Chereads / MEMORI [HIATE] / Chapter 2 - 01. AWAL

Chapter 2 - 01. AWAL

8 Januari 2007 04:30

KRINGGG.. KRINGGG..... KRI.. tut.

Clara baru saja bangun dan mematikan alarm hpnya dengan mata yang masih terpejam.

"Hmmm, iya aku bangun" desisnya.

Clara duduk berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Duh, barusan mimpi apa ya? Lupa. Kayanya bagus deh.hehe." Katanya sambil tertawa sendiri.

Ya begitulah keseharian Clara, sama seperti gadis pada umumnya. Setelah duduk beberapa saat akhirny Clara sepenuhnya sadar, dia berdiri, lalu mengambil seragamnya dan pergi ke kamar mandi.

"Hufft.. Uda selesai aja liburnya, hmm." Katanya sambil memandang cermin setelah selesai mandi.

Clara mulai mengeringkan dan menyisir rambut indahnya sambil memuji diri sendiri.

"Nah, udah cantik! Hehe". Katanya sambil tersenyum sendiri.

Selesai bersiap, Clara mengambil hpnya. Melihat kotak masuk, dia menemukan pesan dari Kuin sahabatnya yang belum sempat dia baca semalam.

Clar, besok pagi aku kesekolah bareng ya! Si robert gak masuk besok, dia sama tim sepak bola ada latihan kusus buat persiapan turnamen bulan depan.

"Ni anak, gratisan smsnya banyak banget ya. Ngetik ga pernah disingkat" katanya sambil tertawa.

Clara membalas pesan itu dengan singkat

Y

Setelah selesai membalas pesan, dia mengambil tas kecilnya dan turun untuk sarapan.

Mencium aroma harum makanan dari dapur, dia tahu pasti Mamanya belum selesai memasak. Clara pergi ke dapur.

Benar saja terlihat mama sedang berdiri didepan kompor menunggu sayurannya matang. Iseng, Clara bukannya menyapa malah menggoda mama.

"Hmmm harum. Mama masak apa nih?" tanya Clara.

Mama yang sedang masak hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak perempuannya.

"Kamu ini, pagi-pagi bukannya bilang selamat pagi, malah tanya masak apa."

"Dasar, punya anak cewek satu tapi bener bener." Sambung mama sambil menunjukan wajah pura pura marahnya.

Clara yang melihat sikap mamanya itu tersenyum mendekati mama, lalu memeluknya.

"Hehe, maaf ma. Gimana dong cantiknya kan dapet dari mama."

"Tapi kalo clara ga gini kan kasian papa, ga kebagian apa apa nanti." Tambah Clara manja.

Tak! Kepala clara dipukul lembut oleh seorang pria dari belakang.

"Nah, kan ma masa dateng dateng kepala clara dijitak sama papa. Hehe." Kata Clara ringan sambil mengelus kepalanya pura pura sakit sambil memasang wajah cemberut.

Papa yang baru masuk ke dapur untuk mengambil kopi dan mama yang dipeluk Clara hanya bisa tersenyum melihat kelakuan anak semata wayangnya ini.

"Dasar kamu, masa ngomong gitu tentang papa. Kamu cantik juga karna ada gen papa disitu tau." Papa membalas pernyataan clara menunjukan gaya anak kecil yang tidak terima.

Mama dan Clara yang melihat sikap papa yang kekanak kanakan benar-benar tidak bisa lagi menahan tawa mereka.

"Hahaha. Ma, sekarang Clara tau kenapa mama sampe ga bisa lepas dari papa" kata Clara sambil terus tertawa.

Mama yang mukanya memerah hanya menganggukan kepala sambil tetap tertawa untuk menjawab pernyataan Clara. Papapun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tanggapan dua bidadari paling berharga dalam hidupnya ini.

Setelah puas tertawa, masi sambil tertawa ringan Clara berkata.

"Pa, kalo Clara nanti dapet pasangan, Clara mau yang kaya papa."

"Beneran deh, biar bisa awet muda kaya mama, ketawa terus tiap hari, haha". Tambahnya.

"Oh, susah si kalo kamu mau cari yang ganteng lucu bin imut macam papa gini, cuma satu diantara satu juta." Jawab papa ringan.

Mendengar jawaban papa ini, mama dan Clara berhenti tertawa seketika dan berkata bersamaan.

"Iya deh terserah!"

Giliran papa yang kini tertawa melihat respon kedua kesayangannya itu.

