Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 46 - Chapter 13

Chapter 46 - Chapter 13

Hai pembaca! Apa kabar? Sehat? Kurang sehat? Oh baik-baik saja baguslah kalau begitu. Ngomong-ngomong bisa dong vote dan komen dikit. Dikit aja nggak usah banyak-banyak juga nggak apa-apa kok. Yang penting aku dapet notifikasi gitu kan dari orang-orang yang vote dan komentar biar hidupku jadi sedikit bahagia gitu kan. Jangan pelit-pelit, nggak jadi miskin kok kalo klik tombol vote dan ngetik komen hahaha... Ayo ayo silahkan tombolnya ada di bawah sana ye ye ye!

Selamat membaca chapter ngobrol-ngobrol!

_______________________________________

"Akhirnyaaa sampeeeek!"

"Lama juga ya, sebulan di jalan. Coba kalo punya skill kayak Arka, kita bisa langsung balik, kan..."

"Iya, Gar. Tapi yang punya skill gitu cuman dewa dan Arka aja. Mungkin Arka udah setara dewa?"

"Bener, Fi. Orang itu, nggak, mereka memang kumpulan orang-orang yang menyeramkan."

"Bisa nggak sih, jangan ngomongin mereka dulu?" Ucap Grista cemberut.

"Eh... Ah! Ayo kita langsung nyerahin Pemimpin Perampok ke petugas keamanan kerajaan terus langsung lapor ke Guild Kota Syndas!"

"Yuk! Sebelum dia terbangun!"

Garen dan Fiana langsung mengalihkan pembicaraan, setelah melihat ekspresi Grista yang tiba-tiba murung. Grista masih kecewa semenjak mengetahui bahwa Arka melarang mereka untuk ikut.

Terkadang, memang harapan yang terlalu tinggi yang akan membuat kita kecewa. Dan terkadang, kita harus memiliki ekspektasi serendah mungkin akan suatu hal, agar jika yang terburuk terjadi, kita tidak akan merasa terlalu kecewa.

Namun, Grista tidak. Dia terlalu berharap untuk bisa selalu dekat dengan Arka. Aku tahu itu. Dan aku yakin semua juga mengetahuinya tanpa Grista harus mengutarakan perasaannya secara blak-blakan.

Sungguh tidak menyenangkan rasanya jika salah satu anggota party selalu dalam kondisi bad mood seperti ini. Sepanjang perjalanan, Grista hanya melamun. Aku tahu, dia melamunkan Arka.

Tapi, aku sudah berusaha semampuku untuk mendukung Grista. Aku bahkan sudah merendahkan harga diriku di depan Arka, hanya agar Grista mendapatkan kesempatan itu. Kesempatan untuk dapat selalu dekat dengan Arka.

Aku melakukan itu demi Grista. Tanpa pikir panjang. Tanpa keraguan sedikitpun. Aku hanya ingin melihat senyum Grista lagi. Terakhir kali kulihat dia tersenyum, adalah saat dia berada dekat dengan Arka. Aku, kami, kehilangan sosok Grista yang masih ceria dan ramah. Berganti Grista yang selalu melamun dan murung.

Gadis ini... Dia sedang dimabuk cinta, sedang demam asmara. Grista... Bagaimana caranya agar kamu bisa tersenyum lagi? Sedangkan aku tidak mampu membawa Arka kesini.

Grista...

Apakah, memang tidak ada lagi tempat bagiku di hatimu?

"Oi, Garen! Kok melamun, sih? Ayo kita ribut!" Teriakan suara non feminine Fiana mengagetkanku.

"Ah-ahahaha... Nggak, aku mikirin habis nyelesein semua ini, kita ngapain lagi, ya..."

"Ya cari penginapan lah! Aku juga pengen mandi luluran meni pedi, kali..."

"Hah! Cowok kok meni pedi... Diketawain monster nanti kau!"

"Kurang besar apalagi susuku sampe kau bilang aku cowok, hah!?" Bentak Fiana sambil mengangkat kedua payudaranya yang hampir rata itu.

"Wah, rusukmu tambah menonjol, ya!" Balas Garen.

"Mau dicolok lagi matanya!?"

"Aaaak! Jangaaan! Ampooooon!"

Kami berdua bersenda gurau sambil berjalan untuk menyerahkan Pemimpin Perampok kepada pihak yang berwenang. Setelah itu, langsung menuju Guild Kota Syndas untuk melaporkan misi yang sudah selesai.

