Clara duduk sendiri di perpustakaan mengingat kembali kejadian di bioskop satu bulan yang lalu.
"Iya ayo kita coba dulu"
Nando yang mendengarnya langsung lupa dengan keadaan saat itu dan melompat gembira.
"Yeeeyy, makasih Clara. Ini kado terbaikku hari ini!"
Penonton dibelakangnya langsung menyoraki dan memberikan desisan kesal.
"Ih, uda jangan lebay! Duduk dulu, malu. Yang dibelakang keganggu tuh."
"Eh, iya. Maaf ya semua."
Nando malu dan meminta maaf lalu kembali duduk. Dirinya tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaan diwajahnya.
"Kamu ini" desis Clara.
Nando hanya tersenyum penuh kasih sayang dan mengecup kening Clara. Dia tidak menyadari, gadis yang kini jadi kekasinya itu hanya bisa shock menerima perlakuan manis itu.
***
Wajah Clara memerah lagi mengingat itu. Sebulan berlalu menjalani hari-hari bersama Nando benar-benar membuat hidup Clara lebih bewarna. Perlakuan sayang Nando padanya benar-benar membawa kehangatan kepadsnya.
"Hei cewek.. sendirian aja nih"
Terkejut Clara menoleh kebelakang. Nando sudah disana sambil memberi senyuman manisnya, yang spontan membuat wajah Clara semakin memerah.
"Ih kamu do, ngagetin aja." Sahut Clara salah tingkah.
"Hehe, uda sebulan pacaran masi suka salting aja kamu sama aku."
Mendengar itu Clara semakin malu. Jadi dia memalingkan wajah sambil mencoba memasang wajah cemberut.
"Ih ngambek, hehe... Jangan ngambek dong say."
"Say say.. sayur?"
"Hehe.. ngambek beneran ni, ya uda aku pergi aja"
"Eh.. jangan."
Clara terdiam, wajahnya memerah lagi. Tanpa sadar dia reflek menahan tangan Nando. Merasa diatas angin, Nando kembali menggoda Clara.
"Hehe.. Ga rela aku pergi ternyata say."
"Ihhh.. uda temenin aku duduk sini. Lagian apaan sih say say.. ga nyaman ah."
Clara sedikit risih dengan panggilan 'say'. Nando hanya terdiam dan menggelengkan kepala bingung lalu duduk disebelah Clara.
"Kamu kenapa sih? Kita udah cukup lama pacaran, kok tiap dipanggil say, yang ato semacemnya kaya ga suka?"
"Maksudku biar kaya si Kuin sama Robert juga ada panggilan sayang." Tambah Nando.
"Bukan gitu do. Aku emang ga nyaman aja pake panggilan-panggilan gitu."
"Lagian emang wajib ya ada panggilan sayang?"
"Aku ga minta kamu jadi Robert atau meniru siapapun. Aku mau kamu tetep jadi Nando. Nando yang selalu jadi sandaran buat aku disaat aku lelah, dan juga Nando yang akan bersandar ke aku kalo dia lelah."
Clara menjawab panjang lebar dengan sabarnya. Nando yang mendengar itupun hanya bisa terdiam. Pasalnya dia tersentuh dengan tiap bulir kata manis yang terucap dari gadis itu.
Ya ampun, coba buat godain dia, bandingin hubungan sama orang lain. Malah denger kata-kata manis gini, batin Nando.
Wajah Nando memerah memikirkan hal ini. Clara yang tadinya terlihat serius tiba-tiba tertawa lepas.
"Kenapa? Tersentuh yaa sama kata-kata manis aku.. hahaha."
"Heh, kamu ini!"
Tiba-tiba terdengar suara keras dari meja dekat pintu masuk.
"HEY! KALIAN YANG DEKET JENDELA BISA DIAM TIDAK? KALO TIDAK SILAHKAN KELUAR! PINTU ADA DISANA!" bentak penjaga perpus.
Mendengar dibentak seperti itu, Nando dan Clara langsung membatu.
"Kamu sih" rengek Clara.
"Hih, kamu tu" jawab Nando tidak mau kalah.
Mereka awalnya masi terus melanjutkan acara saling menyalahkan. Namun melihat tatapan sinis dan penuh intimidasi dari penjaga perpus, mereka tidak berani dan memilih diam.