Setelah drama singkat tadi akhirnya mereka pergi ke meja makan untuk sarapan bersama.

***

Setelah selesai sarapan, jam di dinding sudah menunjukan pukul 06:00, Clara yang harus sekolah berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Ma Pa clara berangkat dulu ya."

Setelah mencium pipi papa dan mama Clara mengambil motor kesayangannya di garasi, hadiah dari papa karena lulus ujian SIM seminggu yang lalu.

Clara berangkat. Saat berhenti di jalan karena lampu merah, Clara iseng memperkenalkan dirinya sendiri. Ntah kepada siapa.

"Aku Clara clarisa limanto, 17 tahun, kelas dua belas, semester dua. Hehe.."

"Biar kaya di pilem pilem.. ngenalin diri sambil naik motor." Tambahnya lagi.

Pengendara lain yang ada disebelahnya mendengar dan tertawa sendiri melihat kelakuan abg satu ini.

Begitulah Clara, secara ajaib seringkali dirinya membawa tawa untuk orang disekitarnya tanpa ia sadari.

Sebelum berangkat ke sekolah Clara mampir dulu kedaerah dr. Sutomo Malang untuk menjemput Kuin sesuai janjinya tadi. Sesampainya dirumah sahabatnya itu, Kuin ternyata sudah menunggu di depan gerbang.

Kuin adalah remaja yang tidak kalah menariknya dengan Clara, mereka seumuran dan sudah bersahabat dari SD.

"Kamu kok nunggu diluar sih Kuin!"

"Padahalkan aku pengen mampir buat nyapa tante." Tambah Clara manja pada sahabatnya.

Kuin yang memang sudah tahu niat Clara pun menjawab ringan.

"Halah alasan. Dikira aku gak tau niatmu. Kamu mau ikut sarapan kan."

"Hehe. Tau aja."

"Dasar! Lagian gak liat? Udah setengah tujuh ini. Kamu makan yang ada kita telat ntar."

"Yee, biasa bu. Jangan marah-marah nanti aku bingung liatnya, mana tante mana kamu. Hehe." Canda Clara.

"Lagian heran deh, makan gak pernah dijaga tapi tuh badan gak gendut-gendut, kadang iri tau ga liatnya."

"Kalo urusan badan si, terimakasih sama papa mamaku kayanya. Hihihi." Tutupnya geli.

Kuin yang mendengar jawaban sahabatnya yang konyol ini hanya bisa geleng-geleng dan akhirnya ikut tertawa karena tidak bisa menjawab lagi.

Melihat waktu sudah makin siang Kuin mengakhiri drama saling sapa dengan sahabatnya itu dan mengajaknya berangkat.

"Ya udah yuk berangkat!"

Mereka berduapun berangkat ke sekolah bersama.

***

Setelah berkendara selama kurang lebih lima menit, sampailah mereka dibangunan besar dan megah yang masih mempertahankan arsitektur lamanya, terlihat sekali ini adalah bangunan peninggalan jaman penjajahan belanda dulu.

Inilah SMA mereka Cor Jesu. Salah satu dari sekian banyaknya sekolah swasta di malang.

Mereka masuk dan berekendara ke arah parkiran motor, tidak lupa menganggukan kepala menyapa pak satpam yang sedang mengatur banyaknya kendaraan yang keluar masuk sekolah. Maklum, di bangunan utama ini terdiri dari TK, SMP, SMA dan SMK, jadi banyak sekali kendaraan keluar masuk di pagi hari.

Setelah memarkir kendaraannya mereka masuk sambil melihat lucunya anak-anak TK yang sedang bermain sambil menunggu bel masuk.

Melewati lorong, mereka berpapasan dengan seorang pemuda berseragam sama dengan mereka, namun wajahnya sangat asing.

Pemuda itu tinggi, tampan dan atletis. Penampilannya cukup untuk membuat para gadis yang melihatnya berhenti sejenak untuk memandangnya.

Tapi tidak dengan Clara, karena bagi Clara sifat adalah yang utama dan penampilan hanya bonus.

"Clar, siapa itu barusan? Kayanya selama ini ga pernah liat dia deh."

"Ga mungkin dong cowok ganteng gitu ga pernah keliatan" tambah Kuin lagi, agak genit.

"Gak tau sih, ga pernah liat juga. Anak baru mungkin." Jawab Clara asal.

"Tapi ini kan awal semester dua Clar.. Ah bodo si, yang penting dia ganteng."

