Vote, komentar, dan selamat membaca!
_______________________________________
"Aesa, makan yang banyak dan bergizi, ya!" Kataku sambil menyentuh ringan bahunya.
"Akk-! Ekkkk-! ak-!"
Aesa terkejut ketika dia mendengar suaraku. Apalagi setelah tahu kalau akulah yang menyentuh bahunya. Tapi anehnya, ia tiba-tiba memegangi lehernya. Wajahnya terlihat tegang. Dia berusaha mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa.
"Napa, Sa? Tersedak?"
"Ukkk!" Aesa mengangguk cepat.
"Batuk! Batuk yang kuat!" Perintahku..
"Kokh! Kokh! Kokh! Ggggg!"
Setelah mencoba batuk sekuatnya beberapa kali, Aesa terlihat masih tercekik.
"Sini! ... Maaf ya, aku pukul punggungnya!"
Aku memposisikan diriku di belakang Aesa, lalu membungkukkan badannya. Dan memukul bagian tengah dari punggungnya dengan cukup kuat menggunakan telapak tanganku, berkali-kali.
*Bhugg bhugg bhugg bhugg*
Tapi, tidak tampak perbaikan kondisi. Dia masih tersedak dan tercekik. Wajahnya menjadi merah padam karenanya. Terakhir, aku harus melakukan Heimlich Maneuver.
Aku berdiri menempel ke punggung Aesa. Seperti akan memeluknya dari belakang, lengan kananku kuselipkan ke bawah ketiak Aesa. Kukepalkan, dan bagian pangkal jempol dari kepalanku kutempelkan di ulu hati Aesa.
Kemudian lengan kiriku juga kuselipkan, lalu tangan kiri mencengkram kepalan tangan kananku. Secara ritmis, kuhentakkan kedua tanganku, menekan ulu hati Aesa ke arah belakang-atas tubuhnya. Berkali-kali.
"Ugg! Uggg! Uggg! Ugg! Ugg! Ghoookkkk!! Uhuk uhuk! Uhuk! Hahh... Hahh... Hahhh..."
Sepotong daging keluar dari mulutnya. Dia terbatuk sebentar, lalu mengambil nafas dalam. Syukurlah, berhasil.
Jika badan korban terlalu besar sehingga lengan kita tidak sampai untuk melakukan manuver tadi, kita bisa membaringkannya lalu memberikan hentakan mendorong pada perut bagian atas.
Untunglah, aku masih ingat penanganan tersedak. Dulu waktu kuliah aku sempat mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar. Salah satunya untuk menangani kasus tersedak seperti ini.
"Hahhh... Hahh... Makasihhh... Kak Arkahhh... Hahh..."
"Maafin aku, ya, Sa. Aku nggak tau kalo kamu bakal kaget kayak gitu..."
"Aku... Hahh... Aku... Hahh..."
Entah apa yang ingin dikatakan Aesa. Dan sepertinya dia masih terengah-engah akibat tersedak tadi.
"Udah, udah. Istirahat dulu. Minum air. Nanti lanjutin lagi makannya..."
"Iya... Hahhh..."
Nafas Aesa sudah kembali stabil. Dia langsung menghabiskan segelas air minum untuk melegakan rasa tidak nyaman di tenggorokannya.
Sarapan selesai, dan kami semua pergi ke kolam renang yang cukup besar, berlokasi di geladak belakang. Kolam ini berisi air tawar yang segar, bukan dari air laut. Luncuran seperti terowongan menyerupai huruf S dipasang mulai dari bagian ujung belakang kapal dan keluar di kolamnya agak ke pinggir sedikit.
Kami langsung menempati meja yang masih kosong. Terdapat kursi berjemur di kedua sisi meja itu. Setelah meletakkan barang-barang, empat gadis dan satu wanita dewasa itu langsung melucuti pakaian luar mereka. Aku juga melakukan hal yang sama.
