Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 23 - Percobaan Melarikan Diri

Chapter 23 - Percobaan Melarikan Diri

Kira - kira menurut perhitungan Ayu berdasarkan perhitungan terbitnya matahari, ia tinggal di sana sebulan lamanya. Selama ia di sana, jumlah wanita yang diculik bertambah 2 orang sehingga kini berjumlah 5 orang.

Hingga suatu saat mereka semua dikeluarkan dari rumah itu, namun mereka begitu licik.Saat pengeluarannya ketika mereka sedang tak sadarkan diri akibat makanan atau minuman yang mereka konsumsi mengandung obat tidur agar lebih memudahkan memindahkan tahanan dan tak ada perlawanan dari pihak tahanan mereka.

Ketika tersadar, Ayu dalam keadaan duduk dengan tangan terikat ke belakang dan mulut ditutup rapat dengan lakban hitam berukuran besar sehingga tak dapat berbicara, apalagi berteriakpun susah, hanya gumaman tak jelas dari suara tenggorokan yang terdengar. Di belakang jok itu, ia bersama dengan 3 wanita lainnya, Ayu berada di posisi tengah jok belakang, di jok tengah terdapat seorang pria penculik yang sedang duduk dan tertidur pulas. Sedangkan di jok depan, si supir menyetir sendiri.

Mereka tahanan wanita berlima entah di tempatkan di dua kendaraan atau hanya mereka bertiga saja di mobil ini yang dibawa para penculik, entah kemana. Keadaan di luar pada malam hari, kemungkinan mereka sengaja di bawa tengah malam sehingga jarang mobil terlihat berlalu lalang, apalagi di jalan tol yang kanan kirinya tak melewati perumahanan penduduk dan tak ada lampu merah sehingga aman membawa mereka tanpa menimbulkan kecurigaan dari pengemudi kendaraan lain.

Ayu menyikut teman sepernasiban korban penculikan yang berada di sebelah kanan kirinya secara pelan - pelan supaya sang penculik tak menyadari bahwa ia sudah sadar. Akhirnya setelah beberapa kali menyikut pinggangnya, orang di sebelah kanan Ayu tersadar. Ia kaget dan akan berteriak tapi Ayu segera mendekati wajahnya ke depan wajah korban lainnya sambil menggeleng - geleng memberi isyarat untuk tidak berteriak karena tangan Ayu terikat tak dapat menutup mulut wanita itu. Akhirnya ia mengerti dan diam. Setelah diam, Ayu menganggukan kepalanya sebagai tanda bagus setuju.

Wanita di sebelah kiri Ayu masih tetap tak sadarkan diri walaupun sudah beberapa kali disikutnya, akhirnya menyerah dan membiarkannya saja. Daripada berdiam diri, Ayu mencoba melakukan sesuatu dengan memutarkan tangannya yang terikat ke belakang menjadi ke depan. Sangat sakit prosesnya memutar tangan itu, tapi berkat kegigihannya akhirnya tangannya bisa diputar ke depan walaupun kedua tangan dalam keadaan menyatu terikat.

Untunglah di dalam mobil itu gelap sehingga tak terlihat dari kaca spion supir maka kesempatan itu Ayu gunakan untuk memajukan badannya ke depan lalu tangannya yang terikat diam - diam merogoh saku baju si bagian dada penculik yang sedang tidur di jok tengah itu untuk mencari benda apapun yang berada di sakunya.

Akhirnya Ayu menemukan gantungan kunci beserta beberapa kunci, entah kunci apa yang ditemukannya. Mungkin kunci kamar mereka waktu di sekap itu. Apabila benar, andaikan saja kuncinya ia pegang saat disekap, betapa bahagianya ia kemungkinan dapat kabur dari sana.