"Hihi.. Kira-kira dia kelas berapa ya Clar?" Kuin bertanya lagi.

Clara yang bosan ditanyai tentang pria yang tidak dia kenal hanya menaikan bahu sebagai jawaban.

"Hih, dasar cewek aneh. Kapan kamu punya cowok kalo sikap kamu kaya gitu." kata Kuin kesal dengan jawaban masa bodohnya Clara.

Clara hanya menoleh dan menjulurkan lidah sebagai jawaban atas pernyataan sahabatnya itu. Akhirnya mereka sampai di kelas tujuan mereka, dua belas IPA 2.

***

Sesampainya dikelas, terlihat para siswi sedang ribut, terlalu ribut bahkan. Pemandangan yang berbanding terbalik dengan para siswa yang mengeluarkan aura suram dari diri mereka.

Umumnya di hari pertama masuk sekolah memang selalu ribut. Tapi tidak pernah seribut ini.

"Ada apa sih?" Clara bertanya pada Fini salah satu temannya.

"Iya kok rame banget." timpal Kuin.

"Ada anak baru di IPA 1, ganteng, keren lagi"

Clara merasa jawaban Fini itu terlalu berlebihan.

"Hah? Cuma karena itu aja?"

"Ya ampun Clar, ini beda. Yang satu ini perfect banget deh penampilannya."

"Ah jangan-jangan cowok tadi Clar." Kuin ikut bicara.

Tidak mau makin panjang Clara menjawab sekenanya.

"Mungkin."

Clara yang memang tidak begitu tertarik langsung pergi ke tempat duduknya, meninggalkan kerumunan siswi yang masih heboh dimeja Fini.

Sedangkan Kuin ternyata tertarik dengan pembahasan mereka dan memilih berhenti untuk ikut mengobrol.

Setelah duduk, Clara mengambil salah satu buku bacaan dari tasnya sambil menunggu bel masuk yang masih sekitar lima menit lagi.

"Ga gabung sama mereka Clar?" Sebuah suara bertanya dari belakang

"Eh.."

Clara agak terkejut mendengarnya. Dia melihat kebelakang. Terlihat Andre sedang duduk dengan sikap tenang andalannya. Andre adalah salah satu siswa yang cukup dekat dengan Clara.

Andre bukan termasuk cowok populer, malah cenderung diasingkan oleh yang lain. Bukan karena Andre Jelek atau nakal sebenarnya. Hanya saja meskipun terbilang tampan, sangat. Sifat Andre memang terlihat aneh ditambah sifat pendiamnya yang terlihat berlebihan.

Tidak ada yang berani membuat masalah dengannya baik dari para siswa maupun guru. Bahkan, ada gosip yang sempat beredar mengatakan bahwa dia adalah seorang psikopat, meskipun kenyataannya itu hanya sebuah rumor yang disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab.

Pertama kali mendengar rumor itu, Clara langsung menyangkalnya. Dia adalah salah satu orang yang sering berkomunikasi dengan Andre, dan Clara yakin Andre adalah orang yang baik.

Bukan tanpa sebab Clara meyakini Andre adalah orang baik, tapi karena memang setelah berteman cukup lama dengannya, meskipun terlihat dingin Andre sebenarnya adalah pria yang sangat lembut dan peduli terhadap orang lain.

"Ah, nggak Ndre." Jawab Clara

"Oh, aku kira kamu bakal tertarik sama si Nando juga"

Clara cukup terkejut mengetahui Andre mengenal si anak baru.

"Loh? Kamu kenal sama anak baru itu?"

"Tau aja, dulu kita satu SMP" jawab Andre singkat.

Clara yang melihat ekspresi tidak nyaman andre ketika membahas tentang Nando, memilih untuk berhenti dan mencari topik lain.

"Oh, pantes tau, liburan kemana?" tanya Clara lagi berniat membuka obrolan.

Belum sempat Andre menjawab, Rico teman sebangkunya datang dan menyapa mereka.

"Hai."

Andre yang melihat kedatangan Ricopun langsung mengalihkan perhatiannya dari Clara, kembali memasang sikap dinginnya.

Rico yang baru saja duduk tampak ketakutan melihat tanggapan Andre. Dia memilih mengalihkan fokus ke tempat lain tanpa menunggu respon atas sapaannya tadi.

Clara melihat kelakuan Rico yang duduk sebangku dengan Andre ini hanya bisa tertawa kecil. Dia kembali menghadap kedepan.

