Setelah selesai sarapan, Rashid tak mensia - siakan kesempatan keberadaan kolam renang yang berada di depan mata, maka ia meluangkan waktu untuk berenang sebentar meregangkan otot - ototnya yang sudah kaku.
Merekapun sudah mengerti akan jalan pikirannya, maka diletakannya 2 paper bag yang berisi baju olahraga dan baju ganti di atas meja oleh Mat. Baju olahraganya terdiri dari celana renang, terdapat juga kaos dan celana olahraga.
"Apakah disini juga terdapat tempat fitness?" tanyanya.
"Benar tuan Rashid, bahkan pijat reflexy juga disediakan sebagai fasilitas hotel" jawab Mat.
"Bagus kalau begitu aku akan meregangkan otot terlebih dahulu" katanya dengan wajah gembira.
Sebelum terjun ke kolam air, ia melakukan pemanasan dulu supaya tidak terjadi keram otot ketika berenang.
Sejam lamanya Rashid habiskan dengan berenang dan fitness angkat beban beserta latihan tinju. Walaupun ia dikelilingi para pengawal, tapi ia tetap menjaga kebugarannya dan latihan bela diri karena sebagai pangeran ia sudah beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan terhadapnya. Apabila keadaan mendesak tanpa ada pengawal, maka ia bisa melawan balik dan tak mau menjadi sasaran empuk yang lemah.
Ketika ia berenang, ia hanya memakai celana renang saja. Sedangkan waktu latihan fitness, awalnya lengkap memakai baju tapi karena lama - lama keringat bercucuran dan tak nyaman memakai baju dan pria disekitarnyapun yang sama - sama sedang fitness pada bertelanjang dada sehingga ia pun membuka baju atasnya sehingga menampilkan bentuk lengannya yang berotot dan dada bidangnya yang berotot sixpack bagaikan roti sobek yang sempurna dengan butiran keringat yang bercucuran yang menambah keseksiannya sehingga kaum hawa semua terpesona memandangi tubuhnya yang indah itu. Apabila tak ada pengawal yang mengelilinginya, mereka akan berlomba berebut mendekatinya dan mencuri perhatiannya.
Tapi sayangnya ia dilindungi, namun masih ada saja wanita yang nekad mendekatinya untuk berkenalan. Sebelum berkenalan, wanita itu dicegat oleh Ahmad dengan tubuhnya yang tinggi besar sehingga membuatnya ketakutan yang akhirnya tak ada satu wanitapun yang berhasil berkenalan dengan Rashid. Rashid pura - pura tak tahu dan tak mempedulikannya karena ia tak tertarik dan tak ada waktu untuk melayani wanita saat ini.
Selesai olahraga, Rashid mencoba pijat reflexy yang menjadi fasilitas hotel disitu. Ia kaget ternyata pemijatnya adalah wanita karena dikiranya sama dengan di negerinya yang sama - sama mayoritas muslim sehingga pemijatnya pria bagi pelanggan pria, sedangkat pemijat wanita bagi pelanggan wanita. Akhirnya ia tetap mencoba pijatannya karena tubuhnya memang letih dan juga penasaran dengan teknik pijat ala Indonesia karna teknik pijat suatu daerah/bangsa berbeda dengan daerah lainnya.
Para pegawai wanita bagian pijat berebut ingin yang menjadi pemijatnya. Pemijat yang terpilih bagaikan berada di surga, tangannya bebas bergerilya mengeksplore tubuh Rashid melalui pijatannya.
Tubuh pemijat itu semakin lama semakin memanas akibat terangsang oleh kemolekan tubuh berototnya Rashid yang sangat maskulin, ditambah lagi wangi tubuhnya yang belum mandi setelah olahraga sehingga aromanya kelakiannya semakin kental walaupun keringatnya sudah kering dilap dengan handuk kecil. Apalagi ditambah dengan kulitnya yang mengkilap akibat diolesi minyak pijat, sehingga pikiran sang pemijat berkelana membayangkan pria sexy yang habis melakukan sex dahsyat dengannya.
Otomatis celana dalam yang dipakai sang pemijat menjadi basah dan napasnya memburu sehingga pijatannya berubah menjadi sensual dan mencoba merangsang balik dengan menggesekan tubuhnya ke tubuh Rashid walaupun di kamar pijat itu bukan hanya mereka berdua. Si pemijat sudah kehilangan rasa malunya akibat berahinya yang sangat terangsang sehingga jalan pikirannya hanya satu yaitu melakukan sex saat itu juga dengan pria gagah ini yang dapat memuaskan nafsunya yang kian lama kian memuncak.
Rashid yang awalnya tak tahu jalan pikiran sang pemijat karena dikiranya sang pemijat akan profesional melakukan tugasnya sebagaimana mestinya dan ia merasa tak sendiri karena keberadaan Mat disana. Ia awalnya menikmati pijatan sang pemijat yang lihai berhasil mengendurkan otot - ototnya yang letih dan kaku sehingga sesaat ia jatuh tertidur. Namun lama kelamaan gerakan si pemijat berubah merangsangnya.
Mat yang melihat hal itu dan sang pangeran diam saja, dikiranya beliau menginginkan hal yang sama seperti apa yang diinginkan sang pemijat itu sehingga ia membiarkan juga si pemijat berbuat sesukanya dan memalingkan wajah ke arah lain pura - pura tak melihat dan tak mendengar desahan si pemijat.