"Yuhuu! Berenaaang!"
Syla mengenakan bikini two-piece berwarna ungu muda yang sangat seksi, dengan atasan strapless. Atasan bikininya tampak hanya seperti tertahan oleh payudara Syla yang besar. Kulit eksotis Syla tampak berkilauan, memantulkan sinar dua mentari yang menerpanya. Dan tawanya memberikan kesempurnaan bagi tubuh indahnya.
"Wah, cuacanya cerah!"
Di samping Syla, berdiri Ren. Mengenakan bikini two-piece juga, berwarna putih, dan dengan model yang lebih tertutup daripada Syla. Atasan yang dikenakannya mirip dengan model sports bra. Menonjolkan kesan misterius pada dua buah gunung yang membulat di dadanya.
Bawahan yang dikenakan Ren, didesain khusus dengan lubang di bagian atas bokongnya, tempat ekor fluffy milik Ren keluar. Imutnyaaa!
"Tungguuu! Ruby ikuuuut!"
Ruby berlari ke tepian kolam renang, menuju ke arah dimana Syla dan Ren berada. Pakaian renang Ruby adalah atasan seperti tanktop ketat dengan bawahan celana pendek ketat, berwarna merah. Senada dengan warna rambutnya. Ruby terlihat seperti gadis kecil yang menggemaskan.
Eh, payudara Ruby semakin membesar atau karena efek dari atasan yang dikenakannya ya? Ah, paling karena pakaian renangnya. Oh, ya. Ada padding di bagian payudaranya yang membuatnya lebih menonjol dari biasanya.
"A-aku mau ikut..."
"Sana, Sa! Nggak perlu malu..."
"Uuu... Kak Arka..."
Aesa yang terlihat malu-malu sambil memegang payudaranya dan selangkangannya, berusaha menutupinya agar tidak dilihat semua orang. Dia mengenakan pakaian renang one-piece berwarna pink yang bolong-bolong pada bagian punggung hingga nyaris memperlihatkan belahan pantatnya. Swimsuit itu meningkatkan bentukan indah seorang wanita pada tubuhnya.
Tubuhnya yang masih belum begitu dewasa, jadi terlihat semakin berlekuk. Dan dadanya yang masih mentah itu, mendapat tekanan dari pakaian renang yang dipakainya sehingga dapat menciptakan sedikit belahan pada dada imatur tersebut.
Hm. Aesa harus banyak memakan makanan bergizi tinggi dan mendapat asupan kolesterol yang cukup. Aku pernah baca sewaktu masih kuliah dulu, kalau bentuk tubuh wanita dipengaruhi oleh hormon seksual wanita, yaitu estrogen. Dan bahan dasar pembentuk estrogen adalah kolesterol.
Jadi, teori bodohku, jika aku ingin membuat tubuh Aesa menjadi tumbuh dan berkembang dengan bentuk feminine yang sempurna, aku harus meningkatkan estrogen-nya. Caranya, dengan memberikan asupan protein dan kolesterol yang cukup tinggi. Daging!
Kalau tidak salah, dulu aku pernah memperhatikan dosenku mengatakan, mengkonsumsi kedelai juga memiliki manfaat untuk meningkatkan estrogen. Kalau mata kuliah tentang sistem reproduksi, aku memang lumayan bersemangat untuk mengikutinya. Sepertinya gen mesum sudah ada di dalam DNA-ku.
Sayangnya, di dunia ini aku belum menemukan yang namanya kedelai.
"Tuan Arka! Suruh aku berenang juga!" Kata Cyane kepadaku dengan ekspresi sangat berharap dan mata yang berbinar-binar.
"Ogah!"
"Kuhhh! Penolakan langsung tanpa pikir panjang... Aku... Aku... Aahhhh~"
"Pergi sanaaa!" Bentakku sambil menendang pantat Cyane ke arah kolam.
"Kyaaaaa! Pantatku! Menerima kekasaran Tuan Arka! Terima kas--!"