Clara tau Andre tidak akan bicara lagi ketika ada orang lain yang bukan teman-nya disana.

Andre bukannya tidak mau berteman sebenarnya. Hanya saja kebanyakan dari orang yang ditemuinya langsung memberikan cap buruk kepadanya saat pertama kali bertemu. Apalagi sejak adanya yang menyebarkan rumor tidak bertanggung jawab tadi , Andre semakin membatasi dirinya dari orang lain.

Akhirnya bel pun berbunyi. Kuin datang duduk disamping Clara setelah selesai mengobrol tentang si pangeran baru dengan siswi-siswi lain dikelasnya.

"Udah?"

"Hehe.." jawab Kuin singkat melihat bu Reta wali kelas mereka yang baru saja masuk kelas.

***

Akhirnya waktu istirahat tiba. Semua siswa keluar dari kelas dan menuju kantin. Kusus untuk IPA 2, semua keluar karena mereka tau Andre akan berada di kelas selama istirahat.

Mereka beralasan takut untuk tetap berada dikelas karena membayangkan aura kelam mencekam yang dikeluarkan oleh Andre.

"Ke kantin yuk ndre." Ajak Clara.

Clara dan Kuin selalu menjadi yang terahir keluar dari kelas.

"Iya ndre, masa di kelas terus? Lagian Robert lagi ga ada, temenin kita makan yuk. kosong satu nih kursinya" timpal Kuin.

Selain Clara, Kuin juga dekat dengan Andre, mereka selalu satu kelompok saat ada tugas berkelompok. Karena memang dikelas ini hanya mereka berdua yang bisa berkomunikasi dengan Andre dengan tenang. Bertiga dengan Robert pacar Kuin.

"Ngga ah. Aku ga suka tempat rame." jawab Andre sambil tersenyum.

Clara dan Kuin wajahnya langsung memerah seketika melihat senyuman Andre. Karena meskipun sudah lama berteman dengan Andre, ini kali pertama mereka melihat Andre tersenyum.

Andre heran melihat sikap keduanya yang tiba-tiba terdiam.

"Kenapa?"

"Oh, ngak gapapa!" Jawab Clara dan Kuin dengan canggung bersamaan.

"Ok deh, kita pergi dulu ya, kalo mau gabung kita tunggu di kantin ya" pamit Clara.

"Bye ndre" timpal Kuin

Akhirnya mereka berdua meninggalkan Andre sendirian di kelas lagi.

***

Sesampainya dikantin.

"Clar, kamu liat ga tadi?" tanya Kuin antusias.

Clara yang tau apa maksud pertanyaan Kuin pun langsung menjawab.

"Iya, aku juga kaget. Tuh anak punya senyum manis gitu ternyata."

"Aku jadi agak penasaran, kenapa ya dia kaya sekarang, kalo liat senyumnya tadi ga mungkin kan dia dari dulu tertutup gitu."

"Bener, juga sih." jawab Kuin setuju dengan pendapat Clara.

Tiba-tiba suasana ditempat itu menjadi aneh, para siswi melihat ke arah sebelah mereka.

Clara dan Kuin yang heran mencoba mencari sumber perhatian para siswi itu. Namun belum sempat mereka menoleh suara tegas nan lembut itu menyapa Clara.

"Hai, Clara kan?"

Clara menoleh ke sebelahnya dan melihat seorang siswa yang tadi pagi berpapasan dengannya di lorong.

"Iya, kenapa ya?" jawab Clara terdengar agak kesal.

"Ehmm, boleh duduk?"

"Ya udah duduk aja sih, ini tempat umum kok, itu ada kursi masih kosong."

Kuin bingung melihat sikap Clara ini.

"Makasih." Jawab pria itu kalem.

Akhirnya siswa itu mengambil tempat duduk didepan Clara dan Kuin.

"Kenalin aku Nando."

Kuin yang menjawab pertama, sambil agak tersipu melihat ketampanan pria didepan mereka ini.

"Eh, aku Kuin."

"Aku? Kamu uda tau." jawab Clara ketus.

Kuin yang melihat reaksi tidak menyenangkan dari sahabatnya ini tersadar, Clara paling tidak suka orang menggali informasi tentang dirinya secara sembunyi-sembunyi.

Kuin yakin setelah ini apapun yang akan dikatakan Nando, pasti Clara akan membantah memarahinya.

