Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

CINTAI AKU SEPENUHNYA 18+

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉArsitaaa24
--
chs / week
--
NOT RATINGS
142.5k
Views
Synopsis
karena kejadian tak terduga, Nathan dan Aluna diharuskan menikah. meskipun Nathan tak mencintainya, Aluna tetap berusaha membuat Nathan melihat ke arahnya. mampukah Aluna menaklukan Nathan?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. I NEED SOMEBODY TO HEAL

Plak

"Aahhh."

Aluna mengerang ketika tangan besar Nathan menampar pantatnya, Nathan tengah membopong tubuhnya seperti karung beras.

"Kau gadis nakal Aluna, aku sudah memperingatkan untuk tak membuat ulah. Tapi kau dengan beraninya menumpahkan minuman pada gaun Lauren."

"Itu karena dia terus menggodamu."

Plak

"Aahh."

"Apa hanya karena itu?" tanya Nathan.

"Dia mengataiku...." ucap Aluna.

"What?"

"Kau tak akan mengerti." ungkap Aluna, yang kembali mendapatkan pukulan di pantatnya hingga membuatnya mengerang.

Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, melewati lorong-lorong sepi. Nathan menurunkan celana dalam putih Aluna kemudian memasukan satu jarinya pada inti gadis yang berada di pundaknya itu.

"Nat__than."

"Kau harus di hukum Aluna." ucap Nathan.

"Aku suka hukuman." balas Aluna tanpa rasa takut.

Nathan menurunkannya lalu mendorong Aluna hingga terlentang di atas tempat tidur, dengan celana dalam yang masih berada di pahanya.

Aluna menatapnya dengan menggoda, saat jari-jari Nathan membuka kancing kemeja yang di kenakan pria itu. Hingga Nathan setengah telanjang, pria itu menarik celana dalam Aluna menyisakan tubuhnya yang masih terbalut dress selutut berwarna peach tanpa celana dalam.

"Kau ingin hukuman?" Aluna mengangguk lalu mendesah saat Nathan mencium intinya dengan lembut.

๏ฟผ

"Nat__ahhh." Nathan menghentikan aksinya ketika Aluna hendak orgasme, Ia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi lalu menutup dan menguncinya agar Aluna tidak lagi sembarangan masuk saat Ia sedang mandi.

Ditinggalkan begitu saja oleh Nathan membuat Aluna mengerang kesal, nafasnya naik turun dadanya bergemuruh.

Seperti inilah kehidupan rumah tangga Aluna dan Nathan. Ya, mereka sudah menikah, menikah karena sebuah kesalahan Nathan yang mabuk dan berakhir di ranjang bersama Aluna. Meskipun gadis itu tak hamil namun tetap saja Nathan harus bertanggung jawab.

Kehidupan rumah tangga mereka berjalan lancar, dengan Aluna yang masih berusaha membuat Nathan mencintainya, meskipun pria itu selalu mengabaikannya tapi tak mematahkan semangat Aluna untuk membuat pria itu membalas cintanya, semenjak kematian Kakanya Roy, Aluna menjadi seorang yang tak dianggap oleh kedua orang tuanya ralat kedua orang tua tirinya.

Saat Aluna berumur 4 tahun dan Roy berumur 5 tahun, kedua orang tua tirinya mengadopsinya dari panti asuhan. Faktanya pasangan itu hanya ingin mengadopsi Roy untuk menjadi penerus perusahaan mereka tapi karena Aluna ngotot ingin ikut dengan Roy. Akhirnya pasangan itu memutuskan membawa Aluna.

Kehidupannya bersama keluarga baru begitu harmonis dan bahagia, tapi sebuah kejadian dimana Roy meninggal karena sebuah kecelakaan saat pria itu berbalapan motor, membuat hidup Aluna hancur.

Sedih karena kehilangan Kakaknya, juga sedih karena ibu dan ayah tirinya membencinya. Dan mengusirnya dari rumah.

Mereka menempatkan Aluna di sebuah apartement dan setiap bulannya selalu di kirimkan uang untuk kebutuhan hidup Aluna. Ia cukup bersyukur sekaligus merasa tertindas karena ucapan ibu tirinya saat itu.