"Lagi belajar apa sih Clar? Kok tadi aku cari dikelas udah ga ada."
"Oh, ini aku ada ulangan kimia habis ini. Udah bisa sih, cuma aku pengen ngerjain beberapa latihan soal aja"
"Oh, yuk deh aku temenin. Kebetulan aku juga nanti habis istirahat ke dua ulangan."
"Yuk!"
Mereka berduapun belajar bersama di perpustakaan sambil menunggu jam istirahat selesai. Bagi Clara quality-time seperti inilah yang membuatnya nyaman bersama Nando.
***
Sekolah hari itupun selesai dengan baik. Nando hari ini sedang ada jadwal pelajaran tambahan untuk praktek biologi, dan baru akan selesai sore. Sedangkan Kuin dan Robert hari ini akan pergi ke gramedia untuk membeli beberapa buku persiapan ujian nasional.
Clara sendiri sebenarnya ingin ikut pergi dengan Kuin dan Robert, tapi dia ada les sore nanti. Jadi Clara akhirnya memutuskan untuk langsung pulang.
Clara sudah akan mengambil sepeda motornya. Namun belum sempat dia masuk ke parkiran motor, suara seorang gadis memanggilnya dari belakang.
"Kak Clara." Panggil suara seorang gadis.
Clara menoleh dan melihat kebelakang. Ternyata siswi yang memanggilnya tadi adalah Ana.
Clara agak heran mengapa Ana menemuinya. Seingatnya dia dan Ana tidak saling mengenal. Ditambah sejak insiden pulang sekolah dia menjadi agak kesal dengan Ana.
Sebenarnya Clara tau Ana bukan alasan mengapa Andre menjauhinya. Namun iri dihatinya membuat dia kekanak-kanakan. Dia berpikir Analah orang yang mengambil mantan sahabatnya.
"Kenapa?" tanya Clara dingin.
"Emm.. maaf kak kalo Ana menganggu."
"Iya, kenapa?"
"Kalo kak Clara ngijinin, Ana pengen ngomong bentar sama kakak."
Terdengar ketakutan dalam suara Ana. Ini membuat Clara sadar betapa egois dirinya. Apapun yang terjadi dengan hubungannya dengan Andre bukan salah Ana. Dia seharusnya tidak boleh memperlakukan Ana seperti tadi.
Memikirkan hal ini Clara melembut.
"Eh, iya gapapa kok na."
"Maaf ya, barusan lagi mikirin ulangan tadi. Jadi agak gimana jawabnya. Hehe."
"Duduk di TK situ aja yuk. Disini panas." Tambahnya.
Ana mengangguk setuju. Clara berjalan ke arah bangku yang ada di TK diikuti Ana dibelakangnya.
Sampai ditempat yang dimaksud, Ana meletakan tasnya dan membuka percakapan.
"Maaf ya kak, kakak mau pulang Ana ganggu."
"Iya gapapa na. Santai aja."
"Kenalin kak, aku Ana dari kelas X, aku sebenernya uda dari dulu merhatiin kakak."
Jawaban Ana yang polos dibalas pandangan takut diwajah Clara.
"Eh.."
"Bukan... Bukan merhatiin yang kaya gitu kak."
"aku masi normal kok.. hehe." Tambah Ana.
Ana yang merasa nyaman mulai berani menjawab dengan santai dan kadang diselingi candaan.
"Hehe.. maaf. Kirain na"
"Kak Clara ini. Hehe."
"Oh iya kak, kak Clara pacaran sama kak Nando ya?"
"Eh? Iya sih, kenapa emang?"
Clara agak tidak nyaman dengan pertanyaan Ana.
"Emm.. nggapapa si kak. Hehe.. pengen tau aja."
"Tapi lain kali kalo Ana mau tanya-tanya pelajaran boleh ya kak. Ana denger kakak kan pinter banget." Tambah Ana tanpa memberikan kesempatan pada Clara untuk berpikir.
"Eh, nggak si biasa aja."
"Ya gapapa kalo nanti ada yang ga ngerti tanya aja, kalo kakak bisa pasti kakak bantu."
Clara sedikit malu dengan pujian yang diberikan Ana.
"Makasih kak ya, berarti sekarang kakak temen Ana kan"
"Eh iya"
"Yeyyy.. makasih kak."
