Di usianya ke 70 Opa Kim One terlihat sehat untuk pria seusianya, ingatannya masih kuat, bahkan masih bisa memimpin Perusahaan.
Saat ini, para anggota keluarganya bersiap dan bersaing menggantikannya sebagai Presdir. Tapi sampai sejauh ini ia tetap tangguh meskipun sedang duduk di kursi roda. Mereka mengira orang tua itu tengah sakit. Tapi pada kenyataannya, orang tua itu bisa berdiri dengan baik.
Anggota keluarga Kim tersebut mengira, Opa ingin menyampaikan pemberitahuan tentang rencananya penggantian jabatan di perusahaan, tetapi ternyata...
"Malam ini aku ingin mengumumkan hal penting pada kalian semua, bahwa secara resmi aku telah menambahkan dan mendaftarkan anggota baru dalam kartu keluargaku dan menjadi salah satu ahli warisku pula. Mr Yuan telah membuatkan dokumen resmi tentang hal itu.
Mengenai hal ini, aku tidak punya penjelasan yang lebih lanjut tentang hal ini dan tak ingin menjelaskannya mengapa aku melakukannya. Dengan ini aku nyatakan secara resmi bahwa Indo-Nesia, perawatku ini adalah cucuku", ruangan itu bergemuruh.
Opa Kim meninggalkan ruangan makan malam itu tanpa mempedulikan pertanyaan dan protes dari para anggota keluarganya itu. Lagi pula dia tak memerlukan persetujuan mereka untuk bertindak dan bersikap. Suster Dian mendorong kursi rida itu menuju kamarnya diiringi Oma Kira.
Wajah Nesia pucat. Ia sepenuhnya tak sadar dan tak mengerti maksud perkataan opa Kim tadi. Dia bingung. Dia tak mengerti apa yang terjadi.
Nelly Kim menatap Nesia penuh kebencian. Gadis itu berdiri dengan marah, memukul piringnya dengan sendok, bersiap menyerang Nesia.
Ibu Ros bertindak cepat. Menarik Nesia yang masih bingung, membawanya ke wilayah aman, kamar Opa Kim.
"Jangan pergi dasar anak jalanan!" Nelly mengejarnya. Jason Kim menahannya. Berbeda dengan Nelly, pemuda itu justru tampak bahagia. Jonas Kim ayahnya tampak bingung dengan reaksinya. Jason Kim memberi tanda "OK! dengan jarinya. Seketika ayahnya diam.
Mami Marie memperhatikan kelakuan.mereka berdua. Dia mengerti, ayah dan anak itu, sama saja. Mereka punya rahasia.
.....
Malam itu juga, Nelly Kim ikut pulang dengan ibunya. Ayahnya telah pulang lebih dulu. Tidak ada gunanya dia di rumah ini.
Opa Kim One keterlaluan. Dia menggantikan posisinya dengan gelandangan itu. Awas kamu Nesia! Nelly Kim mengancam dalam hati. Dia akan kembali dengan rencana balas dendam. Nesia harus di balas dengan rasa sakit yang sama di hatinya.
Marlie membujuk putrinya. Setelah mereka tiba di rumah. "Dia hanya cucu angkat. Opa mungkin kasian dengan anak itu! Di hatinya kamu tetaplah bidadari di rumahnya, jangan menangis lagi, ya!" Dia juga akan membuat jalan terbentang untuk putrinya. Tak ada yang boleh menghalanginya.
*****
Selain ibu Ros, tidak ada tahu, kalau sentra kamera cctv di rumah itu berada di ruang kerja Gibson. Ia melompat dari kursinya mendengar pernyataan Opa. Apa maksud Opa dengan pernyataannya itu? Apa Opa mengenal Nesia sebelumnya?
Segera saja dia melakukan pencarian tentang ayahnya Nesia, Jody Sandi.
Ketemu. Jody Sandi, seorang akuntan publik, asisten pribadi Opa dan orang kepercayaan Opa.
Bukan hanya Gibson yang melakukan pencarian ayah Nesia, yang lainnya juga.