"Kau anak manja yang tak berguna."

Sejak itulah Aluna bangkit dan tak menerima uang bulanan yang selalu di kirimkan untuknya, Aluna memilih bekerja sendiri sebagai model. Dan membiayai hidupnya dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

Aluna menatap dalam diam ke arah Nathan yang masih tertidur, bibirnya tersenyum kecil melihat wajah Nathan yang tertidur di setiap pagi, yang menjadi rutinitas dirinya setiap hari.

Aluna semakin mengeratkan pelukannya pada dada bidang Nathan yang tak memakai baju. Nathan memang tak biasa tidur dengan memakai baju. Dan itulah juga yang membuat Aluna menyukainya karena Ia bisa dengan bebas melihat otot-otot perut Nathan yang keras itu.

Aluna mengusap pelan rahang Nathan perlahan tangannya turun ke dada pria itu lalu semakin ke bawah dan

Hap

Nathan berhasil mencegah lengan cantik Aluna yang hendak menyentuh ereksinya.

"Kau benar-benar tidak bisa membuatku tenang sebentar saja." ucap Nathan.

"Sudah menjadi kebiasaanku." jawab Aluna. Nathan bangkit dan terduduk di atas kasur setelah menyingkirkan tangan Aluna dari tubuhnya.

"Nathan apa yang salah denganku?" tanyanya dengan lirih, Nathan melihat ke arahnya sekilar dengan sebelah alis terangkat sebelum akhirnya menjawab.

"Tak ada yang salah denganmu."

"Lalu apa yang kurang dariku? Aku cantik, sexy, dan..."

Cup

Nathan mencium sekilas bibir Aluna sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Nathan...."

"Aku butuh sarapan. Dan aku tak ingin terlambat masuk sekolah."

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Telat lagi Aluna?" suara Pak Wildan mengagetkan Aluna yang baru saja memasuki kelas. Dilihatnya pak Wildan sudah berada di dalam kelas, entah sejak kapan yang pastinya guru itu selalu datang tepat waktu di mata pelajarannya.

"Maaf pak tadi saya...."

"Oversleep? again?" Aluna menunduk. Pak Wildan menghembuskan nafas berat Ia memiringkan tubuhnya dengan tangannya sebagai tahanan memegang pinggiran meja.

"Saya tidak tahu harus memberikan kamu hukuman apa lagi agar kamu jera." ucapnya dengan nafas berat, guru itu terlalu lelah dan mungkin sudah lelah menghadapi tingkah Aluna. Selain selalu kesiangan datang ke sekolah, Aluna juga menjadi orang yang banyak membuat masalah di sekolah. Entah itu bertengkar dengan pria ataupun fans Nathan sampai Ia bisa dibilang sering masuk ruang BP.

"Aluna coba kamu lihat teman-temanmu." pinta pak Wildan, Aluna hanya menurut menatap satu persatau teman kelasnya yang tengah terdiam melihat ke arahnya ada yang menampilkan ekspresi, kesal, marah, murka dan sedih.

"Kamu tahu kan saya tidak akan memulai pelajaran jika salah satu murid di kelas terlambat datang. 30 menit kamu membuang waktu saya dan bukan hanya saya yang rugi tapi teman-temanmu juga termasuk dirimu."

"Maaf pak." ucap Aluna pelan dengan wajah menunduk.

"Sekarang kamu duduk, kamu saya ijinkan mengikuti pelajaran saya. Tapi dengan catatan, Absen kamu Alfa."

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Aluna, Hellow...." panggil Lily teman Aluna dengan nada geram, karena sahabatnya itu tak menyahut saat Ia memanggil namanya.

"Kenapa Ly?" jawab Aluna malas, hari ini dirinya memang sedang tidak mood karena lagi-lagi Nathan menurunkannya di Halte bus sehingga hal tersebut menjadi penyebab Aluna sering terlambat. Sebelum menikah dengan Nathan dirinya bahkan bisa di bilang orang pertama yang datang ke sekolah, bukan tanpa Alasan karena dirinya ingin menjadi wanita pertama yang menyambut kedatangan Nathan di depan gerbang sekolah.

