Chereads / Sagitarius Girl / Chapter 4 - Chapter 04. Tindakan Heroik

Chapter 4 - Chapter 04. Tindakan Heroik

Selamat malam. Kali ini akan merilis Chapter selanjutnya. Silakan mampir ya.

#Sagitarius_Girl

#Chapter_04

Ivan berencana melaporkan kepada para guru untuk membantu Aisyah. Dengan begitu, dia terhindar dalam bahaya besar. Akan tapi, kemampuan para perampok berbeda dibandingkan sebelumnya. Seperti ada sesuatu yang memacu adrenalin mereka.

"Bunuh! Bunuh! Bunuh!"

"Bunuh! Bunuh! Bunuh!"

Hanya kalimat itulah yang keluar dari mulut masing-masing perampok. Ivan merasakan hawa dingin menusuk dalam kulitnya. Oleh sebab itulah, Ivan membalikkan badan, membantu Aisyah walau keadaannya sudah tidak dimungkinkan untuk membantu.

"Aisyah! Aku datang membantumu!" teriak Ivan.

"Bodoh! Hentikan!"

Ivan mengabaikan peringatan Aisyah. Dia mengambil kunci inggris yang tergeletak di jalan. Lalu mengayunkan ke bagian kepala salah satu perampok. Tapi salah satu dari mereka mencengkram lengan Ivan. Semakin lama, semakin kuat cengkramannya hingga dia kesulitan untuk bergerak. Ivan berteriak histeris. Dia terpaksa menendang ke bagian pinggangnya. Tapi kekuatannya lemah. Malahan, perampok yang mengenakan masker memukul ke bagian perut hingga muntah darah. Ivan terpental ke pagar sekolah hingga pingsan.

"Ivan! Sialan kau!" teriak Aisyah mengekspresikan kekesalannya.

Dia melancarkan pukulan dan melakukan tendangan memutar. Sayang, salah satu perampok berhasil lompat. Dan melakukan serangan balik. Aisyah mencoba fokus serangan balik dari para perampok.

Sebuah sinar terpantul mengenai Aisyah. Jika dilihat dari sekilas, ada clurit yang ditaruh di bagian punggungnya. Belum lagi pisau lading atau golok. Perampok bermakser mengayunkan pisau lading ke Aisyah. Tapi dia berhasil menahannya. Di belakangnya, terdapat perampok membawa clurit. Gadis hijab itu melakukan tendangan dari arah depan. Tidak lupa juga menjegal kaki hingga perampok tersebut terjatuh. Aisyah langsung menghantam wajahnya sekeras mungkin hingga pingsan. Perampok membawa clurit mengayunkan berkali-kali, mencoba mengenai Aisyah. Tapi dia terus menghindarinya tanpa henti. Clurit yang dipegang bersimbah darah. Diduga ketiganya dapat menggunakan clurit dengan baik. Akan tetapi, tanpa senjata seperti busur dan anak panah, Aisyah tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Keringat dan napasnya tidak beraturan. Aisyah mulai keletihan. Meski sudah menarik napas sekalipun, itu belum cukup karena dia kehabisan tenaga. Perampok membawa clurit terus mengayunkan hingga gadis tersebut tidak memiliki waktu untuk istirahat. Benar saja, Aisyah nampak ngos-ngosan. Seolah-olah dirinya sedang melakukan olahraga. Aisyah bersimbah keringat, mencoba menyeka seminimal mungkin dengan sapu tangan miliknya. Tapi dirinya lupa bahwa sapu tangan dipegang Ivan. Maka, Aisyah tidak memiliki pilihan lain kecuali menyimpan tenaga sembari mencari celah untuk menyerang balik.

Namun sebenarnya, Aisyah dilanda konflik. Dirinya ingin menggunakan sihir. Tapi dirinya tidak mau menjadi pusat perhatian. Tangan dicoba dirapalkan. Mengecilkan suaranya.

"Haruskah aku menggunakan sihir?" gumam Aisyah.

Aisyah terus menghindarinya tanpa henti. Kaki kirinya mengalami tekanan luar biasa, sehingga tersungkur ke tanah. Mata kirinya mengatup rapat. Sedangkan mata kanan melototinya. Aisyah terpaksa memukul kaki kirinya untuk berdiri tegak.

"Tidak ada pilihan lain!"

Dia pun merapalkan mantra. Dua Rune sihir melayang di udara. Tulisan dengan bahasa kuno digambar tanpa ada yang menyentuhnya. Petir menyambar dari langit. Mengenai rune sihir milik Aisyah. Aliran listirk mengelilinginya. Jari telunjuk Aisyah mengacungkan ke para perampok yang kesurupan.

"[Lightning]!"

Petir langsung menyambar ke para perampok hingga tubuhnya tersetrum. Semua orang terkena kilauan cahaya dan petir sekaligus. Mereka menutup mata. Ada beberapa orang merekam kejadian tersebut. Aisyah menyambarkan petir ke smartphone atau alat komunikasi yang dapat merekam suatu peristiwa. Sampai-sampai, smartphone bau gosong dan kondisi layarnya hitam atau mengalami retak.

Aisyah sudah selesai menghancurkan smartphone yang berpotensi menjadikan dirinya viral. Begitu juga dengan kamera dan alat-alat lainnya. Dia juga melihat para perampok mulai tidak sadarkan diri. Berkat [Lightning] miliknya, mereka tidak akan bisa berdiri lagi. Jadi, dia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian.

Kendati demikian, Aisyah tetap diliputi rasa bersalah. Dia dikelilingi banyak orang. Mereka sudah pasti tidak percaya dengan perkataannya. Karena tahu, bahwa kekuatannya bisa mengalirkan listrik.

"[Rewrite],"

Semua orang yang melihat kejadian itu terbengong. Kedua matanya kosong. Tidak menampakkan pupilnya akibat skill [Rewrite]. Skill tersebut mengubah ingatan mereka menjadi sesuatu yang masuk akal. Contohnya, dari sihir diubah menjadi teknik bela diri. Pencahayaan listrik diakibatkan petir menyambar ke para perampok. Aisyah menggunakan antenna khusus petir, lalu dialirkan ke mereka.

"Kurasa sudah selesai," ucapnya tersenyum.

Beberapa menit kemudian, Ivan membawa salah satu guru kemari. Aisyah menelan ludah, bahwa yang dia panggil adalah Pak Tono. Guru BK yang menerima titipan berupa anak dan busur panah.

"P-p-p-Pak Tono. K-k-k-kenapa anda di sini?" kata Aisyah berbicara tergagap.

"Sepertinya ada orang yang mencoba untuk menjadi seorang pahlawan nih," katanya dengan nada tinggi.

"Tunggu! Saya bisa jelaskan—"

"Ke ruangan BK! Sekarang!"

To be Continued