Seorang pelayan tampak menyambut dan mengantarkan sepasang kekasih yang tampan dan cantik itu dengan diiringi musik merdu dari kejauhan.
Aura yang familiar pun melewati Mu Chuqing, matanya bercahaya, lalu dia memalingkan wajahnya menghadap ke arah jendela. Untuk menghindari bertemu dengan pasangan itu, dia perlahan memutar tubuhnya.
Namun, tanpa sengaja tangan Mu Chuqing menyenggol gelas anggur hingga dengan cepat dia menahannya. Sayangnya, anggur tersebut tetap saja tumpah ke pakaiannya. Gerakannya itu cukup menarik perhatian sehingga membuat Su Nuan yang ada di hadapannya terkejut.
Su Nuan segera memegang tangan Mu Chuqing dengan wajah yang terlihat khawatir, lalu berkata, "Chuqing, kamu tidak apa-apa, kan?"
"Tidak apa-apa, aku pergi ke toilet sebentar!" ucap Mu Chuqing sambil menggelengkan kepalanya dan berusaha tersenyum.
"Aku temani kamu ya."
"Tidak perlu." Mu Chuqing menggunakan tangannya menahan tangan Su Nuan. Ketika dia mengambil tasnya dan berdiri, tatapannya justru melihat sebuah sudut di depannya. Rupanya, Chang Chu sedang menatapnya dengan terkejut.
Mu Chuqing mengerutkan keningnya karena merasa jijik. Dia menarik pandangannya, matanya menatap sekilas kepala pria yang membelakanginya, lalu dia memutar tubuhnya dan berjalan ke arah toilet.
Mu Chuqing berdiri di depan wastafel, lalu menggunakan saputangan basah menyeka noda anggur di atas pakaiannya. Begitu kembali ke negara ini, dia justru langsung bertemu dengan orang yang paling tidak ingin ditemui olehnya. Hubungan yang menyebalkan ini ternyata masih sangat kuat.
"Chuqing? Ke mana saja kamu beberapa tahun ini?" Terdapat sedikit keraguan di suara itu, tetapi jelas terdengar ejekan di dalamnya.
Tangan Mu Chuqing terhenti ketika mendengar suara itu. Alisnya dikejutkan, lalu dia mengangkat kepalanya dan melihat wanita yang berada di belakangnya melalui cermin. Tubuh yang kurus, wajah yang polos dan cantik.
Mu Chuqing menyipitkan mata, lalu kembali menundukan kepalanya kembali untuk membersihkan noda anggur di pakaiannya. Sementara si belakangnya, Chang Chu tertawa, lalu dengan perlahan dia berjalan ke wastafel di sebelah wanita itu.
"Chuqing, apakah tidak ada yang ingin kamu katakan kepadaku?" tanya Chang Chu.
Mu Chuqing mencuci bersih sapu tangannya, lalu dengan kuat dia memeras saputangan itu. Lalu dia berkata dengan nada marah, "Maaf, aku tidak tahu bagaimana berbicara dengan binatang buas." Sangat jelas bahwa dari awal dirinya tidak berencana bersandiwara dengan wanita hina itu.
Wajah Chang Chu menjadi dingin ketika mendengar jawaban Mu Chuqing, namun hanya beberapa saat saja. Lalu, dia menundukan kepala, mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya kepada wanita itu.
Mu Chuqing memutar matanya, sepasang mata yang jernih itu pun menjadi menyusut.
Chang Chu tersenyum dengan bangga dan berkata, "Minggu depan adalah perjamuan pertunanganku dengan Chen. Silakan datang."
"Chang Chu, kamu tidak merasa bersalah!" kata Mu Chuqing yang menatap Chang Chu dan merasa konyol.
Chang Chu langsung menunjukan bahwa dirinya tidak bersalah. Dia pun berkata, "Chuqing, bicara apa kamu. Dulu aku tidak dapat menemukanmu, tetapi hari ini aku justru bertemu denganmu, bagaimana mungkin aku tidak mengundangmu? Dulu pada jaman sekolah hubungan kita sangat baik Oh! Masih ada Su Nuan, saat itu kita bertiga adalah kembang sekolah."
Mendengar perkataan ini, Mu Chuqing jutru tersenyum. "Apa berhubungan baik artinya hingga berani naik ke kasur suami orang lain?"
Senyuman di wajah Chang Chu mengeras tiba-tiba, dia melihat terdapat kebencian di mata Mu Chuqing.
"Mu Chuqing, jangan berbicara seolah kamu adalah orang suci, aku dan Chen saling mencintai…"
Tiba-tiba saja, Mu Chuqing menarik undangan di tangan Chang Chu. Dengan tidak sabar dia berkata, "Aku tidak ingin mendengar omong kosongmu, undangan ini aku terima!"
Selesai berbicara, tanpa memperdulikan kepanikan dan kekesalan di wajah Chang Chu, Mu Chuqing keluar dari toilet.