*Brruuuuussssssshhhh*
Cyane tercebur ke kolam renang tanpa sempat menyelesaikan kalimat gobloknya. Ikan Asin Berlendir ini... Tak tertolongkan lagi.
Swimsuit Cyane adalah yang paling berani dan menantang dari semua perempuan yang ada di kolam ini. Dia mengenakan G-String hitam super mini yang sama sekali tak berniat untuk menutupi bagian-bagian personal dari tubuhnya. Sudah hampir sama dengan telanjang.
G-String yang dikenakannya hanya menutupi lubang pantat dan kemaluannya. Atasannya, sepertinya hanya menutupi puting susu dan areolanya untuk sekedar formalitas. Payudara super masif miliknya seakan bisa tumpah kapanpun. Penutup putingnya, jika bergeser 1 milimeter saja, sudah akan memperlihatkan areolanya.
"Blublublub--blaahh! Kutangku! Mana kutangku!" Teriak Cyane, lengannya menutupi kedua puting susunya.
"Hahhh... Itu... Terselip di lipatan bawah susumu..."
"Oh, iya! Hehehee... Terima kasih Tuan Arkaa!"
Kejadian, kan... Tali-tali tipis itu tidak mampu menahan payudaranya.
Mungkin, aku harus menjadikannya sebagai maid bagi party saja. Akan kupakaikan pakaian maid yang sangat sopan, tertutup, dan bisa menyembunyikan bagian-bagian porno dari tubuh Cyane. Wanita ini sangat membuatku malu jika dibawa ke tempat umum.
"Umm... Arka..." Panggil Ren, ragu-ragu.
"Gi-gimana?" Syla bertanya padaku, tersenyum malu.
"Enggg... K-Kak Arka..." Aesa menunduk malu.
Mereka kenapa? Kenapa semuanya jadi malu? Eh, tidak masalah asal jangan malu-maluin kayak Cyane. Hmmm... Oh! Aku tahu! Ini seperti klise di anime, dimana Sang MC harus memuji penampilan para wanita yang sedang mengenakan pakaian renang mereka. Ok. Mari kita lakukan!
"Syla, keliatan mempesona! Ren, cantik! Aesa, imut!"
Strike!
"Hehee... Makasih, sayang!" Teriak Syla, lalu melompat dan memelukku.
*Boink*
Ahhh... Sensasi bumper Syla yang menabrak dadaku...
"Terima kasih, Arka...... Cupps~" Ucap Ren yang berjalan ke arahku, dan tiba-tiba mencium pipiku.
Waw. Aku kaget. Wajahku terasa hangat karena aliran darah yang deras langsung mengalir ke pipiku.
"Te-te-terima kasih, Kak Arka!" Aesa hanya berterimakasih sambil berdiri menahan rasa senang bercampur malu di dalam hatinya.
"Ruby, Ruby???" Tanya Ruby kepadaku.
"Ruby keliatan manis dan lucu!" Jawabku.
"Hehehee! Yeeey Ruby dapet dua pujiaaan! Ruby yang menaaang!"
"Iyaa, iyaaa... Hahaha..."
Dari pagi hingga siang menjelang, kami hanya bermain-main di kolam renang. Dari sekedar ciprat-ciprat air, sampai perlombaan lari di dalam kolam renang.
"Ayo kita lomba lari di kolam renang! Juara satu dan dua dapet kelonan sama Arka malem ini!" Syla mengumumkan perlombaannya dan hadiah dari pemenang lomba lari.
"Woooy! Aku belum bilang iya!" Teriakku.
"Ren mau!"
"Ruby juga mau!"
"Kelonan dengan Tuan Arka... Kelonan... Kelonan... Kelonaaan!"
"Wooooooy dengerin dulu aku! Aku kan belum setuju!"
"Udah, udah... Jangan terlalu dipikirin sih, Ar..."
"Tapi kan--!"