Clara merasa lucu dengan sikap Ana. Merasa nyaman satu sama lain, merekapun mengobrol cukup lama.
"Ana pamit dulu ya kak, makasih uda mau nemenin Ana ngobrol."
Clara mengangguk sambil tersenyum menanggapi itu. Sekali lagi Ana berpamitan dan pergi tanpa melepas senyum bahagia diwajahnya.
Melihat sikap Ana tadi membuat Clara agak bingung sebenarnya. Tapi mengingat wajah imut dan bahagia Ana dia jadi tidak bisa berpikir.
Pantas aja dia jadi idola sekarang, kalo aku cowok aku yakin aku pasti juga uda naksir sama dia, batin Clara.
Mengingat tawa bahagia teman barunya itu Clara tidak bisa tidak ikut tersenyum. Menurutnya selain gadis yang cantik Ana juga pintar merangkai kata.
Merasa sudah ingin pulang, Clara mengambil tasnya, berdiri dan berjalan ke parkiran motor untuk pulang.
***
Sesampainya dirumah Clara memarkir motornya di garasi dan masuk ke dalam. Tidak lupa menyapa mama yang sedang asik menonton FTV.
"Ma, Clara pulang."
Membatalkan niatnya untuk naik ke kamar, Clara malah duduk disebelah mamanya.
"Eh, udah pulang."
"Loh kok ga ganti baju dulu malah langsung duduk disini?" Tambah mama.
"Hehe.. bentar deh ma. Mau manja-manja ke mama dulu"
Clara menidurkan kepalanya dipangkuan mama. Mama tersenyum melihat tingkah manja anak semata wayangnya ini. Sambil mengelus kepala putrinya itu mama bertanya.
"Dasar kamu ini, gimana sekolah?"
Clarapun menjawab, dan mulailah obrolan ringan di siang itu. Clara menceritakan semua pengalamannya disekolah, tentang guru, tentang teman-temannya dan tak lupa tentang pria yang sekarang sedang mengisi hatinya.
Clara memang sangat terbuka dengan mama. Dirinya tak pernah ragu untuk menceritakan keseharian dan hubunganya dengan teman-teman dan orang lain disekitarnya.
Menurut Clara, mamanya sudah seperti penasihat. Bukan tanpa alasan, tapi memang seringkali mamanya memberikan saran-saran yang memang sangat membantumya dalam kehidupam disekolah.
Mungkin karena usia mamanya yang bisa dibilang tidak terlampau jauh dari Clara, jadi saran dari mama masi bisa diterapkan oleh Clara. Mendengar cerita tentang teman baru Clara, mama bertanya.
"Loh? Si Ana yang kamu bilang sekarang deket sama Andre."
"Iya ma, ternyata anaknya emank baik sih. Apalagi dia juga manis. Hihi.."
"Ga heran sih kalo Andre naksir. Kalo Clara cowok mungkin udah naksir juga." Canda Clara.
"Oh, uda bisa nerima kenyataan kamu kalo gitu."
"Baguslah, mama seneng anak mama berjiwa besar." Tambah mama lagi.
"Ohiya dong sapa dulu mamanya."
Clara mengangkat kepalanya lalu memeluk sayang mamanya.
"Dasar kamu. Ih sana mandi habis gini les."
"Bau keringet kamu tuh. Ni mama jadi ikutan baukan. Kayanya habis ini kudu beli kembang tujuh rupa deh gara-gara kamu."
"Ih mama apaan sih." jawab Clara tidak terima sambil pasang muka cemberut andalannya.
"Haha. Udah sana mandi, terus berangkat les."
"Siap komandan!"
Clara menjawab sambil berdiri memberi hormat ala petugas upacara lalu melangkah pergi.
Mama tertawa kecil melihat tingkah laku putrinya, lalu kembali melanjutkan ritual siangnya. Menonton FTV.
Clara mandi, berganti pakaian dan bergegas pergi ketempat les.
***
Selesai makan malam, Clara kembali kekamar. Clara mengambil buku dan mulai mengulang pelajaran fisika hari ini. Ketika sedang asik mengerjakan soal-soal latihan, dirinya terpaku saat melihat nama Ana disalah satu contoh soal.
Terpikir kembali kejadian sepulang sekolah hari ini. Clara awalnya tidak pernah berpikir akan berteman dengan Ana. Tapi mengingat seperti apa Ana, ternyata Ana cukup menyenangkan menurut Clara. Hanya saja memang masih ada beberapa pertanyaan yang mengganjal di kepalanya.
