Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 30 - Tes Wawancara

Chapter 30 - Tes Wawancara

Ketika Ayu dan penghuni wanita markas itu semua dikumpulkan di lapangan pada siang hari, mereka semua dalam posisi berdiri berbaris 3 barisan bagaikan sedang upacara bendera saja. Mereka semua menghadap sang bos gendut yang berdiri menghadap mereka bagaikan pemimpin upacara dengan pengawal berdiri di tiap sudut mengawasi kami para tahanan dan seorang kaki tangan bos berdiri dibelakang bos gendut menghadap para tahanan.

Kaki tangan si bos yang berdiri di belakangnya tiba - tiba mengumumkan pengumuman "Perhatian semuanya, harap perhatikan dan dengarkan dengan baik - baik!! Kalian semua dikumpulkan di sini karena bos besar sedang mencari wanita dengan kriteria sebagai berikut:

1. Usia di bawah usia 25 tahun,

2. Dapat berbicara bahasa Inggris atau bahasa Arab,

3. Berpendidikan tamatan kuliah atau pernah kuliah jurusan apapun, dan

4. Dapat berperilaku sopan santun.

Apabila ada salah satu dari kalian berkriteria itu, maka akan dibayar dua juta rupiah perhari full selama 3 bulan" katanya bagaikan pengumuman lowongan kerja saja.

Awalnya Ayu tak berminat dengan masa waktu melayani tamu selama 3 bulan lamanya, tapi uang bayarannya sangat menggiurkan. Apabila dijumlahkan maka total yang bisa dihasilkan bisa mencapai ratusan juta. Wow angka yang fantastis.

Andaikan saja mereka diberi kesempatan untuk menabung uang yang dihasilkan dari melayani pelanggan di bank, maka akan disimpankan semua uangnya disitu. Lalu mencoba kabur ketika sedang bertransaksi dengan pelanggan di luar sana.

Namun sayangnya hal itu dilarang oleh si bos gendut, mungkin dia sudah memprediksi ke arah situ supaya tahanannya tak bisa kabur. Kalau uangnya disimpan di markas maka tak mungkin tahanan kabur saat transaksi meninggalkan uangnya di markas.

Gendut - gendut gitu ternyata otaknya encer juga, bisa menutup semua celah kemungkinan tahanan kabur. Tapi walau begitu, Ayu dan teman sekamarnya lebih pintar donk dapat memanfaatkan cara mabuk dan obat tidur ke pelanggan.

Awalnya cara ini berkat cerita teman sekamarnya pada saat hari pertama ia tiba di sini. Temannya itu sudah setahun lamanya berada di sini. Tapi nasibnya tak sama seperti dirinya yang diculik tapi kabur dari rumah karena ayahnya sering memukulinya, karena tak ada tempat tujuan makanya ia memilih jalan menjual tubuh. Temannya merasa kasihan terhadapku, makanya memberitahu trik membuat mabuk pelanggan ketika dia lagi malas melayani pelangganya yang ternyata berhasil menipu sang pelanggan dan si bos gendut.

Sedangkan algojo tentu saja tak tahu keadaan di dalam kamar hotel tersebut, mereka hanya mengawasi dari arah lobi hotel atau pintu keluar hotel. Sedangkan mengenai obat tidur, itu dari pengetahuan Ayu dari Xinxin yang pernah menyebutkan nama obat ini. Akhirnya temannya itu berhasil juga masuk kuliah jurusan kedokteran di universitas ternama. Dan kini obat tidur itu Ayu bagi ke teman sekamarnya supaya ia tak perlu melayani terus pelanggan pria hidung belang.

Sedangkan obat ini didapatnya dari titipan pesanan ke tahanan yang diutus berbelanja ke pasar (hal yang diperbolehkan) untuk membeli obat tidur yang keras seperti bius walaupun acara belanja itu diawasi dan ditemani oleh algojo.

Tentu saja obat itu tidak bertuliskan obat tidur maupun obat bius tapi dengan bahasa kedokteran yang tak dipahami oleh orang awam yang Ayu katakan bahwa itu adalah obat sakit kepala yang biasa cocok diminumnya.

Obatnya berbentuk kapsul, pelanggan yang tak mabuk akan Ayu berikan obat itu ke dalam minumannya. Pada saat pelanggan lengah, maka kapsul obat yang sudah disiapkan segera dibuka sehingga serbuknya dimasukan ke dalam minuman kerasnya lalu minuman itu diserahkan ke target untuk diminum sehingga apabila pelanggan pingsan maka minuman keras itu bisa jadi alibi bahwa pelanggan mabuk berat. Sehingga sampai sekarang keperawanannya masih tetap bisa dijaga, entah sampai kapan cara mabuk ini bisa dilakukan.

Saat melamun memikirkan nasibnya, tiba - tiba terbersit ide melarikan diri disaat bersama si pelanggan 3 bulan ini. Selama itu, pasti terbebas dari pengawasan si bos gendut dan para algojonya dan pasti banyak kesempatan yang bisa digunakannya untuk kabur. Walaupun itu berarti ia akan meninggalkan uangnya yang telah dikumpulkan di markas sehingga kabur tanpa uang. Sedih sih tapi hanya inilah jalan satu - satunya.

Maka diputuskanlah untuk mengikutinya.

"Ayu mendaftar" katanya sambil mengacungkan sebelah tangannya ke atas.

"Ok maju ke depan dan berdiri bersama yang lain" tunjuk kaki tangan si bos gendut ke arah barisan baru di belakang sang bos.

