Tiba - tiba Ayu tersadar.
Argh... Ngapain juga semua baju dicobain? Ini kan bukan kencan, sama seperti makan biasanya tapi hanya tempatnya saja di luar. Ganti baju yang biasa saja deh.
Ketika Ayu mau ganti lagi ke baju muslim yang sederhana, pintu diketuk dari luar.
"Maaf nyonya Ayu, kapan nyonya siap?" tanya Ahmad.
"Tunggu ya! Memangnya kenapa?" tanya balik Ayu.
"Maaf, tuan Rashid sudah menunggu di bawah" jawab Ahmad.
Karena tak ada jam di dinding di kamar tidurnya dan Ayu tak punya hp sehingga ia tak tahu jam berapa sekarang.
"Ok sudah siap, turun sekarang" jawab Ayu.
Maka ia buru - buru pakai sendal hak tinggi yang serasi dengan gaunnya dan ambil tasnya.
Ternyata jam hampir menunjukan jam 9 malam. Sedangkan Rashid sudah menunggu sedaritadi sejak jam 7. Rashid mondar mandir di bawah tangga di ruang tv sambil merutuki dirinya sendiri yang tak menentukan tepatnya mereka akan malam jam berapa, dan ia pun gelisah takut Ayu berubah pikiran karena masih marah padanya.
Akhirnya Ayu keluar kamar yang ternyata sudah ditunggu Rashid di ruang tv. Yang membuat Ayu kaget ternyata mereka memakai pakaian dengan warna yang sama seakan mereka telah janjian memilih warna itu bagaikan tanda bahwa mereka pasangan yang kompak.
Fahd, Mat, Toshio dan Ahmad merasa senang akhirnya Ayu keluar juga dari kamarnya. Mereka kasihan terhadap tuannya yang mondar mandir terus di ruangan tv itu dengan wajah yang resah. Menunggu wanita berdandan itu memang hal yang sangat menyebalkan, membutuhkan waktu berjam - jam.
Kalau mereka tak makan duluan, mungkin mereka akan ikut menahan lapar menunggu yang tak pasti. Tapi untungnya mereka makan malam duluan karena disana mereka bertiga hanya akan mengawal dan mengawasi keadaan, sedangkan Fahd dirumah saja karena Rashid keluar bukan urusan pekerjaan.
- * * * -
Tadinya Mat, Toshio dan Ahmad akan ikut, tapi Rashid menyuruh Toshio dan Ahmad untuk tinggal di villa karena tak ingin bawa banyak pengawal, 1 orang dirasa sudah cukup sehingga bawa 1 kendaraan saja ditambah 1 supir penduduk lokal yang tahu seluk beluk daerah Puncak.
Tanpa Rashid beritahu si supir tujuan mereka, mereka melaju, karena sebelumnya Rashid sudah beritahu Mat tujuannya dan sudah booking tempat. Mereka melaju ke restoran Ya Hala yang menyajikan masakan Timur Tengah.
Di perjalanan, Mat yang duduk didepan di samping sang supir sehingga Rashid dan Ayu di jok tengah. Selama perjalanan mereka berdua diam saja, sibuk dengan pikirannya masing - masing.
Rashid menyusun kata - kata yang akan diucapkannya nanti supaya tak terjadi kesalah pahaman lagi, sedangkan Ayu juga menyusun kata - katanya karena nanti mereka akan membicarakan hal serius yang menyangkut kehidupannya kelak.
Setengah jam kemudian, mereka tiba di restoran. Walaupun jam sudah menunjukan jam setengah sepuluh malam, tapi ternyata restorannya masih ramai dengan pengunjung. Pengunjung dan pegawai restoran berasal dari Timur Tengah sehingga mereka seakan berada di Timur Tengah.
Hanya bangunannya sedikit berbeda dari aslinya. Walaupun sudah didekorasi semirip mungkin ala - ala Timur Tengah disertai plang nama restorannya dan menunyapun ditulis menggunakan campuran tulisan Arab dan latin.
Gerbang masuknya unik didesain seperti istana jaman dulu yang dicat gradasi seperti zebra tapi perpaduan warna coklat muda dan coklat tua, dengan meja makannya ditata dengan berbagai tipe desain. Ada yang berupa lesehan tapi bukan lesehan bambu, hanya permeja disekat tembok sehingga tamu memiliki privasi walaupun tak ada meja kursi tapi lantainya dilapisi permadani saja dengan temboknya dihiasi pernak pernik ala - ala Timur Tengah. Selain itu ada juga lesehan yang disekat bagaikan tenda ala - ala Timur Tengah yang didalamnya hanya permadani tanpa meja kursi.
Adapun model meja kursi berbentuk sofa yang nyaman berada di dekat pantry minuman atau sejenis bar walaupun restoran itu tak menyajikan minuman keras. Selain itu ada juga desain meja kursi kayu yang tengah mejanya dipasangi payung permeja yang diletakan di taman dekat kolam air.
Awalnya mereka dipesankan oleh Fahd di tempat lesehan tertutup tembok karena Rashid memberikan instruksi ingin privasi, namun setelah melihat keadaannya, Rashid memutuskan ia ingin duduk di meja kursi yang ada payungnya yang berada di taman dekat kolam air karena ia tak yakin dengan dirinya sendiri apabila berduaan di ruangan tertutup. Walaupun ruangan privasi itu tidak tertutup sama sekali karena tembok yang menghadap keluar ruangan dibuat setinggi dada orang dewasa tanpa jendela sehingga orang yang lewat lesehan itupun masih dapat mengintip ke dalamnya.