Jason mengetuk-ngetuk mejanya kerjanya tiga kali. Ayah Nesia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Opa.
Jonas mengerutkan alisnya, Jadi Jody punya anak perempuan? Anaknya selamat dari musibah kebakaran itu!
Marlie membuka laci mejanya. Mengeluarkan sebuah Foto dengan pigura warna hitam, foto dirinya bersama Jody waktu kuliah. Mereka teman akrab dulunya. Dia yang mengenalkan Jody ke pamannya, Kim One.Jadi Jody punya anak perempuan selain anak laki-laki! Marlie menyandarkan kepalanya ke kursi kerjanya, kedua matanya terpejam. Tangannya mendekap bingkai foto dirinya dengan Jody.
Alfi One Kim, ayah Gibson, termenung di ruang kerjanya di lantai 2 rumah itu, Jody memegang banyak rahasia perusahaan, dia juga mempunyai banyak bukti penyelewengan para manager di perusahaan. Mungkinkah ia di bunuh oleh itu? Nesia! Benarkah gadis itu putri Jody? Sejak kapan dia memiliki anak perempuan?
Alfi One Kim bertekad menyelidiki kematiannya kembali.
Ponselnya berdering. Dari ayahnya, Kim One. Dia segera menuju ruang kerja Opa Kim di bawah. Ayahnya itu tidak mungkin tahan menyimpan rasa hatinya, dia memerlukan teman curhat.
"Nesia, dia memang cucuku, keponakanmu!"
"Maksud papa?" Alfi bingung.
"Dia anak Esmeralda".
"Esmeralda punya anak?" Alfi One terkaget-kaget. "Bagaimana mungkin adiknya Esmeralda punya anak? Dia kan belum menikah?" Esmeralda Kim, adiknya menetap di Amerika.
"Itu dia masalahnya!"
"Kenapa ayah merahasiakannya?"
"Karena Esmeralda memintanya begitu.
"Esmeralda menikah dengan Jody tanpa sepengetahuanku dan istrinya, Mega Sandi. Mereka menikah di Singapura. Akhirnya Mega mengetahui perselingkuhan suaminya. Mereka hampir bercerai karenanya. Meral mengalah dan menceraikan Jody. seterusnya Nesia dipelihara istri Jody. Ku pikir putrinya itu ikut tewas terbakar. Aku baru mengetahui perselingkuhannya setelah Jody dan istrinya meninggal. Esmeralda mengakui semua perbuatannya!" Opa Kim One menjelaskan dengan wajah terluka.
"Nesia, hidup sengsara sebagai yatim piatu, Budi kakaknya membawanya pindah ke pulau Pramuka, membesarkan adiknya hingga sekarang", Opa Kim menangis. Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat ayahnya menangis.
Lemari kerja ayahnya terbuka. Gibson muncul dari pintu rahasia.
Dua orang itu terkejut. Apalagi Gibson datang dengan tongkat penyangga di tubuhnya. Dan wajahnya mengalami perubahan.
"Ayah, Opa...selamat malam!"
"Soni! Kamu di situ rupanya? Kapan kamu pulang? Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa begini?" Alfi One menghujani Gibson dengan banyak pertanyaan. Gibson tertawa. Tak tahu mana yang harus di jawab.
"Soni sudah mendengar semuanya!"
"Kamu mencuri dengar rupanya! Apa kamu juga memasang penyadap dan kamera di ruang kerjaku? Dasar anak bengal!" Opa Kim mengomel.Gibson tertawa. "Demi keamanan!"
"Opa, Ayah...Soni minta maaf!"
"Hah baru kamu minta maaf, setelah membuat kami cemas!" Opa melempar buku agenda miliknya ke Soni.Gibson memiringkan tubuhnya. Meleset.
"Opa...Ayah...Nesia..."
"Soni! Kamu sudah kembali, nak. Apa yang terjadi?" Marie, ibunya datang menghambur. Dia memeluk putra tunggalnya itu. Soni melepas tongkat di tubuhnya, memeluk ibunya. Oma Kira datang menyusul. Ruangan itu jadi riuh.
"