Setelah menyelesaikan semuanya, kami membeli makanan untuk dibungkus, dan bergegas mencari penginapan. Penginapan di ibukota memang mahal. Tidak jauh berbeda dengan di Arvena. Untungnya, hadiah uang dari misi kami juga banyak.

Rencananya, hari ini kami habiskan dengan beristirahat di penginapan. Besok, kami akan berkeliling kota untuk mencari equipment yang bagus. Kami harus upgrade equipment kami karena yang sebelumnya kami hanya mengenakan equipment standar.

Equipment bagus kami tertinggal di Undead Tower karena kami 'mati' dibunuh Rotten Dragon. Sedih.

Selain itu, kami berencana untuk mengambil misi baru yang bisa sekalian untuk perjalanan kami kembali ke Balvara. Karena kami tidak berencana untuk berlama-lama di sini.

***

"Yang Mulia, seorang Pemimpin Perampok yang sering meresahkan para pelintas perbatasan Elysium dan Balvara telah ditangkap oleh sebuah party Petualang dalam perjalanan mereka."

"Hoo... Siapa mereka?"

"Dari info yang hamba dapatkan, mereka adalah party Petualang Plat Gold yang bernama Lunar Eclipse. Mereka baru saja mendapatkan promosi kenaikan tingkat plat petualang menjadi Gold. Mereka adalah party yang memiliki 4 anggota dan rata-rata masih berumur sekitar 19 tahun, Yang Mulia."

"Menarik... Komplotan Perampok yang selama ini selalu sulit ditangkap, mereka mampu menangkapnya... Kalau begitu, undang mereka makan malam di istana besok. Aku ingin bertemu dengan mereka."

"Laksanakan, Yang Mulia!"

Tentara eselon atas tersebut memohon diri untuk meninggalkan ruang takhta, untuk mengirimkan pesan kepada Lunar Eclipse.

"Hmm... Menarik... Ini sungguh menarik... Mereka masih sangat muda dan sudah mampu menaklukkan Komplotan Perampok perbatasan itu. Dan mereka masih memiliki banyak ruang untuk berkembang di usianya yang masih belia itu. Apakah mereka pantas untuk kujadikan pengawal pribadiku? Aku penasaran ingin bertemu mereka..." Orang nomer satu di Kerajaan Elysium bermonolog sambil duduk di takhtanya.

***

*Dok dok dok*

"Garen! Lukas! Udah bangun belooom?"

Terdengar gedoran pintu yang diikuti suara cempreng Fiana. Pagi-pagi sudah membuat keributan, perempuan satu itu.

"Berisiiik! Kami udah bangun, monyet!" Jawab Garen dengan nada kesal.

"Ayo cepetan dandannya! Kalah sama cewek. Kalian apa sih? Banci perempatan?"

"Iya iya bawel anjir..."

Kami berdua sedang bersiap-siap. Garen baru selesai mandi dan akan mengenakan pakaiannya. Aku sudah hampir selesai mengenakan pakaianku, karena aku sudah lebih dahulu mandi.

Tadi malam, kami didatangi sekelompok tentara kerajaan. Salah satunya tampak seperti komandan pasukan. Mereka menyampaikan undangan raja untuk makan malam di istana, malam ini.

Rencana kami berubah untuk hari ini. Kami hanya akan mencari equipment yang lebih bagus lalu mencari pakaian yang layak dipakai untuk undangan makan malam dari raja. Tidak jadi mengambil misi.

Fiana sangat bersemangat karena baru kali ini kami mendapat kehormatan untuk makan malam di istana. Ditambah lagi, undangannya dari Sang Raja langsung!

Aku juga penasaran, seperti apa sih makanan istana yang dibeli dari uang rakyat itu?

Akhirnya kami berkeliling kota sejak pagi untuk mencari pakaian baru yang layak dikenakan untuk memenuhi undangan makan malam dari raja. Dan di tengah hari, kami semua sudah selesai 'shopping'.

Fiana dan Grista membeli long dress yang terlihat sangat dewasa dan feminine. Entah Fiana cocok atau tidak, yang penting mereka berdua akan mengenakan pakaian yang pantas untuk dibawa ke istana.

Tak terasa, dua buah matahari di langit semakin tergelincir menuju cakrawala. Langit biru perlahan tersiram oleh cahaya oranye. Dalam sekejap, senja pun berlalu, berganti malam.

Sesuai undangan, kami datang ke Istana Kerajaan Elysium. Garen memberikan undangan resmi dari raja kepada penjaga gerbang. Beberapa saat setelah itu, sosok yang sebelumnya memberikan undangan kepada kami keluar dari pintu istana, menyambut kami.