Pelanggan yang berada di meja yang ada payungnya itu, diusir semua secara halus oleh Mat yang membayar semua pesanan mereka beserta sejumlah uang yang menggiurkan supaya mereka mau pindah dari duduknya ke tipe desain tempat makan yang lain di restoran itu sehingga bagian meja berpayung itu segera kosong untuk diduduki oleh tuannya.
Biasanya Rashid tak mempermasalahkan tempat duduknya ketika makan di restoran, ia lebih suka berbaur dengan orang lain. Tapi kali ini berbeda karena ia sedang berkencan dengan Ayu untuk pertama kalinya. Pertama kali itu adalah saat - saat penentuan yang akan memberi kesan yang mendalam dan menentukan apakah kencan mereka akan berhasil atau tidak. Apabila berhasil maka akan berlanjut dengan kencan - kencan berikutnya. Apabila tidak, maka akan pupus hanya saat ini saja. Sehingga ia harus memberi kesan yang mendalam dan seromantis mungkin.
Sedangkan bagi Ayu yang melihat Rashid sok berkuasa menggunakan kekuasaan dan hartanya semena - mena seperti yang dilihatnya sekarang yang mengusir tamu - tamu lain padahal mereka sedang menikmati makan malamnya sehingga membuat Ayu marah. Tapi karena mereka di tempat umum jadi ia tahan saja amarahnya itu.
Awalnya ia tak mengerti akan tindakan Rashid yang awalnya mereka diarahkan ke ruangan privasi, tapi Rashid berubah pikiran dan mengarahkannya untuk duduk sebentar di bagian bar minuman memesan jus. Tak lama kemudian mereka pindah lagi ke meja luar dekat kolam air yang sebelumnya dipenuhi oleh tamu pengunjung restoran.
Setelah mereka duduk, waitress memberikan menu dengan tulisan campuran arab dan latin beserta foto tiap menu makananya sehingga pelanggan tak bingung dengan bentuk makannannya. Walaupun begitu, Ayu masih bingung karena makanannya begitu asing baginya. Ia tak tahu makanan apa yang disukainya walaupun dimenu itu disertai foto makanannya.
Rashid yang melihat kebingungan Ayu, berkata "Kau mau makan apa?" tanyanya.
"Bingung nih, baru pertama kalinya aku merasakan makanan Timur Tengah" jawab Ayu.
"Tergantung kamu mau makan apa? Begini saja deh, kamu mau makan nasi atau tidak? selain itu mau makan ayam atau daging domba atau daging kambing?" jelas Rashid. Tapi Ayu masih bingung.
"Seperti yang kau lihat dimenu, kalau nasi ada Ya Hala Rice, Mandi Rice dan Biryani Rice. Kalau ayam, ada Chicken Madhbi, Chicken Mandi, chicken Shawaya, Biryani Chicken dan Gozy chicken. Kalau domba ada Lamb Mandi, Gozy Lamb, Lamb Madgout, Lamb Madhbi, Biryani Lamb dan Lamb Kabsah. Sedangkan kambing menunya Full Goat Cabrito with Rice dan Full Goat Mandi Mutah With Rice. Menu berkuah juga ada seperti Mushroom Cream, Chicken Cream, Lentil, Healthy Seafood, Marak, Fahsah, Saltah dan Idam Lamb." Jelas Rashid secara rinci.
"Ada juga menu makanan ringan seperti yang ada disini seperti kentang goreng, omelet, spageti, makaroni, roti, spring roll, pastel, dan salad. Jadi mau makan apa?" tanya Rashid lagi.
"Aku taunya hanya Kebab saja. Hehehe" Jawab Ayu dengan senyum malu.
"Aduh, Kebab itu dari Turki sayang" komentar Rashid dengan sabar.
"Ini kan pertama kalinya ke restoran Timur Tengah, jadi wajar donk gak tahu menunya. Kalau ngebedain mana ayam, kambing dan domba, aku juga sudah tahu karena dari latinnya aja ada tulisan Chicken, Lamb dan Goat. Memangnya aku gak bisa bahasa Inggris" jawab Ayu dengan sewot.
"Lah terus apa masalahnya?" jawab Rashid dengan gemas.
"Itu lho bumbunya yang ngebedain antara apa itu Mandi, Madhbi, Gozy dan Biryani itu apa?" Tanya Ayu dengan nada kesal.
"Ya ampun.. Mana aku tahu bumbunya apa, susah dijelasinnya" jawab Rashid yang akhirnya putus asa menyerah tak dapat menjawab pertanyaan Ayu.
Mat yang melihat keputus asaan di raut wajah tuannya menjawab "Nyonya, aku juga yang sesama orang asing, pernah mengalami hal yang sama.Oleh sebab itu, bolehkan hamba memanggil kokinya kemari untuk menjelaskannya secara detail?" Tanya Mat yang menawarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan Ayu.
"Kau pintar Mat. Segera panggilkan kokinya kemari!" perintah Rashid.
Maka dipanggilah kepala koki restaurant itu. Awalnya sang koki tak mau keluar dari dapurnya karena harus mengawasi pesanan tamu yang jumlahnya banyak, tapi setelah diberi uang oleh Mat, maka bersedia juga keluar dapur menghadap meja Rashid.
Setelah kokinya datang, Ayu bertanya mengenai bumbu di tiap menu yang disajikan sehingga menghasilkan rasa apa dari masakan itu.
15 menit kemudian barulah Ayu memutuskan untuk makan Biryani Rice Lamb, Marak, dan Arabic Salad dan Yogurt Salad. Sedangkan Rashid memesan Mix Lamb Mandi & Maghbi, dengan sayurnya Idam Ba'mia dan penutupnya Roti Maryam with Honey.
Mereka akhirnya mulai makan malam jam setengah sebelas malam.