"Ok, aku ga akan bertele - tele, Aku suka kamu"

"Hah?"

Clara terkejut mendengar jawaban Nando itu. Tidak hanya Clara tapi hampir semua siswi yang bisa mendengarkan suara Nando.

Kuin yang duduk disebelah Clara pun dibuat terdiam mendengar jawaban tidak biasa yang baru saja diucapkan Nando.

"Iya, aku uda kenal kamu dari lama."

"Aku pindah kesini juga karena nyariin kamu. Dan ternyata setelah kita ketemu lagi, kamu udah lupa sama aku." Tambahnya lagi.

Clara yang mendengar ini masih tidak mengerti.

"Gimana gimana?"

"Kamu lupa? Aku Nando temen kamu kecil dulu. Waktu kamu masi tinggal di Surabaya."

Mendengar penjelasan Nando itu, Clara mencoba mengingat masa kecilnya sebelum pindah ke Malang.

Clara ingat memang pernah punya sahabat di kompleks perumahannya saat kecil dulu, mereka adalah teman baik, tapi putus hubungan setelah Clara kelas 2 SD karena dirinya harus pindah ke Malang.

Kejadian itu sudah sangat lama, Clara tidak bisa mengingat wajah anak itu, apalagi kini sudah lewat 10 tahun.

Clara juga tidak dapat mengingat nama anak itu, karena seingat Clara memang mereka saling memanggil dengan kata hey. Yang Clara ingat mereka memang sangat akrab dan sering bermain bersama.

Tapi meskipun mengingat itu, Clara merasa itu bukan hal yang tepat untuk dijadikan alasan mengucapkan pernyataan seperti tadi.

"Ah, iya aku inget sekarang. Tapi maaf ya, itu udah lama banget, aku aja udah lupa sama kamu."

"Dan terlebih lagi, aku belum ada niat pacaran" jawab Clara tegas.

"Haha... tenang aja, aku cuma mau ngomong aku suka, bukan ngajak pacaran kok."

"Aku cuma pengen buat batas yang jelas di sesi kenalan ulang ini."

Mendengar ini justru Kuin yang mulai tadi terdiam yang menjawab bingung.

"Hah?"

Mendengar ini Nando menjawab dengan santai.

"Hehe... Ya gitu. Kalo gini kan aku udah bikin batas yang jelas, kalo nggak nanti aku kena Friendzone lagi."

"Salam kenal ya Kuin, dan buat Clara, aku ga buru-buru kok, perlahan aku akan buat kamu suka sama aku. Hehe... yuk dah, kita makan" tambahnya.

Clara dan Kuin yang mendengar jawaban Nando barusan terdiam lagi.

Clara sebenarnya jadi agak tertarik dengan sikap jujur dan tenang Nando barusan.

Akhirnya setelah agak lama terdiam memperhatikan Nando yang sudah mulai makan, mereka berdua akhirnya mulai makan juga. Mereka makan sambil mengobrol ringan.

Mereka tidak menyadari sedang mendapat tatapan iri para siswa siswi disana. Para siswi iri pada Clara yang secara tiba-tiba mendapatkan pernyataan cinta dari Nando si pangeran baru di sekolah mereka.

Sedangkan para siswa iri pada Nando, karena dihari pertamanya sudah bisa duduk ditemani oleh dua diva di sekolah mereka ini. Sebelumnya, hanya Robert pacar Kuin dan Andre saja yang bisa mendapatkan kesempatan ini.

***

Bel selesai istirahatpun berbunyi.

"Balik bareng yuk" ajak Nando.

Clara yang mulai merasa akrab dengan Nando menjawabnya dengan santai.

"Oh, duluan deh do. Kita masi ada urusan."

"Ok deh kalo gitu. Kuin, Clar aku balik kelas duluan ya" pamit Nando.

"Ok!"

Clara dan Kuin sendiri tidak langsung kembali kekelas karena dimintai bantuan oleh pak Edy guru fisika untuk mengambil beberapa modul untuk pelajaran selanjutnya.

Dalam perjalanan mereka sedikit mengobrol.

"Si Nando ganteng ya." celetuk Kuin.

"Iya, cowok yang cukup menarik si ternyata."

Kuin berhenti dan melongo untuk ketiga kalinya hari ini. Selama 10 tahun bersahabat dengan Clara, baru kali ini Clara bilang seorang cowok itu menarik.

Clara heran dengan Kuin yang tiba-tiba berhenti.