Namun tetaplah tak terlambat, kunci ini bergerigi, mungkin dapat digunakannya sebagai pengganti gergaji untuk melepas tali yang mengikat mereka. Maka dicobanya kunci itu digoreskan ke tali yang mengikat tangannya. Walaupun susah dan memakan waktu, namun akhirnya membuahkan hasil.

Akhirnya tali itu terlepas, dan Ayu segera membantu temannya yamg dalam keadaan sadar juga untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya. Tak berapa lama tali itu juga terlepas karena sekarang Ayu dengan leluasa menggosok tali dan gerigi kuncinya dengan tangan bebas sehingga waktu yang diperlukan sedikit lebih cepat. Ia juga melepas tali yang mengikat tangan wanita yang masih pingsan berada di sebelah kirinya.

Setelah semua tali terlepas, tiba - tiba wanita itu tersadar dan mengamuk sehingga membangunkan penculik yang tadi sedang tidur di jok tengah. Dengan segera Ayu memutar leher kepala penculik itu, entah ia mati atau masih hidup, Ayu sudah tak peduli karena ini untuk membela diri, nyawa taruhannya karena ia tak tahu akan diapakan oleh mereka.

Sang supir yang mengetahui perlawanan kami segera memberhentikan mobilnya di pinggir jalan tol. Ayu pun bertindak dengan meloncat ke jok tengah dan menyergap leher sang supir. Tapi sang supir keburu mengambil tongkat baseball yang berada di sampingnya dan memukul samping kepala Ayu dengan keras sehingga kepala Ayu bocor mengeluarkan darah yang menetesi rambutnya lalu ia jatuh pingsan.

- * * * -

Entah berapa lama ia pingsan, ketika tersadar ia diguyur dengan air seember. Kagetlah Ayu dibangunkan seperti itu, apalagi di depannya ada bibi dan sepupunya Liza yang duduk manis tersenyum puas.

"Wah.. Lihat disini rupanya sepupuku tercinta berada. Kau semakin cantik saja membuat iri siapapun yang melihatnya. Demi tiap wanita yang tersakiti akibat pacarnya mengkhianatinya gara - gara kau menggoda semua pria, apakah sebaiknya wajahmu kubuat bercodet saja atau disiram dengan air keras?" tanya sepupunya Liza dengan wajah puasnya membayangkan akan melakukan hal keji itu.

Dengan nada lemah lembut, bibinya seakan menasehati anaknya "Jangan anakku sayang, jangan kotori tanganmu dengan perbuatan seperti itu. Biar bagaimanapun dia adalah sepupumu, keponakanku dari mendiang suamiku" perkataannya dijeda, lalu bibi berdiri dan mendekati Ayu

"Sebenarnya bibi sayang sama kamu Ayu, tapi kenapa kamu tega merayu suamiku yang sekarang? Dasar kau wanita murahan, kegatelan. Maka kau harus didisiplinkan dan dihukum!" Semakin lama nada bicara bibi semakin naik dan dengan raut wajah penuh amarah kebencian.

"Kalau begitu, hukuman apa yang sepantasnya ibu berikan untuk mendisiplinkannya?" tanya Liza dengan senyum sinisnya.

"Karena kau haus akan belaian pria, maka kau dijual sebagai budak sex. Jadi seharusnya kau berterimakasih pada bibimu ini yang mengabulkan keinginanmu sehingga tiap malam kau akan melayani para pria hidung belang. Hahahaha.. " dengan penuh kepuasan, bibinya tertawa. Lalu Liza ikut tertawa juga.

Mereka akhirnya keluar ruangan juga dengan mengunci Ayu didalam kamar seorang diri. Tertawa mereka terdengar bagaikan dua orang nenek lampir yang membuat sakit telinga . Ayu hanya dapat mendengarkan saja tanpa bisa adu mulut apalagi melawan secara fisik karena lagi - lagi tangannya terikat ke belakang dengan tali dan mulutnya diperban dengan lakban hitam sehingga hanya pasrah menerima ejekan mereka.