Ternyata sudah 7 orang yang sebelumnya daftar dan ia menjadi anggota terakhir.

"Baiklah barisan yang tak mengajukan diri, dibubarkan dan masuk ke kamar masing - masing" perintah sang kaki tangan.

Barisan dibubarkan sehingga menyisakan 10 orang di tengah lapangan, 8 tawanan wanita, si bos gendut dan kaki tangannya.

"Serahkan identitas masing - masing" perintah si bos gendut. Para tahanan di sini yang korban penculikan, tak semuanya diculik dari orang yang sama dan tempat yang sama. Selain itu beragam peristiwa penculikannya, ada yang kebetulan membawa identitas pribadi tapi ada juga yang tidak bawa bahkan ada yang hilang dijalan. Bahkan ada tahanan wanita yang di bawah umur. Sehingga tak semua memiliki identitas seperti KTP, dsb.

Betapa beruntungnya Ayu, identitasnya masih dipegangnya sehingga apabila dikemudian hari dapat menemui polisi, kasusnya dapat diproses dengan mudah. Tapi entah kapan peluang itu tiba. Tapi ia tak mau berandai andai tanpa melakukan apapun, ia harus berusaha membuat peluang itu tiba.

Setelah mendata, si bos mengelilingi 8 wanita calon kandidat. Dinilainya tampang wajah dan tubuh serta dites dengan berbagai pertanyaan menggunakan bahasa Inggris sehingga terpilihlah 3 wanita termasuk Ayu.

- * * * -

Selanjutnya Ayu bersukur dengan keputusannya ini, karena akhirnya ia didandani lagi mengenakan hijab dan baju muslimnya yang menutup seluruh tubuhnya walaupun modelnya aneh sangat sar'i dan berwarna hitam bagaikan sedang berkabung.

Malam harinya ia dikirim ke sebuah villa menemui temannya si bos gendut. Ia habiskan malam itu menginap di villa itu bersama 2 wanita tahanan pilihan lainnya didalam 1 kamar. Untunglah ia tak disuruh melayani pria hidung belang.

- * * * -

Ke esokan paginya jam 10, mereka bertiga beserta wanita lain dengan total 12 wanita yang telah didandani cantik mengenakan gaun putih berlengan panjang dengan model sederhana, mereka dikirim ke sebuah villa pribadi lainnya. Ternyata di sana, pelanggan mereka 3 orang seperti berasal dari Arab karena dilihat dari wajah dan cara berpakaian mereka, walaupun ada salah satu orang asia tapi aneh memakai baju Arab sedangkan orang Arab yang satu memakai jas seperti menandakan bahwa ia adalah bosnya.

Para wanita dipersilahkan duduk di kursi lipat yang sudah disediakan menghadap pelanggan itu. Teman si bos gendut berbisik sebentar ke pelanggan lalu dengan suara keras berkata "Inilah pilihan terakhir dari kami. Silahkan dicek dengan seksama" berbicara sambil menundukan sedikit badannya dan sebelah tangan diangkat sejajar siku menghadap luar badan dengan telapak tangan terbuka, seperti isyarat bahasa tubuh yang artinya silahkan.

Lalu orang Arab itu masuk ke kamar dan tiap wanita dipanggil satu - satu masuk ke ruangan lain. Lamanya tiap orang yang dipanggil kira - kira 5 menit. Ayu urutan ke 10 dari 12 wanita sehingga hampir sejam lamanya ia menunggu hingga tiba saatnya ia dipanggil masuk ke ruangan itu.

"Silahkan perkenalkan identitasmu nona" ucap Fahd yang memakai setelan jas itu dalam bahasa Inggris.

Maka Ayu balas juga menggunakan bahasa Inggris. Pertanyaan selanjutnya mengenai pendapatnya seputar berita yang terjadi saat ini ataupun sejarah mengenai dunia internasional dan juga tes mengenai agama. Sukurnya semua dapat Ayu jawab dengan penuh percaya diri termasuk soal agama yang dipelajarinya saat bersekolah di Menes.

Fahd yang mendengar jawaban Ayu, merasa senang bukan main karena akhirnya ia berhasil menemukan wanita yang Rashid inginkan. Ia merasa tak perlu lagi mewawancarai 2 wanita lain yang belum diwawancara, tapi sayangnya ia harus lakukan, siapa tahu ada yang lebih baik dari Ayu tapi firasatnya berkata inilah wanita yang dicarinya.

Lalu Ayu keluar ruangan itu dan duduk di tempatnya semula duduk. Ternyata ketika ia didalam ruangan itu, waktu wawancaranya lebih lama dari yang lain, kurang dari 15 menit. Mereka menduga bahwa ia akan dipilih dan benar juga akhirnya setelah semua wanita diwawancara, pengumumanpun dibacakan oleh pria berjas.

"Berdasarkan tes wawancara yang sudah dilakukan, maka kami memutuskan Eneng Ayu Duschenka yang terpilih. Nona Ayu, silahkan tanda tangani dokumen ini beserta nama lengkapnya" jawab pria berjas sambil mendekati Ayu membawa dokumen yang dimaksud.

Sebelum menandatangi dokumen itu, Ayu membaca dokumennya terlebih dahulu. Kagetlah Ayu, ternyata dokumen itu adalah formulir pernikahan dari KUA setempat. Pulpen yang dipegangnya terjatuh ke lantai, diam mematung ditempat sedangkan wajahnya menampilkan mata yang terbelalak lebar dan raut wajah yang syok.