"Kenapa?"

bukannya menjawab Kuin malah mengucapkan syukur pada Tuhan.

"Ya Tuhan, terimakasih telah mengirimkan seseorang buat menyembuhkan kelainan sahabatku ini. Aku sempet takut nanti dia naksirnya ke aku."

"Hah.. maksud?"

"Ya, ini pertama kalinya aku liat kamu tertarik sama cowok sih. Aku sempet kawatir kamu naksir aku." jawab Kuin dengan polosnya sambil tertawa.

Mendengar jawaban Kuin sedikit merasa malu.

"Hih, jijik. Ya nggak lah. Lagian aku cuma tertarik dikit kok. Ga usa terlalu di besar besarin lah."

Kuin hanya bisa tertawa melihat sikap salah tingkah sahabatnya ini. Mereka melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di ruang guru mereka mencari meja pak Edy dan mengambil modul yang dimaksudkan lalu kembali ke kelas.

Kelas mulai berjalan lagi seperti biasa, diiringi desis-desis gosip para siswi yang melihat kejadian di kantin tadi.

***

Meskipun ada bumbu romansa dan gosip tidak terduga, hari itu seharusnya tetap akan berakhir seperti biasa. Sayangnya saat pulang sekolah Clara mengalami kejadian yang kurang mengenakkan itu.

"Clar, langsung pulang? Sendirian aja, ga bareng Kuin?"

Terdengar suara yang mulai familiar di telinganya menyapa dari belakang. Clara menoleh, benar saja Nando sedang berdiri dibelakangnya.

"Iya langsung pulang. Tadi si Kuin dijemput Robert cowoknya" jawabnya agak salah tingkah.

"Oh, ok deh aku balik duluan ya kalo gitu, kamu hati-hati ya bawa motornya."

Clara hanya mengangguk menjawabnya.

Baru saja Clara akan naik ke motornya, tiba-tiba Nando berbalik dan memanggil Clara lagi.

"Oh iya Clar."

"Hmm?"

"Malem minggu ada acara ga? Jalan yuk."

"Aku ulang tahun yang ke 18 sabtu ini. Ajak Kuin juga ya, sama cowoknya gapapa, anggep aja acara perkenalan"

"Hmm, kayanya bisa deh, ok deh kalo rame-rame gapapa."

"Oh belum bisa berdua ya." Canda Nando.

Clara yang jarang menerima candaan seperti itu tersipu mendengar candaannya. Tak ingin kelihatan malu Clara menjawab dengan tegas.

"Jelas."

"Haha... Ok deh! Sekarang ga boleh lain kali aku coba lagi. Hehe..."

"Ok aku duluan ya kalo gitu." Lanjutnya lagi.

Nando berjalan keluar sekolah. Melihat Nando pergi, Clara masuk mengambil motornya dan keluar.

Baru saja keluar dari parkiran dengan motornya Clara melihat Andre berjalan sendirian keluar dari lorong. Melihat sahabatnya itu, Clara menjalankan motornya perlahan agar bisa menyapanya.

"Ndre, aku duluan ya" pamit Clara.

Namun Andre sama sekali tidak menjawab ataupun memberikan respon, melainkan langsung pergi masuk ke parkiran motor.

Clara bingung dengan sikap Andre yang mengabaikannya. Namun karena sudah terlanjur keluar, Clara memilih untuk tidak berbalik untuk bertanya tetapi langsung pulang kerumah.

***

Dalam perjalanan pulang Clara tidak bisa berhenti memikirkan sikap Andre barusan. Kejadian itu begitu mendadak baginya, ingatan tentang rencana jalan-jalan akhir minggu inipun tidak dapat mengalihkannya.

Merasa tidak aman berkendara dalam keadaan seperti itu Clara menepi sebentar untuk berpikir.

Clara merasa sepertinya tidak ada hal yang seharusnya membuat Andre marah padanya.

Mencoba memikirkan alasan Andre marah sungguh membuatnya tidak nyaman. Dadanya terasa sangat sesak memikirkan sikap salah satu sahabatnya itu.

Lama berpikir akhirnya Clara menyerah. Dirinya tetap tidak dapat menemukan alasan apapun. Merasa agak tenang, Clara menyalakan motornya dan melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.

Secara tidak sadar setitik bening air meluncur begitu saja dari ujung matanya, mengering terbawa tiupan angin yang mengalir melewatinya, dia bergumam.

"Kamu kenapa?"