Hingga akhirnya Rashid tersadar ketika si pemijat sudah bertelanjang dada dan duduk di atas kakinya dengan payudara si pemijat di gesekan di punggung Rashid yang dalam keadaan tidur tengkurap.
Kagetlah ia lalu bangkit dari posisinya yang tidur tengkurap tadi menjadi duduk sehingga membuat si pemijat jatuh terjungkil ke belakang ke lantai di bawah kasur pijat (ukuran kasur pijat itu kecil hanya muat 1 orang saja) karena si pemijat tak memprediksikan gerakan Rashid yang tiba - tiba duduk itu.
"Mat, usir wanita ini keluar!" perintahnya.
Dengan keringat dingin bercucuran, Mat memohon ampun "Maafkan hamba tuan, hamba telah melalaikan tugasnya. Baik akan hamba urus". Ditariknya si pemijat dengan paksa tanpa memberikannya waktu untuk menutupi kembali dadanya yang terekspose itu.
"Hey kasar sekali. Dasar bar bar" teriak si pemijat yang kesal usahanya gagal dalam memuaskan nafsu berahinya. Lalu keluarlah pemijat itu.
"Nona, aku sudah berbaik hati hanya mengusirmu saja" jawab Mat dengan sabar.
Setelah hanya mereka berdua di ruang pijat, "Sekali lagi maafkan hamba pangeran, hamba kira pangeran membutuhkan wanita yang bisa memuaskan pangeran" ucap Mat sebagai permintaan maafnya lagi dengan menundukan tubuhnya 45 derajat dan diam dalam keadaan menunduk.
Hingga akhirnya Rashid berkata "Baiklah permintaan maafmu ku terima. Sesaat aku tertidur sehingga kau mengira bahwa aku menginginkannya" katanya sambil memakai baju kembali.
"Siapkan segalanya karena setengah jam lagi kita berangkat ke Puncak. Aku ke kamar dulu" kata Rashid tanpa memperpanjang masalah.
"Baik pangeran" jawab Mat yang mengikutinya sampai ke depan pintu kamar.
Sebelum berangkat menuju Puncak, mereka makan siang terlebih dahulu karena sudah waktunya makan. Walaupun dirinya tak begitu lapar akibat sarapan kesiangan, ia hanya makan siang dengan potongan buah dan jus saja karena timnya pasti kelaparan. Ia tak mau bersikap egois tanpa memperhatikan orang disekelilingnya, termasuk kesehatan mereka.
Sejam kemudian mereka berangkat ke Puncak dimana tujuan mereka datang ke negeri ini. Selama perjalanan 3 jam akibat macet di perjalanan, Rashid habiskan untuk bekerja melalui video call, mengecek laporan dan tanda tangan elektronik via dokumen digital sehingga perusahaannya dapat tetap berjalan walau tanpa kehadirannya.
Berhubung kedatangannya tanpa sepengetahuan pihak berwenang disini, maka ia harus berbaur dengan masyarakat lain, macet dijalanpun harus dilaluinya walaupun ia bisa saja meminta pengawalan kepolisian setempat.
Setibanya mereka di Puncak pada sore hari, mereka langsung menuju ke villa yang sudah di booking yaitu di Villa Gunung Arjuna. Lokasinya di Puncak Resort Bogor dengan pemandangan sekitar gunung dan persawahan.
Villanya dekat dengan pertokoan seperti pasar, butik, rumah makan, dan minimarket. Tempat wisatapun dekat seperti taman bunga nusantara, kebon raya Cibodas, arena fantasi, danau little venice, dsb. Selain itu dekat juga dengan fasilitas olahraga seperti lapangan futsal, basket, tenis dan jogging track.
Villa pribadinya berupa sebuah rumah megah berlantai 2, dengan 4 kamar tidur dan 3 kamar mandi, ruang tamu, ruang tv sekaligus ruang karaoke beserta beberapa alat musik sebagai pengiring nyanyian, dengan fasilitas parkir mobil yang luas, kolam renang, jacuzy, gazebo di kebun kecil, perabotan rumah yang lengkap dan peralatan makanpun lengkap.
Semua timnya berada dalam 1 villa, terpisah dengan orang luar sehingga mereka bebas melakukan apapun tanpa dimata - matai oleh tamu lain. Namun pemilik villa mempekerjakan 2 orang penduduk lokal untuk mengurus villanya dan memasak bagi penghuni villa.
Rashid menempati kamar tidur utama di lantai 2 yang ditata bagaikan kamar hotel mewah dengan kamar mandi di dalam kamar beserta ruang tv dan ruang ganti plus beranda kamar menghadap pegunungan yang asri dan indah.
Sungguh pemandangan yang berbeda dari negerinya dan negara tetangganya yang berupa gurun pasir gersang yang tanahnya sulit ditanami tanaman. Tapi jika Qatar dibandingkan dengan negara tetangganya,Qatar lebih baik karena daerahnya berada di semenanjung kecil di Jazirah Arab di Asia Barat yang berbatasan dengan Teluk Persia, sehingga masih sejuk terlihat air dengan pemandangan pantai walaupun airnya air asin dari laut.
Satu satunya perbatasan darat Qatar yaitu Arab Saudi. Bagi mereka orang - orang Timur Tengah, lahan subur dipenuhi tanaman lebih berharga daripada emas. Bersyukurlah negeri ini dikaruniai tanah yang subur. Maka tidak heran orang - orang Timur Tengah lebih memilih berlibur disini yang bagaikan negeri di surga.