Chereads / Dendam Dan Cinta / Chapter 8 - Menambah Anggota Keluarga Dalam Kartu Keluarga

Chapter 8 - Menambah Anggota Keluarga Dalam Kartu Keluarga

Gibson menceritakan semua yang terjadi dengan dirinya. Seseorang ingin mencelakainya beberapa kali, penyebab pernikahan antara dirinya dan Nesia. Hingga operasi plastik yang dilakukannya, wajahnya cukup mendapatkan kerusakan dan dilakukan perbaikan. Tetapi kecelakaan itu masih meninggalkan sisa, kakinya. Perlu waktu lama untuk pulih.

"Tolong jaga Nesia, bu. Gadis itu sangat rapuh!" Ibu Ros mengerti. Nesia masuk dalam jaring laba-laba keluarga Kim yang iri dan dengki terhadapnya. Bila mereka tahu kalau Gibson telah menikahinya. Sementara Gibson tidak punya kekuatan yang cukup untuk melindunginya.

"Kalaupun aku tak begitu kuat untuk menjaganya, masih ada opa dan oma yang kuat dan berkuasa. Lagipula, dia datang kesini karena dr Marie yang merekrutnya! Dia terlindungi secara hukum ketenaga kerjaan. Aku sendiri yang melihat kontrak kerjanya. Sekalipun dia disingkirkan dari rumah ini, masih ada ruang kerja yang lain menyambutnya!" Penjelasan Ibu Ros membuat Gibson lega.

"Tapi pernikahanmu punya kelemahan, data-datamu palsu".

Gibson tersenyum.

"Nesia tidak mengetahui siapa aku sebenarnya. Tetapi pengacaraku mendaftarkan pernikahan kami dengan data sebenarnya, secara hukum negara, pernikahan itu sah. Hanya hati dan niat pernikahan itu perlu di luruskan". Sekarang ibu Ros yang lega. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pernikahan ini bakal membuat mengejutkan semua orang.

*****

Satu persatu keluarga Kim mulai berdatangan.

Jason datang bersama dengan Orang tuanya, Jonas Kim dan Brenda, mereka datang dengan satu mobil.

Menyusul kemudian Marlie dan Imelda orangtuanya Nelly Kim.

Dr. Marie, ibundanya Gibson sejak tadi sore, menyiapkan ruang makan bersama mertuanya Oma Kira. Mertua dan menantu itu terbiasa mengatur makan malam keluarga sendiri. Meskipun sebenarnya pekerjaan itu bisa dilakukan oleh para asisten rumah tangga.

Nelly Kim keluar kamar menyambut orangtuanya dan tamu keluarga lainnya. Ibu Ros menerima tamu keluarga di pintu masuk.

Papi Gibson, menuruni anak tangga, kamarnya berada di lantai dua.

Mereka semua saling memberi pelukan yang hangat satu sama lain.

Tapi malam ini ada tamu lain di luar anggota keluarga. Mr Yuan,

Pengacara Opa Kim One, ia datang bersama asistennya. Ada apa ini? Mengapa Mr Yuan ikut hadir?

Para anggota keluarga itu bertanya dengan dirinya sendiri.

Mereka mulai mencemaskan sesuatu.

Opa Kim One keluar kamarnya dengan kursi roda, dengan Suster Dian dan Nesia. Mengapa Opa masih di kursi roda? Di acara tahun baru itu, dia bisa berdiri! Apa kesembuhannya itu palsu? Apa sakitnya kambuh lagi? Hingga ia perlu.membawa pengacara datang, untuk hal berkaitan dengan warisan. Jangan-jangan Opa Kim One sudah sekarat? Tapi wajahnya nampak sehat dan ceria!

Opa Kim One mulai memainkan perasaan mereka semua. Dia pandai bermain watak. Mereka semua bisa tertipu.