"Kenapa ya tadi Ana tanya tentang hubungan aku sama Nando?"
Semakin Clara memikirkan ini semakin penasaran dirinya. Melihat prestasi Ana, menurutnya tidak mungkin menanyakan sesuatu tanpa ada alasan jelas.
Sudah beberapa menit berlalu dan Clara masih mencoba menemukan alasan Ana bertanya seperti itu. Suara pesan masuk di hpnya menyadarkan Clara. Dia mengambil hpnya dan mengecek pesan, dari Nando.
Clar lagi apa? Sibuk? Kalo ga aku telpon nih ya.
Clara sudah biasa menerima pesan seperti ini sejak pacaran dengan Nando. Dirinya suka dengan sikap Nando yang selalu bertanya dulu sebelum menghubungi lewat telpon.
Sikap Nando ini membuat Clara merasa masih memiliki ruang privasi sendiri. Apalagi pernah suatu kalo dia berkata masih sibuk, Nando benar-benar memberikan dia waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dulu.
Ini barusan belajar, tapi udah selesai kok. Iya gapapa telpon aja.
Clara membalas pesan Nando. Dirinya juga sedang ingin mengobrol dengan kekasihnya itu. Sambil menunggu dia meletakkan hp dan membaca-baca lagi materi hari ini.
Tidak lama kemudian suara ringtone terdengar dari hpnya. Clara yang memang sudah menunggu mengambil hp dan mengecek panggilan. Tahu itu dari Nando Clara langsung mengangkatnya.
"Halo" sapanya.
"Halo Clar. Gimana? Uda kelar belajarnya?" tanya Nando.
"Udah kok. Kamu lagi apa?" Lanjutnya.
Begitulah, mereka mulai berbincang di telpon. Tak jarang Clara dibuat salah tingkah oleh cara Nando berbicara. Baginya meskipun Nando masih remaja, cara bicaranya tampak sangat dewasa. Nando tau dengan baik kapan harus serius kapan bisa bercanda.
Setelah kurang lebih satu jam mereka saling mengobrol. Clara berpamitan untuk istirahat. Ya begitulah, Clara cukup disiplin untuk waktu. Dia selalu tidur sebelum jam sebelas malam. Kecuali jika sedang libur tentunya.
"Do, aku tidur dulu ya udah malem nih."
"Ye, akukan masi kangen... Hehe."
"Hih apaan sih ketemu tiap hari juga."
Clara yang meski tau sedang digoda tetap saja wajahnya memerah.
"Haha.. bercanda kok. Iya, mimpi indah ya, bye sweetheart."
"Ihhh apaan sih... Alay deh.. haha.. Ya udah, kamu juga jangan tidur malem-malem ya. Bye, mimpi indah juga." Tutup clara dengan masih agak salah tingkah.
Clara menutup panggilan lalu meletakkan hpnya diatas meja. Namun belum lama diletakan, hpnya berbunyi lagi.
"Apa lagi?"
"Besok pagi tunggu aku, aku jemput" suara Nando disebrang sana menjawab.
Belum sempat mengatakan Clara mengatakan Ok panggilan sudah ditutup.
"Ih dasar ni anak." Katanya sambil tersenyum.
Kembali Clara meletakann hpnya dan mulai menyiapkan buku untuk besok. Setelah selesai menyiapkan semuanya Clara langsung pergi tidur. Tidak lupa memakan coklat favoritnya sebelum tidur. Alasan Clara makan coklat sebelum tidur.
"Biar waktu tidur ga laper" katanya pada diri sendiri.
Dan begitulah hari ini berjalan dengan baik seperti hari biasanya. Namun baru saja Clara akan tidur hpnya berbunyi lagi tanda ada pesan masuk. Awalnya Clara pikir dari Nando, jadi dia berdiri dan mengambilnya.
"Ih, apalagi sih tu anak. Heran."
Saat mengecek hp, ternyata pesan dari nomor tak dikenal. Clara memberanikan diri untuk membuka pesannya. Betapa terkejutnya dia saat membaca isi pesan itu.
ORANG TERDEKATMU TIDAK SEBAIK YANG TERLIHAT! HATI-HATI!