"Satu, dua, tiga!" Syla menghitung untuk memulai perlombaan lari di dalam kolam renang, mengabaikan aku.
Klise seperti di anime terjadi lagi. Aku sudah sering menonton yang seperti ini. Tapi baru kali ini aku merasakan langsung bagaimana perihnya diabaikan dan tidak dianggap begini.
Kolam renang ini hanya memiliki kedalaman sampai pinggangku. Sekitar 70-80 centimeter. Jadi, mereka bisa berlomba lari di dalamnya.
Dan, seperti yang sudah kuduga. Juara satu adalah Cyane, juara dua Ruby, juara tiga Syla, urutan keempat Ren, dan yang terakhir ketinggalan jauh adalah Aesa.
"Cyane diskualifikasi!" Kataku sambil menunjuk Cyane.
"Ha!? Ke-kenapa hamba didiskualifikasi, Tuan Arka?"
"Ya iyalah! Kamu kan manusia ikan, Cy!"
"Ghuaaaaaahhh! Tidaaaaak! Tidak bisa kelonan dengan Tuan Arkaaa!"
"Yeee! Aku jadi juara dua!" Teriak Syla kegirangan.
Ngomong-ngomong, perlombaan lari barusan ini gila. Gila kenapa? Mereka berlari sekuat tenaga. Seakan berlari mempertaruhkan nyawa mereka. Membuat tsunami muncul di kolam itu. Semua orang langsung terlempar ke pinggir kolam renang.
Ada yang kutangnya terlepas juga karena gelombang air yang dihasilkan oleh mereka sangat kuat. Berlebihan sekali mereka. Padahal setiap malam selalu tidur denganku.
Tapi untungnya tidak ada yang celaka maupun cedera. Mereka hanya ketakutan melihat lima orang perempuan itu. Tapi, seperti biasa, Dark Edge tidak pernah mempedulikan tatapan buruk dan omongan negatif orang-orang yang menggosipkan kami.
Saat kedua matahari sudah berada di atas ubun-ubun, kami berhenti bermain di kolam renang. Kulit di telapak tangan dan kaki sudah berkerut parah. Setelah mandi dan ganti baju, kami membeli makan siang di snack bar yang ada di dekat kolam renangnya. Memakan makanan sejenis burger dan hotdog.
Lalu kembali ke kamar dan langsung beristirahat. Aku, tubuhku terasa lelah. Bukan lelah fisik, tapi lelah mental. Aku langsung tergeletak di tengah kasur dan tak lama langsung terlelap. Lima perempuan itu masih mengobrol sebentar, lalu kemudian menyusulku ke alam mimpi.
Kerjaan kami selama hampir 2 bulan di atas kapal pesiar ini hanya makan-main-tidur-berak. Tak terasa, sebentar lagi kami akan tiba di tempat tujuan.
***
Sudah berbulan-bulan para Perampok Perbatasan ini berulah dan kami selalu gagal meringkus mereka. Tempat persembunyian mereka benar-benar tidak bisa dilacak.
Bahkan, sudah dua minggu kami menyisir area Hutan Zurg dan Hutan Goturg, hanya menemukan pohon, semak, dan monster-monster kecil.
Setelah tujuh hari proses penyisiran hutan pertama, kami kembali ke tanah terbuka di dekat jalur perbatasan dimana sudah berdiri camp untuk koordinasi dan tempat persediaan barang dan bahan makanan. Melakukan meeting untuk membahas hasil temuan dan strategi selanjutnya. Tapi semuanya dimentahkan.
Ternyata, baik tim Zurg maupun tim Goturg sama-sama tidak menemukan pertanda apapun dari kehadiran mereka. Mereka seperti hantu!
Setelah perubahan rencana dan strategi, kami melanjutkan penyisiran hutan kedua. Kali ini, sudah hampir selesai. Besok kami akan kembali ke camp kordinasi dan supply untuk membahas hasil temuan yang non-eksisten ini.
