Chereads / CINTAI AKU SEPENUHNYA 18+ / Chapter 5 - 5. IT'S EASY TO SAY, BUT IT'S NEVER THE SAME

Chapter 5 - 5. IT'S EASY TO SAY, BUT IT'S NEVER THE SAME

🌱🌺🌺🌺🌱

HAPPY READING

🌱🌺🌺🌺🌱

"Sudah ambil keputusan?" Nathan menengok ke arah pria yang tengah membaca koran paginya, mendengar pertanyaan yang pernah Lucas tanyakan minggu lalu membuat Nathan kembali pada posisi membisu.

Nathan tepikal orang yang tidak suka bertele-tele, Ia akan memutuskan langsung tanpa memikirkannya lagi, sepeti Dadynya. Tapi untuk soal permintaan Ayahnya yang satu ini, membuat Nathan bingung. Sampai 7 hari ini Ia masih belum bisa memutuskan.

"Aku..."

"Dady tahu ini keputusan yang berat, tapi Dady mengharapkan kamu bisa menjalankan perusahaan Dady di Amerika. Setidaknya setelah kamu lulus SMA." Lucas menutup koran dan melipatnya kembali, menaruhnya di atas meja. Ia meraih kaca mata yang menggantung di dadanya, mengenakannya sebelum melangkah pergi.

Sepeninggalan Dadynya, Nathan hanya diam dengan pikiran yang berantakan. Ada hal yang membuatnya takut dan khawatir, bukan tentang dirinya melainkan tentang Aluna.

🌱🌺🌺🌺🌱

Aluna bernafas lega ketika dia membalikan papan yang bertulisan open menjadi close. Artinya selesai sudah pekerjaannya, Ia ingin segera pulang dan istirahat dengan memeluk Nathan.

"Aluna!" gadis yang hendak melangkah pergi dari tempat kerjanya itu seketika mengurungkan niatnya saat mendengan seseorang memanggilnya.

"Akhirnya aku menemukanmu." Aluna mengerutkan kening bingung, seorang pria yang saat ini tengah berdiri di depannya menatapnya dengan bibir tersenyum indah menambah ketampanannya yang semakin menonjol.

Belum sempat Aluna mengeluarkan suara untuk bertanya, tapi pria itu langsung memeluknya tiba-tiba.

"Maafkan aku, Aluna." Aluna semakin di buat bingung dengan pria yang tengah memeluknya itu. Aluna mencoba melepaskan diri dan sedikit menjauh saat pelukannya terlepas.

"Maaf tuan, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Aluna, bukannya menjawab pria di depannya itu justru tertawa renyah.

"Kau melupakanku?" tanya pria itu dengan nada tak percaya. Aluna menatapnya dengan mata menyipit, Ia seolah mengenal wajah pria itu tapi Ia tak yakin jika asumsinya benar.

"Aku Harry, Aluna. Teman baik Kakakmu." Aluna terkejut bukan main, bahkan Ia menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan mata yang melotot kaget.

"KAK HARRY." pria bernama Harry itu mengangguk pasti, bahkan Ia sudah merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan Aluna.

"Iya, ini aku."

"Kakak kemana aja? Aku kangen tau."

"Sedikit sibuk." Aluna memukul pelan punggung Harry, pria itu hanya terkekeh kecil dengan pelukan yang semakin erat. Rindu yang selama 3 tahun ini Ia tahan akhirnya bisa tertuntaskan.

"Kau tidak mau melepaskan pelukanmu?" tanya Harry, Aluna seketika tersadar Ia langsung melepaskan diri dengan wajah merona.

"Maaf, aku terlalu merindukan Kakak."

"Aku tahu." jawab Harry dengan percaya diri yang kembali mendapat pukulan kecil dari Aluna, pria di depannya sama sekali tidak berubah, tingkat kepedeannya bahkan makin bertambah.

"Sudah makan?" Aluna menggeleng.

"Baiklah kita habiskan malam ini dengan berbagai cerita."

🌱🌺🌺🌺🌱

Nathan terdiam dalam keheningan, pikirannya terus bekerja memikirkan dimana dan bagaimana keadaan istrinya saay ini.

Sudah ke 10 kali Nathan menghubungi Aluna tapi gadis itu tak mengangkatnya sama sekali, istrinya itu malah mengirimkan pesan padanya.

Aluna

"Sebentar lagi sampai"

Nathan mengeram, emosinya kembali naik apalagi saat Ia mengetahui fakta bahwa Aluna sudah lama tak bekerja lebih tepatnya di pecat dari pekerjaannya sebagai model. Nathan tak habis pikir dengan Aluna, sebenarnya apa yang dipikirkan gadis itu yang tak memberitahukan informasi penting ini padanya bahkan bekerja sebagai pelayan di kafe saja Aluna tak memberitahunya.