"Selamat datang, Lunar Eclipse. Saya Komandan Ruthar. Mari, akan saya antar."

"Terima kasih, Komandan." Jawab Garen.

Kami diantarkan masuk istana oleh Komandan Tentara Kerajaan Elysium. Melewati lorong-lorong besar, sesekali melewati ruangan megah yang aku tidak tahu itu ruang apa. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya kami sampai di depan pintu double besar berlapis emas.

Penjaga pintu membukakan kami pintu, dan kami masuk ke ruangan tersebut mengikuti Sang Komandan.

Di dalamnya, belasan tentara berbaris di pinggir permadani lebar yang menghubungkan pintu dengan singgasana raja. Setelah sampai pada jarak beberapa meter di depan singgasana raja, Komandan berhenti. Kamipun ikut berhenti dan berdiri di belakangnya.

Di hadapan kami, terdapat lantai yang meninggi seperti punden berundak dengan 3 tingkatan. Di tingkat pertama dan kedua, berdiri beberapa orang tua berusia sekitar 50 tahun atau lebih.

Dan di tingkatan lantai paling tinggi, terdapat takhta yang terbuat dari emas dengan batu-batu permata besar berwarna merah, biru, dan hijau yang tersebar simetris pada singgasana tersebut.

Kami berbaris secara natural di belakang Komandan. Sepertinya Raja Kerajaan Elysium belum hadir. Kami harus menunggu sebentar untuk kehadirannya sambil berdiri.

Beberapa menit kemudian...

"Yang Mulia Ratu Marca Ergini Elysium telah tiba!"

Pintu belakang ruang tersebut dibuka. Dan terlihatlah sosok seorang wanita matur yang terlihat sangat anggun keluar dari pintu tersebut diiringi sekelompok tentara yang sepertinya merupakan Pasukan Elit Pengawal Ratu.

Eh? Ratu? Kupikir... Raja... Eh, bodohnya aku. Aku bahkan tidak tahu kalau pemimpin Kerajaan Elysium adalah seorang ratu! Ketidakpedulianku ini bisa menghancurkan reputasi yang selama ini sudah kami bangun. Untungnya, aku tidak banyak bicara. Parah aku ini.

Sang Ratu melangkah dengan elegan dan bermartabat tinggi. Gestur tubuhnya benar-benar mencerminkan seorang ratu, orang nomer satu di kerajaan ini.

Komandan dan semua orang tua yang ada di ruangan ini langsung berlutut pada kehadiran Sang Ratu. Kami berempat, hanya mengikuti Komandan untuk berlutut. Pandangan kami hanya tertuju pada karpet biru yang terbentang di bawah kami.

Hanya tentara yang tidak berlutut. Namun mereka merubah sikap berdiri mereka dengan meletakkan buntut tombak mereka di lantai dan tangan kanan mengepal di bahu kiri. Mungkin itu postur hormat tentara di kerajaan ini.

"Panjang umur Ratu Marca!" Seorang Pasukan Khusus Pengawal Ratu meneriakkannya.

"""Panjang umur Ratu Marca!""" Diikuti oleh semua orang yang ada di ruangan ini, termasuk kami.

"Silahkan berdiri."

Sang Ratu memerintahkan semua orang untuk berdiri. Tanpa menunggu lama, semua orang yang berlutut sudah kembali pada posisi berdiri lagi. Dan tentara penjaga kembali pada postur semula.

"Yang Mulia Ratu. Hamba telah membawa party Lunar Eclipse ke hadapan Yang Mulia Ratu."

"Terima kasih, Komandan Ruthar."

Komandan Ruthar hanya mengangguk dalam. Lalu berjalan dengan tegap ke pinggir karpet biru dan berdiri sejajar dengan pasukan penjaga.

"Lunar Eclipse, selamat datang di istanaku. Saya adalah Ratu Marca Ergini Elysium, pemimpin Kerajaan Elysium. Sebelumnya, saya ingin memastikan. Apakah kalian sudah tahu maksud dan tujuan dipanggilnya kalian ke istanaku ini?"

Hening sejenak, lalu Garen mulai berbicara.

"Mohon maaf, Yang Mulia Ratu. Yang kami tahu adalah bahwa kami diundang untuk makan malam. Maafkan ketidaktahuan kami jika ada maksud dan tujuan lain dari Yang Mulia Ratu."