Opa Kim One pandai bermain peran. Brenda menatap suaminya, mereka mengerti isi hati satu sama lain.

Malam itu, Nesia tidak mengenakan seragam perawat, atas perintah Opa Kim, Ibu Ros memberinya Dress yang membuatnya tampak manis dan lembut. Sehingga keluarga yang hadir terpesona melihatnya.

Sementara itu, di paviliun, Gibson melihat semua kejadian du rumah itu melalui layar monitor besar di ruang kerjanya.

Dia tersenyum simpul melihat Nesia yang manis. Istri daruratnya itu membuatnya semakin menyukainya.

Tetapi ia terlihat tegang dengan sorot mata Jason yang tak berkedip memandang Nesia.

Jason terpesona. Gibson cemburu. Rasanya Gibson ingin melompat dari kamarnya, lalu menarik Nesia ke pelukannya,dan memberi pengumuman. Nesia istriku!

Untuk beberapa hal yang penting dan rahasia, ia perlu bersabar untuk sementara waktu, dan mencari musuh dalam keluarganya. Gibson yakin, hanya orang dekat yang ingin menyingkirkannya. Tapi siapa? Tentu saja, dia mempunyai pengecualian, Opa dan Oma, Mami dan papinya tidak masuk daftar orang di curiganya.

*****

Makan malam itu harusnya bisa menjadi penghangat dan perekat keluarga Kim. Namun sungguh di sayangkan makan malam keluarga itu justru membuat suhu ruangan makan yang besar itu menjadi panas.

Pengumuman Opa Kim tentang status Nesia sebagai cucu angkatnya membuat sebagian anggota keluarga Kim kehilangan selera makan.

Semua orang duduk di kursi sesuai dengan namanya. Nelly sangat iri, ketika Nesia duduk di kursi yang biasa di gunakan, du sisi Opa? Walaupun dia duduk diantara ayah dan ibunya. Tetapi malam ini dia seperti bawah putih, Nesia menjadi bawang merah. Sungguh ironis.Opa menghukumnya dengan kejam. Padahal kesalahannya tidak begitu besar. Nelly kehilangan suara dan selera makan. Semua orang di keluarga itu menatapnya dengan kasihan. Posisinya diberikan orang lain. Kasih sayang opa telah di rampas. Ia membenci Nesia. Gadis sialan itu mengambil haknya. Dia terlihat lugu, tetapi dia sungguh munafik, seakan-akan tak mengerti apa-apa. Dasar ular kepala dua! Nelly Kim menyumpah dalam hati. Mulai hari ini, dua sudah menetapkan sebagai musuhnya!

Nelly Kim menggenggam erat tangannya. Hingga kukunya yang panjang dan memakai kutek merah menancap di telapak di telapak tangannya. Nelly tahu, Opa tak suka dengan jarinya itu. Tapi ia tak peduli. Toh dia bukan perawatnya Opa atau asisten rumah ini. Dia nona di rumah ini. Lihat saja, dia akan menyingkirkan Nesia secepatnya.

Santap malam itu berlangsung tenang. Tanpa suara. Sebagian orang merasa tegang di dalam hatinya masing-masing. Sedang sebagian yang lain nampak tenang.

Akan tetapi semua orang dapat membaca raut wajah Nelly Kim dengan jelas. Dia cemburu dan sakit hati.

Ibu Ros mencemaskan hal itu. Nesia dalam bahaya. Mulai hari ini dia akan menyediakan diri mengawal gadis itu.

****

Selanjutnya. Keributan terjadi di meja makan itu. Nelly Kim memukul piringnya dengan sendok, meninggalkan meja makan dengan terluka. Ibunya Imelda menyusulnya, gadis itu berlari ke kamarnya. Ini sungguh tidak adil baginya. Tapi Nelly Kim membanting pintu kamarnya, mengunci kamarnya. Membiarkan ibunya di depan pintu. Marlie menyusulnya. Mereka cemas.