Lalu beberapa lama kemudian, datang pria asing gendut pendek dengan perut buncit, berkata "Wah wah wah.. ternyata ini nona muda yang mencoba melawan rekan bisnisku. Boleh juga perlawanannya tapi sayangnya kau harus menuruti semua kata - kataku, kalau tidak maka.." pria gemuk itu lalu menjentikan jarinya hingga berbunyi.

Lalu masuklah dua pria lainnya yang membopong dua wanita lainnya yang satu mobil dengannya dalam keadaan sadar namun sama - sama terikat.

"wanita muda ini akan dibunuh jika kau mencoba macam - macam lagi. Maka kau harus menuruti semua perintahku!" ancamnya kepada Ayu dengan wajah sangar menakutkan.

Dua wanita itu hanya bisa menangis, memohon dalam diam supaya Ayu menuruti perkataan pria gemuk itu. Ayu hanya bisa menatap dua wanita tawanan itu yang sedang menangis. Lalu pria gendut bertanya lagi "Kau mengerti?" tanyanya, tapi Ayu hanya diam saja tak menjawab atau memberi kode apa - apa.

"Baiklah kalau kau belum mengerti. Lakukan sesuai rencana" Aba - abanya kepada dua pria lainnya. Maka salah satu pria itu mengeluarkan pisau lipat dan dengan santainya menebas lengan salah satu wanita yang jadi sandera sehingga baju dan kulit beserta dagingnya tersayat.

Darah bercucuran dan tangisan wanita itu semakin menjadi. Wanita itu menatap Ayu dengan raut wajah menyedihkan dan memohon dalam gumaman tak jelas supaya Ayu menuruti keinginan mereka sehingga mereka menghentikan aksinya dalam menyakiti para wanita tahanan.

Saat melihat itu, Ayu langsung memberi kode mengiyakan dengan mengangguk berkali - kali sehingga sang bos gendut memberi aba - aba kepada pria lainnya dengan menaikan sebelah tangannya sebagai tanda menyetop. Lalu pria lainnya itu keluar dari kamar itu beserta tahanan wanitanya.

"Begitu donk anak manis, kalau saja dari awal jinak begini, tak mungkin juga aku akan melukai sandera lainnya, merekapun aset berhargaku. Gara - gara kau sekarang asetnya harus diperbaiki dulu sebelum dikirim ke pelanggan" kata bos gendut itu seraya menyamakan manusia layaknya barang dagangan.

"Baiklah sekarang kau bersiap - siaplah, aku akan memberikan kejutan khusus untukmu yang diidamkan oleh setiap wanita. Kau pasti penasaran kan ingin tahu kejutan apa? R A H A S I A" penekanan kata - katanya dengan wajah puas yang dikiranya telah menaklukan Ayu, lalu ia keluar kamar.

Padahal Ayu dengan terpaksa menurut dan tak ingin tahu kejutan apa yang akan dihadapinya nanti. Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka lagi, datang dua orang wanita dan seorang pria yang berpenampilan nyentrik. Ternyata mereka bertiga dari salon kecantikan dan butik kenamaan yang memberikan perawatan tubuh seharian dari ujung rambut hingga ke ujung jari kaki beserta gaya rambut baru dan pakaian pesta mini plus sepatu hak tingginya. Sehingga penampilan Ayu berubah drastis layaknya wanita modern yang sering mengunjungi klab - klab malam.

Sewaktu hampir siap, sang pria nyentrik dengan gayanya melambay keluar kamar lalu masuk lagi bersama sang bos gendut.

"Wow cantik sekali, kau bagaikan berlian yang paling bersinar diantara berlian lainnya. Pantas bibimu menjualmu dengan harga tinggi, dengan jaminan kualitas bagus. Tak salah aku mempercayainya, sepadan dengan biaya yang harus dikeluarkan" decak bos gendut dengan penuh kekagumannya yang menjijikan.