada manjanya.

"Ya ya, kakak turutin deh, kakak akan siapkan seperti yg kamu mau, kamu mau kakak jadi siapa? Leemenho, Song Jongki, atau Lee Jong Suk mungkin atau siapalah itu?"

"Wah kakak hafal nama pemainya juga he"

"Gak kok, asal sebut aja"

"Jujurlah kakak suka Drakor ya? pantas sering dandan niruin mereka haha"Ziah benar2 membuat Bani kehilangan masalah hidupnya.

Keceriaan dan cinta mereka seolah tidak ada tekanan atau apapun yg sengaja di buat2, mereka terlihat mengalir bagai air.

Tidak ada rasa terpaksa mencintai dan menyakiti orang lain dg cinta mereka.

"Sudah nanti kamu janji ya dandan yg cantik, dan jadilah diri kamu sendiri jangan niruin Korea mulu, ngerti "

"Ya kakak ku sayang, tapi aku juga mau kamu jadi diri sendiri juga ok!"

"Iya sayangku, my first love, i love u, mmuach"

"Ih kakak lebai, tapi aku sayang hehe"

"Ya udah bersiaplah dari sekarang dan awas jangan ketiduran di rumah orang"

"Haha, siapa tu yg ketiduran di rumah orang hayo, dinner romantis nya gagal haha"mereka saling ejek, omongan tanpa beban seperti sepasang kekasih yg baru pacaran tidak ada masalah.

Apa sepintar itu menyembunyikan semuanya, hanya hati mereka lah yg tau.