"Gar, gimana ini? Udah 2 minggu kita nyusuri hutan, tapi tetep nggak ketemu apa-apa..."
"Entahlah, Fi. Di saat-saat mentok kayak gini, aku jadi keinget Dark Edge. Kalo mereka, pasti bisa nyelesein misi ini dengan mudah."
"Kalo itu, aku sih yakin... Hmh. Kamu ngomong soal Dark Edge, aku jadi inget Grista. Dia berdua aja sama Lukas di Hutan Goturg. Apa Lukas bisa jagain Grista, ya?"
"Soal keamanan dan keselamatan, sih... Aku yakin mereka bakal baik-baik aja, Fi. Karena ada 2.000 Tentara Elysium sama mereka. Dan Lukas pasti bisa mendeteksi bahaya di sekitar sebelum ada korban yang berjatuhan."
"Haha... Bener juga. Lukas memang yang paling bisa diandelin untuk masalah kayak gitu. Nggak kayak Tank cupu payah letoy di sampingku."
"Zzzzzzzz..."
"Woi bangun! Dengerin aku!" Bentak Fiana sambil memukul kepalaku.
"Eh? Apa? Kenapa? Kamu ngomong apa, Fi?"
"Aku bilang, Tank cupu pay--"
"Zzzzzzzzzz...."
"Ah, sianying."
***
"Gris... Kamu baik-baik saja, kan?"
Aku mendengar suara Lukas dari arah depan. Ketika kuangkat kepalaku dan melihat ke depan, Lukas sudah menatap ke arahku dengan tatapan sedikit cemas. Lukas mengkhawatirkan keadaanku.
"Um. Aku nggak apa-apa."
"Kalau kamu kelelahan, istirahat saja, Gris."
"Aku masih kuat, kok, Luk..."
"Baiklah, kalau kamu mengatakan demikian..."
Tubuhku belum kelelahan. Tapi sepanjang hari, setiap hari, tubuhku selalu terasa tidak fit. Aku tidak pernah merasakan kondisi fisik 100% dalam sebulan belakangan ini. Aku tak tahu kenapa.
Apa karena kondisi perasaanku yang kurang baik sehingga tubuhku menjadi tidak bugar? Bisa jadi. Tapi, meskipun itu benar, aku tidak tahu bagaimana caranya supaya jiwaku bisa terasa penuh lagi. Karena... Arka tidak ada di sini.
Aku sudah gila. Aku sama sekalj tidak bisa berhenti untuk memikirkan dan mengkhawatirkan Arka. Iya, aku yakin perasaanku sudah membuatku gila.
*Debum...*
*Debuumm...*
*BLEGAAAAARRR*
"Eh!? Suara apa itu!?"
"Di depan sana!"
"Ayo, semuanya! Bergegas menuju sumber suara ledakan itu! Tetap jaga formasi, jangan lengah terhadap serangan dadakan!" Sang Kapten pasukan memberikan perintah kepada seluruh bawahannya.
Suara ledakan apa itu? Ledakan dahsyat yang terdengar dari kejauhan...
Eh? Kenapa? Kenapa tiba-tiba aku tersenyum? Tubuhku... Kenapa tiba-tiba aku merasa bersemangat seperti ini? Mengapa hatiku merasa bahagia? Dan... Kenapa air mata mengalir di pipiku? Ini... Ini tangis bahagia? Tapi, kenapa?
"Grista! Tunggu!"
Tanpa kusadari, aku sudah berlari menuju sumber suara ledakan tadi, meninggalkan yang lainnya. Aku tidak menghiraukan Lukas yang memanggilku.
***BERSAMBUNG...***
_______________________________________
Terima kasih.
Medical Terminology
- Heimlich Maneuver : Teknik penanganan tersedak. Silahkan lihat Youtube.
- Areola : Area di sekitar puting susu yang berbeda warna dengan area payudara lainnya.