Nathan kecewa, Ia marah bahkan sudah murka.

Lalu apa yang membuat gadisnya ini pulang terlambat?

Ting... Tong..

Nathan menengok ke belakang dimana bel apartemennya berbunyi, Ia bangkit dari kursi lalu berjalan menuju pintu.

Pintu terbuka, Nathan tepaku sesaat, ketika melihat seorang pria yang tengah membawa Aluna yang sedang tertidur dalam gendongannya.

"Bisakah kami masuk?" tanya pria itu.

"Biar aku yang membawanya." ucap Nathan hendak mengambil alih Aluna dari pria yang merupakan sahabat kecilnya itu. Pria itu sedikit menjauh.

"Tidak perlu, tunjukan saja dimana kamarnya." mau tak mau Nathan menyingkir memberikan jalan pada pria itu.

🌱🌺🌺🌺🌱

Nathan mengepalkan tangannya, melihat pria itu tengah mengusap lembut kepala istrinya yang sudah di baringkan di atas kasur.

Nathan yang berdiri di samping pintu kamar hanya bisa diam tak bisa berkutik.

"Kenapa kau melanggar janjimu." ucap pria itu masih dengan posisi yang sama tanpa menoleh ke arah Nathan.

Nathan terdiam. Memang mudah untuk menjawab tapi sulit untuk melakukan, bibirnya hanya diam membisu. Mengikuti naluri hati yang tak menginginkan masa lalu kembali terungkit.

Jengah dengan Nathan yang hanya diam, pria itu bangkit lalu berjalan ke arah Nathan dan melewatinya begitu saja tanpa menoleh sedikitpun, pria itu sudah emosi dan sudah ingin melayangkan pukulan pada wajah tampan Nathan.

🌱🌺🌺🌺🌱

Nathan terduduk di kursi yang mengarah pada pemandangan malam yang di penuhi dengan kendaraan dengan langit yang gelap tanpa adanya bintang. Sedangkan pria tadi tengah berdiri dengan menyenderkan punggungnya pada dinding balkon, kedua tangannya Ia masukan pada saku celanannya.

Wajahnya menunduk, Ia menghembuskan nafas yang terdengar seperti pasrah tapi juga tersirat emosi di dalamnya.

"Kau tahu aku bertahan selama ini karena siapa?" tanya pria itu yang sudah mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah Nathan. Tapi, Nathan seolah tak ingin menanggapinya dan hanya diam dengan rahang mengeras. Karena tanpa menjawab pertanyaan, sahabat kecilnya itu pun Nathan tahu siapa yang sudah membuat pria itu bertahan melawan sakit leukimia, berobat di luar dan meninggalkan gadis yang yang di cintai pria itu tanpa memberitahu apapun.

"Jika Roy masih hidup dia pasti akan membunuhmu." ucap pria itu dengan tatapan tajam.

"Jangan membawa-bawa namanya, Harry." kata Nathan tak kalah sinis.

"Kenapa? Kau masih merasa bersalah? Mungkin memang kau seharusnya merasakan hal itu selamanya. Karena kau dia pergi untuk selama-lamanya dan karena kau usahaku sia-sia untuk mendapatkan Aluna dan karena kau hidup kami hancur dan karena...."

BUGH

BUGH

BUGH

Nathan sudah di luar kendali, Ia tak dapat menahan lagi emosinya. Terlalu menyakitkan mendengar perkataan yang memojokannya seperti itu tapi mungkin itulah kenyataan. Semuanya karena Nathan.

"AKU TIDAK SALAH! KAU YANG BERENGSEK HARRY!"

BUGH

Pukulan terakhir Nathan layangkan hingga membuat Harry terkurai lemas di atas lantai dengan berlumuran darah, tapi pria itu seolah tak merasakan sakit. Harry malah tersenyum dan kemudian terkekeh.

"Kau meluapkan emosi padaku? Yang jelas-jelas kesalahannya ada padamu."

Nathan bangkit dari atas tubuh Harry Ia hendak masuk ke dalam tapi seketika tubuhnya membeku melihat seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri disana. Dengan tatapan yang sulit Nathan artikan, untuk pertama kalinya Nathan tak melihat tatapan cinta dari gadis itu untuknya.

"Aluna."

🌱🌺🌺🌺🌱

SEE YOU AGAIN

🌱🌺🌺🌺🌱