"Hm. Tidak masalah. Jadi, tujuan kalian dipanggil ke sini adalah karena kalian telah berjasa bagi Kerajaan Elysium dan juga Kerajaan Balvara. Kalian telah menangkap Pemimpin Perampok yang sudah beberapa bulan ini selalu meresahkan para pelintas yang melalui perbatasan antara Kerajaan Balvara dan Kerajaan Elysium. Untuk menangani masalah ini, kami telah mengupayakan berbagai cara, namun selalu berujung pada kegagalan karena mereka terlalu cerdik dan memiliki jaringan informasi yang sangat kuat. Bahkan, beberapa Petualang Plat Diamond yang telah mencoba menyelesaikan misi ini, hanya kembali dengan tangan hampa. Maka dari itu, saya akan memberikan penghargaan kepada kalian berempat."

Di akhir perkataan Sang Ratu, seorangĀ  perempuan yang berpakaian sangat rapi berjalan ke depan kami dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat seperti pin penghargaan yang kemungkinan terbuat dari emas.

Refleks, kami berempat berlutut untuk menerima pin tersebut. Satu per satu dari kami disematkan sebuah pin penghargaan pada pakaian kami di bagian dada sebelah kanan.

Setelah selesai semua dan perempuan yang membawa nampan tadi kembali ke tempatnya, kami kembali berdiri. Aku hampir tak sanggup menahan syok sekaligus rasa bangga di dalam hatiku.

"Selain penghargaan, kalian juga akan mendapatkan hadiah yang pantas untuk pencapaian kalian ini di akhir acara. Untuk sekarang, mari kita lanjutkan di ruang makan. Karena ada beberapa hal yang ingin kutanyakan kepada kalian berempat."

"""Terima kasih, Yang Mulia Ratu!""" Kami berempat serentak menjawab dengan satu suara.

Sang Ratu beranjak dari singgasananya menuju pintu belakang. Kami, dituntun menuju ruang makan melalui pintu depan. Jarak antara ruang makan dengan ruang singgasana tidak jauh. Hanya saja, kami harus sedikit berputar untuk menuju ke sana. Dan akhirnya, kami sampai.

Sang Ratu sudah duduk di posisi Kepala Meja, yaitu di salah satu sisi ujung dari meja yang berbentuk persegi panjang. Kami memposisikan diri kami berada di sisi panjang meja sebelah kanan Ratu Marca. Sedangkan para orang tua yang kami tidak kenal, berada di sisi panjang meja sebelah kiri Sang Ratu.

Setelah kami semua duduk, para pelayan segera menghidangkan makanan pembuka di hadapan masing-masing orang.

"Sebelum kita mulai makan malam, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa, mulai."

Dengan dipimpin oleh Sang Ratu, kami mulai berdoa sejenak. Lalu setelah selesai berdoa,

"Silahkan mencicipi hidangannya. Sambil saling memperkenalkan diri karena semuanya belum saling berkenalan secara langsung. Dimulai dari menteri-menteri yang hadir, dari yang paling ujung."

Kemudian kami saling memperkenalkan diri. Selain kami dan Sang Ratu, ternyata para orang tua ini adalah menteri yang menjabat di kerajaan ini. Menteri Urusan Luar Kerajaan, Menteri Urusan dalam Kerajaan, Menteri Pertahanan, dan Perdana Menteri.

Sambil mencicipi semua makanan, Ratu Marca banyak bertanya tentang seputar karir dan pencapaian kami. Terkadang bertanya tentang hal-hal personal kami, seperti calon isteri atau calon suami, latar belakang kami, dan banyak hal lainnya. Obrolan ini bisa dikatakan santai.

Hingga setelah selesai mencicipi hidangan penutup, sebuah pertanyaan yang sangat berat untuk kami jawab, ditanyakan oleh Ratu Marca.

"Jadi, apakah kalian berminat untuk kuangkat menjadi Pasukan Pengawal Khusus Ratu?"

***BERSAMBUNG...***

_______________________________________

Gimana gimana gimana? Bagus nggak? Suka nggak sama ceritanya? Kalo suka di-vote dong! Kalo kurang suka, komentar aja saran dan kritiknya, yah yah yah? Ayo dong ayo aku pengen banget dikasih vote sumpaaah! Hehehe tapi kalo nggak mau ya nggak apa-apa juga sih. Aku kan cuman bercerita ya... Kalo pada suka, sukur. Kalo nggak suka, ya mau gimana ya kan? Hehehe...

Nama penting di chapter ini :

- Ratu Marca Ergini Elysium

- Komandan Ruthar