Intinya Aluna benci menjalani hubungan backstreet.

"Kamu sedang ada masalah?" tanya Lily.

"Tidak." Lily menghela nafas pasrah, jika sudah begini Ia tak dapat membujuk Aluna untuk menceritakan apa yang sedang di pikirkan sahabatnya itu. Karena jika Aluna siap, gadis itu akan bercerita dengan sendirinya.

Kantin yang tadinya tidak terlalu ramai, kini mulai terdengar teriakan-teriakan nyaring dari para gadis saat melihat kedatangan Nathan and the gang ke kantin. Selalu seperti ini, ramai dan sangat berisik hingga gendang telinga serasa mau pecah berada di dekat gadis-gadis yang tengah berteriak itu.

Aluna menyeruput es jeruknya, bola matanya yang bulat tak terlepas dari penglihatannya mengamati gerak-gerik Nathan yang terlihat biasa saja dengan wajah datar saat gadis-gadis yang merupakan fans Nathan, mendekatinya dengan tampang genit.

Aluna ingin sekali mencongkel bola mata gadis-gadis yang tengah menggoda suaminya tersebut dan Ia ingin sekali menarik lidah mereka sehingga mereka tak lagi bisa bicara.

"Aku dengar Nathan punya kekasih." Aluna menoleh ke arah Lily dengan mata melotot, membuat sahabatnya itu bergidik ngeri.

"Why look at me like that?" tanya Lily dengan wajah bingung.

"Aku ISTRINYA." ucap Aluna menekankan, Lily hanya menahan tawanya.

"Kau memang istrinya tapi kenapa sampai sekarang Nathan masih belum membuka hatinya untukmu?"

"Aku sedang berusaha."

"Percuma berusaha seorang diri."

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Aku laper." ucap Aluna dengan manja memeluk Nathan dari samping berusaha membuat Nathan peka dan mengenyampingkan sebentar kegiatannya mengerjakan tugas di laptop.

"Nathan...." Aluna menenggelamkan wajahnya di leher pria itu memberikan ciuman-ciuman singkat disana.

Nathan menghela nafas dan menyingkirkan laptop di pangkuannya ke atas nakas, Ia mencoba melepaskan pelukan Aluna tapi gadis itu tak berniat melepaskannya.

"Aluna__"

"Gendong." potong Aluna, masih dengan nada manja.

"Aku lelah Aluna."

"Jadi tubuhku berat? Gemuk?" Nathan mengernyit bingung. Belum sempat Nathan menjawab Aluna lagi-lagi memotongnya.

"Apa kamu lebih menyukai kekasih barumu itu." ucap Aluna dengan sedikit terisak.

"Aluna jangan mulai."

"Aku akan mencoba diet, tapi kamu jangan selingkuh."

Nathan menghela nafas berat, beginilah hidupnya yang harus menghadapi sikap manja Aluna.

Belum lagi jika gadis itu membuat masalah di sekolah, Nathan pula lah yang harus menyelesaikannya.

"Aku cinta kamu." ungkap Aluna dengan pelan, namun mampu membuat jantung Nathan berdetak tak normal.

Aluna memekik kaget ketika Nathan mengangkat tubuhnya ala bridal dan membawanya keluar kamar menuju meja makan. Mendudukannya di atas meja, Aluna tersenyum dan hendak berucap tapi Nathan lebih dulu menciumnya.

Perlahan tapi pasti, Aluna membalasnya tak kalah liar. Tangan nakal Nathan memulai aksinya dengan memasuki kaus polos selutut Aluna dan meremas gundukan di dalamnya yang masih tertutupi bra.

"Ahhh...." Aluna mendesah.

"Masih lapar?" tanya Nathan dengan napas terengah. "Tidak lagi." jawab Aluna dengan senyuman.

Nathan mengangkat tubuhnya dan mendudukan Aluna di pangkuannya setelah sebelumnya melepaskan celana dalam Aluna.

Aluna bergerak mengeluarkan ereksi Nathan dari sangkarnya, berurat dan keras yang perlahan memasukinya.

Keduanya mendesah, menikmati setiap gerakan yang mereka ciptakan. Bergerak dengan tempo yang pelan tapi erotis.